Mata itu berbinar terang, bibirnya melengkung hingga kelopaknya menyerupai bulan sabit. Rasa bahagianya tertahan dengan remasan tangan di ujung baju terusannya yang baru bisa dipakai lagi hari ini.
"Papa!!" Suara jeritan khas anak-anak terdengar, bersamaan dengan pria paruh baya yang memasuki rumah diikuti oleh bawahannya yang menggeret koper besar.
Senyumnya semakin lebar ketika sang papa menatap dan berjalan ke arahnya, kaki kecilnya melangkah pelan menghampiri papanya tetapi kaki kecil lain lebih cepat membalapnya sampai berhasil menubruk pria yang sangat ia rindukan itu.
"Papa! Thalia rindu sekali."
Kaki kecilnya berhenti, binar matanya meredup mendapati papanya seolah melupakan keberadaannya dan memilih fokus pada sambutan anaknya yang 'lain'. Tanpa papanya melihat, sebuah dorongan membuat tubuhnya terhuyung ke belakang. Kepalanya mendongak, melihat ibu tirinya—Lilith, menatap tajam tepat di depan matanya. Bibirnya berbisik namun tekanan katanya seolah terdengar seperti perintah.
"Mundur."
Tubuh kecilnya mengigil ketakutan, masih basah diingatannya rasa sakit pukulan di belakang punggungnya yang kini tertutup baju indah miliknya. Tidak ada yang menyangka bahwa dibalik kain mahal itu terdapat banyak sekali lebam kebiruan yang membekas dan belum hilang.
Kakinya mundur beberapa langkah sambil menunduk, remasan di baju terusannya semakin mengencang karena rasa takutnya. Di depan sana, papanya menyambut pelukan ibu tirinya, Thalia yang berada digendongannya membuat gambaran keluarga bahagia itu semakin sempurna andai saja orang luar yang melihat.
Ia semakin menunduk, menyembunyikan kesedihannya.
"Athena."
Suara berat itu membuat Athena mengangkat kepalanya, bola matanya yang sempat redup kini berbinar kembali. Papanya berlutut di depannya, meraih tubuh Athena dan mengangkatnya sambil berdiri.
"Rindu papa, hm?" Mahares Noir—Ares, papanya itu menangkap senyuman lebar Athena, pipinya memerah karena rasa bahagianya.
"Sangat, Athena rindu sekali dengan papa." Tangan kecilnya melingkari leher Ares. Menaruh sebelah pipinya ke pundak ares, memejamkan mata sampai isakan kecil terdengar. "Rindu sekali, kenapa papa lama sekali meninggalkan Athena?"
Air mata Athena membasahi leher Ares, membuat ares menepuk - nepuk pelan punggung anaknya itu. Tidak mengherankan melihat Athena yang menangis di pelukannya seolah ini adalah kegiatan rutinnya setelah ia pulang dari luar kota, ia menganggap bahwa Athena sedang sangat merindukannya.
Tepukan lembut Ares di punggung Athena membuat rasa sakit bekas pukulan itu semakin menyengat, telapak tangan kecilnya meremas jas hitam Ares semakin erat. Rasa ingin memberitahu Ares tentang perilaku jahat Lilith kepadanya semakin menguat, tetapi saat tanpa sadar kelopak mata basahnya terbuka ia langsung melihat tatapan mengancam dari Lilith di belakang punggung Ares.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHENA
RomanceHigest rank #4 in Manipulatif 28/06/2024 Higest rank #1 in Athena 31/06/2024 Higest rank #1 in gaslighting 01/07/2024 *** Bertahun-tahun Athena bertahan di neraka buatan ibu dan saudari tiri di rumahnya sendiri yang tanpa sadar ayahnya ikut andil di...