7. Cerewet

398 44 0
                                    

Author pov

.
.
.
.
.

"Rania mau di kupasin buah nggak?"

"Boleh kalo nggak keberatan" Ucap rania.

"Bentar ya"

Rania melihat dyan dengan hati hati mengupas buah pir, rania tersenyum bahagia, akhirnya dia bisa mengatakan perasaannya ingin dyan kembali mengusiknya.

"Aaa" Dyan ingin menyuapi potongan pir pada rania.

Rania malu dan gengsi...

"Rania?" Dyan dengan muka tablonya.

"Gue bisa sendiri" Rania ingin mengambil garpu dari tangan dyan.

"No!, gue yang nyuapin, ayok aaa" Dyan memaksa.

Rania memalingkan wajahnya.

"Rania aaa" Dyan menghadapkan wajahnya tepat di depan rania.

"Uuuhh rania sayaaang aaa" Dyan masih memaksa.

Sikap dyan barusan semakin membuat rania tak mau menerima, karna menahan gengsi dan malunya.

"Rania ih, buruan buka mulutnya aaa, capek gue AA terus AA terus" Dyan mulai jengkel.

Rania sedikit takut mulai memejamkan matanya dan membuka mulutnya.
Rania benar benar pasrah karna dyan.

"Hehe anak pinteerr, lagi ya, nih"

Rania menurut....
Karna ia tahu berhadapan dengan dyan tak akan pernah bisa selesai.

"Rania tau nggak, tadi gue nggak fokus belajar karna mikirin lo, gue bener bener takut lo kenapa napa"

Rania masih mengunyah dan mendengarkan dyan..

"Rasanya tuh pengen ketemu sama lo, tapi pas udah kesini gue malu" Dyan kembali menyuapi rania..

"Tau nggak, sebenarnya dari dulu gue pengeeen banget temenan sama lo, nggak tau kenapa"

Rania masih setia mendengar...

"Tapi lo slalu jahatin kezie, jadi gue rada kesel"

"Trus anehnya setiap gue nyerah mau temenan sama lo, pasti lo slalu dateng ke gue, walaupun dengan muka ngeselin lo itu" Dyan sangat jujur.

"Dan lo slalu dateng setiap gue_"

Dyan berhenti ngoceh...

".....?"

"Makasih ya, lo udah kek heroin gue ran" Ucap dyan dengen senyum manisnya.

"Hm" Rania mengangguk..

"Rania tau nggak, tadi lo di sebutin terus sama anak anak sekolah_"

"Ada yang bilang lo keren lo kece blablabla" Ucap dyan sedikit jengkel.

"Kenapa mereka g sadar dari kemaren kemaren, padahal lo keren tiap hari, ih ngeselin memang"

Rania masih setia mendengar....

"Rania tau nggak, tadi gue denger dari Siska, kalo rena di marahin papanya, trus dia di skors sama pihak sekolah, memang pantes dia di hukum sih"

Rania kembali setia mendengar dyan mendongeng.

"Rania? Kok lo diem aja"

"Hm, lanjut" Rania hanya menggeleng.

"Rania, itu__ lo jangan nyakitin anak orang lagi ya" Dyan sedikit takut mengingat rania mencengkram leher rena.

"tergantung_ nggak janji" Ucap Rania.

Who Will Be Mine? (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang