Pada akhirnya, aku kembali lagi...
Tiada bosannya Uzui Tengen memandangi rumah bertingkat dua yang terlihat jauh lebih baru, lebih modern pula ketimbang rumah-rumah lainnya. Pria itu diam tak berkutik juga tak banyak bicara, khidmat sekali memperhatikan setiap bentuk, sudut, beserta tata letak bangunan.
Berlokasi di dekat persimpangan jalan, rumah itu terlihat begitu mencolok, mengalihkan pandangan siapa saja yang kebetulan lewat, termasuk Uzui. Akan tetapi, faktor utama yang membuat pandangannya selalu mengarah ke sana bukan disebabkan oleh kemegahan eksteriornya, melainkan isi, penghuni, sekaligus sejarah yang tersimpan di baliknya.
Mula-mula, ia menganggap bangunan tersebut merupakan sebuah arsitektur biasa, berfungsi sebagai tempat tinggal—tidak kurang, tidak lebih. Nyatanya, rumah yang digadang-gadang sebagai tempat tinggal itu kerap kali menciptakan misteri, memperkuat alasannya untuk berdiri di sini.
"Uzui-san, kalau tunggu di mobil juga tidak apa-apa, lho." Selagi mengamati bangunan, dukun muda yang turut datang menemani tiba-tiba berkomentar, secara halus mengusir Uzui. Tentu, detektif suruhan Kochou Kanae itu tidak terima. Meski ia bukan tamu utama hari ini, tetap saja ia punya kepentingan yang harus diselesaikan.
"Hah? Mana bisa begitu? Nanti aku kelewatan bagian pentingnya."
"Terus, kalau Shinobu-san bertanya soal Uzui-san, saya harus jawab apa, dong?"
"Soal itu gampang. Pencet saja belnya."
"Nanti kalau beliau bingung, saya harus gimana?"
"Gak usah banyak tanya."
Si mahasiswa sempat tak berkedip melihat Uzui. Ia mencoba meresapi perintah dan berpikir sejenak, meski sekilas agak dilingkupi rasa jemu menghadapi sifat Uzui yang tukang ngatur.
"...baiklah." Diputuskanlah, bel ia pencet menggunakan jari telunjuk, cukup satu kali sudah cukup membuat pemilik rumah tersebut membukakan pintu gerbang.
"Nah, akhirnya yang ditunggu-tunggu datang—eh..." Kochou Shinobu menyambut tamunya, kemudian agak terkejut karena yang datang dua orang. Wanita itu lantas bertanya, "Anda...anu, kalau tidak salah kemarin kita sempat bertemu, bukan?"
Kyou melirik Uzui seolah memberi tatapan, tuh kan...saya bilang apa...
Tetapi, ini semua bukan masalah besar bagi Uzui, ia sudah terlatih untuk bersandiwara. Detektif itu langsung memamerkan senyum ramah, berubah 180 derajat dari perangai aslinya, "Selamat pagi, Shinobu-san. Senang bertemu anda kembali. Saya Uzui Tengen, asisten Kyou. Mohon kerja samanya untuk beberapa waktu ke depan."
"...asisten?"
"U-um, orang ini asisten baru saya. Maaf, ya...saya bawa orang lain tanpa bilang-bilang," timpal Kyou, diseret paksa oleh kebohongan Uzui.
"Oh, tidak masalah, kok. Ternyata, asisten baru, ya...tadinya anda klien, bukan?"
"Iya, Kyou-kun sangat berjasa bagi saya. Makanya, saya ingin membalas budi," ucap Uzui bak penjilat handal. Tangan besarnya mendarat di pundak Kyou, menunjukkan 'keakraban', "Bisa dibilang, saya naik level dari klien jadi asisten, hahaha..."
"Eh, ternyata bisa begitu, ya?" Termakan dusta Uzui, Shinobu percaya-percaya saja, bahkan menganggapnya sebuah hal menarik, "Pasti baru dilantik kemarin."
"Benar, seratus untuk anda."
"Omedetou (selamat, ya)! Pas sekali, tadi saya masak pasta, mau sekalian dirayakan?"
Aduh...wanita ini terlalu ramah.
"Maaf, Shinobu-san. Agenda kita hari ini...jangan lupa, lho." Cepat-cepat Kyou mengingatkan kembali tujuan kedatangan mereka yang mulai agak melenceng dari perencanaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Working with a Shaman to Investigate a Case
Fanfiction[Kimetsu no Yaiba fanfiction] Uzui Tengen, Si detektif swasta, yang tidak percaya hantu tiba-tiba saja terkena gangguan gaib. Ia diberi saran oleh juniornya, Kamado Tanjiro, untuk menemui seorang dukun. Namun, siapa sangka pertemuannya dengan Sang d...