響凱: Kyogai (Final)

78 11 4
                                    

Suasana menjadi mencekam tatkala sosok besar nan mengerikan menampakkan diri. Ruangan yang semula terasa dingin menjadi panas bukan main dan bau busuk tercium begitu kuat membuat nafas Kyou tercekat, bahkan serasa membiusnya sampai ke titik di mana ia sama sekali tidak bisa bergerak.

Makhluk apa itu...?

Yang lebih penting lagi...Uzui-san...

Melihat sosok Uzui tengah bertaruh nyawa, pikirannya mulai bercabang. Otak dan batin juga seakan memberi perintah untuk menyelamatkannya, namun ia tak punya nyali. Kyou tahu ia harus melakukan sesuatu, ia tahu itu, tapi...ketakutan mengalahkan segalanya. Saat ini pun ia benci mengetahui bahwa tubuhnya gemetar hebat begini, padahal dirinya seorang dukun.

Selagi Kyou diam terpaku di balik sofa, makhluk besar itu berbicara, "Tidak seperti biasanya, kau menjamuku lebih cepat dari yang seharusnya, Kyougai. Apakah benar ini hidangan untukku?"

Ditodong pertanyaan oleh makhluk mengerikan seperti itu, Kyougai mengangguk terburu-buru disusul tawa menggelegar dari Si Iblis, "Hidangan kali ini lebih besar. Tangkapanmu semakin bagus saja. Berarti, keinginanmu juga sepertinya semakin besar, ya? Tapi..."

Makhluk itu mengendurkan tangan yang mencekik Uzui kemudian melepaskannya. Alhasil, Uzui terjatuh dan terbatuk-batuk di atas lantai.

"Apa-apaan ini...? dia sudah ditandai."

Mendengar hal itu, Kyou mengangkat wajahnya. Ditandai...

"H-hai (apa)?" Kyougai yang tidak paham dengan omongan Si roh jahat hanya dapat mencicit pelan. Tampangnya diliputi kebingungan bercampur kekhawatiran, membuat makhluk di hadapannya itu bertanya sekali lagi dengan nuansa marah.

"Makanya, kutanya lagi, apa benar hidangan ini untukku?"

Ah...Kyou sudah takut bukan kepalang tadi. Nampaknya mantra pelindung di telapak tangan Uzui cukup mempan untuk berkamuflase. Syukurlah, batinnya lega. Jujur saja, ia sempat tersudut dan yakin seratus persen jika mantra pelindungnya akan rusak karena energi yang dimiliki makhluk itu luar biasa besar, namun kini ia telah disadarkan akan satu hal. Ketakutan yang ia rasakan barusan bukanlah berarti apa-apa selama ia memiliki kepercayaan atas dirinya sendiri. Mulai dari situ, rasa cemas berangsur-angsur hilang.

Benar, cuma ia satu-satunya yang bisa menyelamatkan Uzui. Ini gilirannya melindungi Uzui.

Nah, sekarang...apa rencanamu? Saat sedang berpikir, tatapannya terhenti pada tumpukan bantal di atas sofa seberang.

Ada satu cara untuk menangani situasi genting ini, tapi ia sama sekali belum pernah mempraktikkannya. Apa kucoba saja cara ini?

Sementara di atas sana Kyougai tengah dimintai pertanggungjawaban oleh roh jahat yang ia sembah-sembah itu, Kyou diam-diam melancarkan aksinya.

"Kenapa kau tidak menjawab, Kyougai?"

"M-maaf, saya tidak mengerti apa maksud anda-"

"Biar kuberitahu otak tumpul-mu itu! Kalau sudah ditandai, berarti dia ini milik orang lain, bukan milikku! Aku tidak sudi disuruh memakan makanan punya orang lain!"

"M-maafkan saya," lirih Kyougai, menundukkan kepala.

"Lupakanlah." Si Roh jahat mengendus-endus, menolehkan kepalanya ke arah bawah, "Aku mencium wangi yang enak dari sebelah sana..."

Tepat di mana pandangannya berlabuh, ada Kyou tengah berdiri tegap sambil menenteng sesuatu di tangan kirinya, "Indera penciuman anda tajam, ya."

"Dare kono otoko (siapa anak ini)?"

Working with a Shaman to Investigate a CaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang