29. Bintangku

237 22 2
                                    

Author pov

.
.
.
.
.

Rena terkejut dan merasa lemah, rena terduduk di lantai koridor.

Semua siswa siswi juga terkejut mendengar pengakuan dyan, princess mereka yang slalu menolak siapapun untuk jadi pacarnya, dan kini dyan sendiri yang mengungkapkan perasaannya di depan umum.

Mereka semua menyerah dengan pengakuan dyan, terlebih melihat dyan sendiri mencium rania di depan mereka, Hendra dan Bima yang sangat kuat perasannya terhadap dyan hanya bisa terdiam menahan rasa cemburu yang amat dalam.

Dyan masih mencium rania dan posisi tangan masih melingkari leher rania, sedangkan rania membulatkan matanya karna merasa senang dan malu menjadi satu.

Rania merasa kaku, tangan kanan menahan kruk sedangkan tangan kiri terdiam.

Angel kezie oliv dan jessie sangat tak percaya jika dyan benar benar berani mengungkapkan perasaannya depan umum.

"Dyan bener bener cegil gaes" Jessie tersenyum menggeleng melihat dyan yang masih mencium rania.

"Tapi gue seneng banget dyan udah balik ke sikapnya yang dulu, g terpuruk kayak kemaren itu, gue bener bener sakit liat dyan terpuruk, yaah walaupun sekarang tambah gila sikapnya gue tetep suka" Angel terkekeh.

"Hm, gue aja g nyangka dyan bakalan berani ambil tindakan kayak gini" Kezie merangkul angel.

"Gue terharu banget hiks, perjuangan mereka bener bener buat hati mungil gue tersentil" Oliv merangkul angel dan jessie.

Mereka menangguk, setuju dengan ucapan oliv.

Dyan melepaskan ciumannya, dan menatap rania yang terdiam.
Dyan tiba tiba merasa malu, pipi terasa panas.

"Gu_gue suka banget sama lo rania_ jadi, jangan kasih perhatian lo ke yang lain, selain gue" Dyan menutup mukanya dan berlari meninggalkan rania, dyan berlari melewati siswa siswi yang masih menatap dyan tak percaya.

Rania masih terdiam dan menatap punggung dyan yang semakin menjauh.
Rania melihat semua mata juga tertuju padanya, ada yang kesal ada juga yang tersenyum, ada yang masih tak percaya dengan suasana saat ini.

Rena bangkit dari duduknya dan menuju rania.

"Lo beneran pacaran sama dyan?" Rena menatap rania.

"Hm" Rania hanya mengangguk dan menahan senyumnya, rania juga merasa panas di pipinya.

Rena melihat rania yang malu malu, rena tak percaya rania yang cuek, manusia tak berekspresi bisa seimut ini ketika malu, terlebih saat rena melihat pipi rania yang kemerahan.

Eva dan Rika sebagai sahabat rena langsung menghampiri rena yang hampir pingsan.

Rania mencoba santai dan lanjut ke kelas menyusul dyan.

.
.
.
.
.
.

"Wuuuuuuhhh, welcome back to our class raniaaa, our heroine guuuys" Teriak teman teman kelasnya.

Rania tak terlalu peduli dengan seruan teman teman kelasnya, ia hanya fokus pada dyan yang menundukkan kepalanya, rania tersenyum saat dyan sudah kembali duduk d sampingnya, rania benar benar rindu pada dyan.

Rania berjalan tertatih menghampiri dyan dan meletakkan ranselnya, rania menggeserkan kursinya mendekati dyan yang masih menunduk malu.

"Hei, udah g marah lagikan?, soalnya udah duduk di sini lagi" Rania menggoda dyan.

Dyan semakin malu dan memalingkan wajahnya.

"Oi rania, dyan, lo berdua beneran pacaran nih?" Anggi tiba tiba menghampiri dyan dan rania.

Who Will Be Mine? (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang