"Hai, Kath," sapaku kepada Kathrina.
Hari kemarin benar-benar menjadi hari yang memorable untukku. Ya, bagaimana tidak? Kemarin aku menghabiskan waktu dengan seseorang yang sangat ingin aku miliki, Kathrina. Hari ini aku menjemput Kathrina untuk berangkat sekolah bareng. Benar kok, kami berangkat sekolah bareng. Lebih tepatnya, aku agak memaksa, hehe.
Kalian penasaran sama jawaban Kathrina yang kemarin? Nanti aku ceritain ya kalau mentalku sudah kuat. Huft.
"Hai, Git. Kebetulan gua baru selesai siap-siap. Yuk, jalan," ucapnya membalas sapaanku.
"Yuk."
Kami pun berangkat menuju sekolah. Hari ini aku membawa dua helm karena memang hari ini sudah direncanakan untuk kami berangkat bersama. Ya, aku jadi lebih siap, tidak seperti waktu itu.
Suasana hatiku hari ini, jujur saja, sedang cerah. Semoga ke depannya tetap seperti ini. Selama di motor, kami membicarakan banyak hal. "Wah, oversharing sekali Kathrina ini," pikirku. Dia terus menceritakan apa saja hal yang disukai dan tidak disukainya.
Kalian mau tahu hal apa saja yang disukai Kathrin dan yang tidak disukainya? Baiklah, sini ku kasih tahu. Kupersingkat saja ya, Kathrin sangat menyukai hal-hal yang menurutku bisa kulakukan, seperti dipeluk, dicium, dimanja, ya pokoknya physical touch lah love language-nya. Dan, dia sangat membenci dikhianati. Begitulah kesimpulanku setelah mendengar ceritanya.
Kami sampai di parkiran sekolah dan masuk ke dalam sekolah bersama. Banyak siswa melihat kedatangan kami dengan kebingungan, termasuk teman-temanku yang baru tiba di sekolah juga.
"Wih, bos, ada apaan nih? Tiba-tiba udah berangkat bareng aja," kata Olla.
Adel dengan muka tengilnya mengangkat alis satu, "Wah, keren temen kita yang satu ini. Kemarin dia nggak jadi ikut nongkrong karena katanya ada urusan mendadak. Jangan-jangan urusannya itu supaya hari ini bisa berangkat bareng, ya?"
"Apaan sih, so asik!" ketus Kathrina lalu meninggalkan aku dan teman-temanku.
Aku yang melihat Kathrina pergi hanya diam di tempat, lalu menatap teman-temanku satu per satu dan berkata, "Temen-temen bajingan!" Kemudian, aku pergi meninggalkan mereka untuk masuk ke kelas. Ah, hari yang kupikir akan menjadi hari yang membahagiakan, ternyata malah bakal menjadi hari yang sangat menyuramkan.
"Galak bener si neng Gita, hahaha," ledek Lulu.
Teman-temanku pun menyusulku untuk masuk ke kelas.
"Cok, liat tuh Gita. Gara gara lu berdua nih tadi di parkiran. Jadi cemberut aja tuh bocahnya," ucap Oniel sesampainya mereka di kelas dan melihat ku sedang duduk.
"Berisik, Nil," ketus ku.
Jam pelajaran pertama pun di mulai.
Ya Tuhan, kenapa teman-temanku harus membuat keadaan jadi canggung seperti itu? Seandainya mereka tahu apa yang sebenarnya terjadi kemarin, mungkin mereka tidak akan bersikap seperti itu.
Selama jam pelajaran berlangsung, aku tidak membuka suara atau mengajak ngobrol siapa pun, terutama teman-temanku. Ya, karena saat ini aku masih merasa kesal dengan teman-temanku karena perbuatan mereka tadi di parkiran.
"Git, Git. Woy! Diem aja," ucap Lulu. "Lu kenapa, Git? Dari tadi anak-anak lu cuekin bae. Kasihan, noh, pada ngerasa bersalah," lanjutnya.
Aku tidak merespon ucapan Lulu.
"Git, ayolah, jangan kaya gini. Kita minta maaf ya kalo kelakuan Adel tadi buat lu kesel," kata Olla saat ini mengajakku bicara.
"Lah, apaan nih? Kenapa jadi salah gua doang? Njir. Lu juga salah, La, tai."
KAMU SEDANG MEMBACA
Golden Hour
Hayran KurguIni cerita pertama saya, fanfiction yaa!!! Gita adalah gadis yang ingin kehidupan disekolahnya aman dan tentram, tapi tanpa sadar dia sendiri yang akan membuat kehidupan disekolahnya itu menjadi rumit. WARN!! GXG AREA☠️