Masa udah kangen aja

17 2 0
                                    

"Udah-udah stop, sampe sini aja." Baru saja sampai didepan gang Elsa sudah meminta Rassya berhenti dan menurunkannya disini.

"Kenapa? Belum sampai rumah." Ucap Rassya.

"Janganlah gila aja, bisa abis gue." Biasa, strict parents.

"Makasih ya." Sambungnya.

Rassya mengeluarkan handphonenya. "Ketik nomor lo." Pintanya, kemudian Elsa mengetik satu persatu angka disana.

"Nih, hati-hati dijalan."

"Iya, gua duluan." Sembari memberi sedikit usapan lembut di kepala Elsa.

"Bai." Kata Elsa, setelah itu Rassya mulai melaju memberi lambaian tangan sebentar lalu berlalu dari sana. Elsa masih melihat sampai laki-laki tampan itu sudah tidak tertangkap oleh pandangannya, entahlah sedari tadi Elsa tidak bisa berhenti tersenyum.

Malam datang begitu cepat, sebagian umat manusia sudah menyamankan posisi mereka dirumah masing-masing. Namun, berbeda dengan Unbeatable Gang. Arga baru saja tiba dengan Taufik, mereka habis membeli beberapa minuman dan cemilan untuk mengisi kulkas basecamp.

"Nih, Sya." Taufik meletakkan pesanan Rassya.

"Iya, makasih." Balas Rassya, namun masih fokus pada handphonenya.

"Lu ngapain?" Taufik hanya iseng bertanya sembari duduk disamping Rassya.

"Telepon Eca."

"Hah? Eca siapa." Arga menyahut.

"My girlfriend."

"Buset, iya dah." Balas Arga.

"Besok mau jalan ga?" Tanya Rassya pada gadisnya diseberang sana, teman-temannya kembali sibuk pada dunianya masing-masing.

"Jalan cape, kenapa ga naik helikopter aja." Jawaban Elsa malah bercanda.

"Boleh, besok kita beli." Rassya tapi menanggapi.

"Warna biru tuh cakep." Pintanya lagi.

"Warna hitam aja." Kata Rassya.

"Gelap ah, males."

"Cerah."

"Gelap dodol, warna item mah." Elsa mulai geram.

"Ada lo yang jadi penerang."

BYURRRRR

"Apaan sih bangsat, jorok lo. Ga!" Ucap taufik. Tanpa sengaja Arga menyemburkan air di mulutnya tepat mengenai wajah Taufik disebelahnya, yang sedang sibuk dengan gamenya. Arga itu terkejut karena mendengar ucapan Rassya.

"Yaallah, sorry banget Pik gua refleks." Arga merasa bersalah, tapi dengan bodohnya dia malah membersihkan wajah Taufik dengan kaos yang ia pakai.

"Ga jelas anjing, lo kira gua bocah dilap kaya gitu?!" Balas Taufik, jujur dia sedikit emosi dengan Arga.

"Udah-udah jangan ribut terus, kaya bocah aja." Ujar Wisnu.

"Dia kurang ajar, Nu." Sepertinya Taufik menganggap Arga tadi sengaja.

"Yaudah sih, Pik. Biasanya juga lu ga baperan sama si Arga." Kali ini Mahen ikut serta.

Dibalik Perdebatan itu ada mata elang Rassya yang sedari tadi melirik, Bagas dan Akbar menyadari itu. "Udah Pik, udah. Mending lo disini sama gua." Bagas menarik paksa Taufik agar berjauhan dengan Arga.

"Awas ya lo, anjing." Taufik kembali berujar ke Arga.

"Yaudah sih, Pik. Gua kan ga sengaja." Arga juga ikut meninggikan nada bicaranya, dia mulai ikut emosi.

"BISA DIEM GA, SIALAN." Tiba-tiba Rassya dengan sengaja menendang meja didepannya hingga meja itu menjauh dan mengenai tembok. Kesabarannya sudah habis. Ia duduk di single sofa yang berada ditengah-tengah, sementara yang lain duduk di sofa panjang disisi kanan dan kiri.

BUGH...

BUGH...

Tanpa peringatan Rassya memberi pukulan pada Arga dan Taufik. Itu membuat keduanya ambruk di sofa.

"Kaya gitu disebut keluarga?" Rassya bertanya dengan tegas. Jika sudah seperti ini, mereka hanya bisa menunduk.

"Biar diem, ganggu soalnya." Suara Rassya seperti mengintimidasi mereka, setelah itu dengan santainya Rassya keluar dari sana.

"Kok lama ya?" Ini sudah keempat kalinya Elsa berguling.

"Apasih katanya sebentar." Ujarnya kesal.

"Eh bentar deh. Gue kenapa sih? Idih masa iya gue nungguin tu cowok."

Tiba-tiba handphonenya berdering tanda panggilan masuk. Dengan antusias Elsa segera melihat si pemanggil, ternyata itu Rassya.

"Hallo."

"Maaf lama." Balas Rassya dari sebrang sana.

"Iya gapapa."

"Besok mau ketemu?" Rassya bertanya, ia duduk dimotornya yang terparkir didepan basecamp.

"Kayanya ga dulu, kapan-kapan aja." Jawab Elsa.

"Kenapa?" Tanyanya lagi.

"Ada urusan. Sekarang gue balik nanya deh, kenapa lo ngajak ketemu? Padahal kan tadi ketemu."

"Kangen."

"Dih, emang stress." Elsa tertawa kecil.

"Masa udah kangen aja." Sambungnya.

"Emangnya salah?" Rassya tersenyum saat mendengar tawa kecil gadisnya.

"Ga tau deh." Jawab Elsa.

"Tidur sana."

"Belum ngantuk, lagian masih sore baru jam segini."

"Udah jam 21.30, Eca."

"Iya tahu, gue juga liat."

"Yaudah tidur sekarang. Nonaktifkan handphonenya kalau ga nurut dan pas gua chat masih centang dua, gua kerumah lo." Suara Rassya berubah. Elsa mengenali cara bicara Rassya yang seperti ini, ciri khas sekali seperti membuat peringatan.

"I-iya, gue tidur."

"Good night and sweet dreams." Ucap Rassya, setelah itu Elsa yang mematikan teleponnya.

Rassya memberikan satu pesan, hanya untuk memastikan gadisnya itu menurut atau tidak, ternyata benar saja Elsa sudah menonaktifkan handphonenya. Rassya tersenyum, mahluk kecil itu berhasil ia jinakkan.

***

Aku Kamu Dan 2021 [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang