𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓻𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰...
"Tok tok"
Bi mirna mengetuk pintu kamar elyn."Non udah ditungguin dibawah sama pembimbing belajarnya non elyn." Ucap bi mirna.
Elyn yang mendengar ucapan sang bibi pun mendengus kesal.
Ucapan sang ayah memang benar benar tidak bisa dibantah. Nyatanya benar, sang ayah mendatangkan guru privat untuk nya.
-ceklek-
Elyn membuka pintu kamarnya.
"Makasih bi." Ucapnya. Lalu turun menemui sang guru.
Saat sampai di ruang tamu,elyn melihat seorang wanita paruh baya,ia pun menghela nafas pelan.
"Permisi" sapa nya.
Sang guru yang melihat elyn tersenyum,
"Kenalin saya TIARA SHEZA SYACHIRA,panggil bu titi aja,guru yang akan membimbing proses belajar kamu."Jelas nya seraya memperkenalkan diri.
Elyn mengangguk. Ia pun duduk disamping bu titi.
"Mungkin untuk pertemuan pertama kita ini,ibu belum mulai pelajarannya. Ibu bakal mulai pekan depan." Jelas bu tiara.
Elyn mengangguk "Makasih bu" ucapnya.
Bu tiara pun tersenyum lalu pamit untuk undur diri.
"Huft....."
"Menyebalkan" ucap elyn.
Saat bu tiara sudah pergi.*****
Sore hari nya elyn memutuskan untuk mengunjungi makam sang mama. Entah kenapa akhir akhir ini ia sering merindukan sang mama.
Ia memakai baju casual nya,lalu mengendarai motor nya menuju makam sang mama.
Saat tiba di pemakaman umum,elyn sedikit merasa tak nyaman sebab kuburan sore ini cukup ramai,seperti biasa hari kamis orang orang datang ke makam keluarga nya.
Tanpa memperdulikan keadaan elyn pun melangkah kan kaki nya menuju tempat istirahat terakhir sang mama.
"Hay....ma...elyn datang lagi"
"Apa terlalu cepet ya elyn jenguk mama?" Monolognya.Ia pun menaburkan bunga diatas makam sang mama yang sudah merata dengan tanah.
"Entah mengapa elyn akhir akhir ini sering capek ma..?"
"Rasanya kalau masih ada mama elyn pasti bakal cerita ke mama"
"Gimana rasanya deket sama sosok ibu si ma?"
"Elyn kadang kalau lihat pengambilan rapot sering iri kalau lihat temen temen elyn mereka pada ditemenin mama nya." Sendu elyn.Ia mengusap batu nisan sang mama
Cuaca sore ini memang kurang mendukung awan mengepung menjadi satu,terlihat jelas mulai menampakkan warna gelap nya.
Kilat kilat pun sudah saling bersautan."Ma...elyn pamit dulu,"
"Maaf ya ma...cuman sebentar elyn jenguk nya." Ucap nya . Lalu melangkah keluar dari pemakaman umum itu.Saat ia berjalan,pandangannya tak sengaja menangkap sosok tak asing baginya. Ia memicingkan matanya guna mempertajam penglihatannya. Namun nihil sosok itu membelakangi elyn.
Tak mau ambil pusing ia pun langsung segera pulang. Bisa bisa kalau ia tetap disini akan terguyur hujan.
Elyn mengendarai motor nya di atas rata rata.
Buliran air hujan sudah saling berjatuhan."Sial" umpatnya. Saat hujan sudah turun dengan deras.
Akhirnya ia pun memutuskan untuk meneduh di sebuah toko yang tertutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
IRELYN
Teen Fiction"𝙼𝚞𝚗𝚐𝚔𝚒𝚗 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚋 𝚍𝚎𝚠𝚊𝚜𝚊 𝚋𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚛𝚒𝚑𝚊𝚕 𝚋𝚎𝚛𝚝𝚊𝚖𝚋𝚊𝚑𝚗𝚢𝚊 𝚞𝚖𝚞𝚛, 𝚖𝚎𝚕𝚊𝚒𝚗𝚔𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚜𝚎𝚋𝚊𝚋𝚔𝚊𝚗 𝚘𝚕𝚎𝚑 𝚏𝚊𝚔𝚝𝚘𝚛 𝚝𝚎𝚛𝚝𝚎𝚗𝚝𝚞, 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚞𝚊𝚝𝚗�...