胡蝶しのぶ: Kochou Shinobu (1)

74 12 6
                                    

Hujan deras mengguyur Kota Kobe sejak dini hari, tak henti-hentinya membasahi tanah. Meski berada di tengah cuaca buruk seperti ini pun, hal tersebut tak menyurutkan niat Uzui Tengen untuk mengadakan sesi temu-bincang bersama klien. Yah, beginilah seorang detektif berjiwa idealis tinggi, mau itu hujan dahsyat, banjir atau angin kencang sekalipun, semuanya akan ia terjang demi kliennya.

Dan kini, telah duduk di hadapan Uzui, sosok wanita dengan latar belakang luar biasa. Ia merupakan seorang dokter kecantikan terkemuka di Jepang, Kochou Kanae.

"Maaf, anda jadi repot-repot datang ke sini." Sang klien menundukkan kepala, "Sedari tadi hujannya tidak berhenti, ya? Anda tidak kehujanan, kan?"

Uzui menggeleng pelan, "Santai saja. Saya paham kok, jadwal anda pasti sangat padat. "

Orang itu tersenyum lembut, "Terima kasih sudah mau datang."

"Tondemonai desu (ini memang tugas saya). Tapi...sebelum ke inti pembicaraan, apa anda tidak masalah berdiskusi di ruang publik seperti ini, Kochou-sensei?"

*Notes : Panggilan "Sensei" bukan cuma dipakai untuk guru, tapi dipakai juga untuk dokter dan penulis

Alih-alih berdiskusi di tempat privat, Kochou Kanae malah mengajaknya bertemu di cafe. Tidak seperti kebanyakan klien yang akan datang ke kantor atau sebaliknya, Uzui-lah yang akan mendatangi kediaman mereka jika ingin berdiskusi serius, apalagi menyangkut keluarga atau saingan bisnis.

"Hai, daijoubu desu. Soalnya habis ini saya harus kembali ke atas karena ada jadwal praktek."

Uzui lalu mengangguk mengerti.

Cafe ini bukan sekedar cafe random pilihan Kochou Kanae, letaknya di lantai dasar rumah sakit Kota Kobe. Di antara pengunjung yang berlalu-lalang, ia bisa melihat satu dua orang mengenakan jas dokter hilir-mudik kemari untuk membeli kopi, terlebih lagi lokasinya dekat sekali dengan lift khusus petugas rumah sakit. Tanpa bertanya, Uzui sudah bisa menebak jalan pikir Kochou-sensei, 'praktis' dan 'efisien untuk berpindah tempat' menjadi alasannya memilih tempat ini, melihat dari kesibukannya sebagai dokter.

"Baiklah, silahkan." Uzui memberi gestur telapak tangan yang terbuka ke atas, mempersilahkan Sang klien untuk berbicara.

"Jadi, begini..." Kochou-sensei memperlihatkan foto seseorang dari handphonenya, "Imouto nan desu (dia adik saya), Shinobu. Dia baru menikah minggu ini..."

Kochou-sensei mengawali cerita seraya tersenyum, akan tetapi Uzui tahu, senyuman itu hanya kedok semata demi menyembunyikan kerapuhan yang ia rasakan, "Saya sangat senang begitu mengetahui adik saya akan menikah dan saya ingat sekali...dia mengenakan gaun yang sangat cantik, tersenyum begitu lebar saat acara pernikahan berlangsung."

"Tadinya saya pikir, adik saya akan bahagia setelah menikahi pria yang dia cintai. Sebaliknya, saya merasa dia menjadi berbeda...?" ada sedikit nada bertanya sebagai pengakhir kalimat, menandakan bahwa wanita itu sedikit ragu atau lebih tepatnya ia kebingungan menyangkut hubungan mereka yang kian terasa asing, "Entahlah...saya tidak yakin. Mungkin, saya cuma kesepian karena harus hidup terpisah dengan adik kesayangan saya. Jadinya, saya agak sensitif..."

"Kalian sangat akur, ya. Umumnya kakak-adik lebih sering bertengkar, kan?"

Kochou-sensei tertawa halus, "Terkadang kami bertengkar juga, kok."

"Hou...naruhodo. Kalau boleh tau, apa yang membuat anda berpikir...adik anda menjadi berbeda?"

"Ini agak sulit untuk dijelaskan, tapi saya merasa...gelagatnya aneh, terkadang dia seperti orang lain, gampang marah, bahkan membentak saya. Padahal dulu dia bukan orang seperti itu..."

Working with a Shaman to Investigate a CaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang