Uli lelaki 32 tahun yang bekerja sebagai satpam perumahan di sebuah kawasan elit daerah Jawa tengah. Dia sudah bekerja selama 7 tahun terakhir. Dan dia sudah sangat menikmati pekerjaannya. Hari ini dia mendapat jatah shift malam. Shift yang paling uli benci karena ia harus stanby dari jam 10 malam hingga jam 6 pagi, ditambah lagi dia harus keliling mengecek keadaan perumahan yang luasnya minta ampun kalau dia berkeliling dengan jalan kaki. Ya, walaupun sebenarnya disana ada 1 orang temannya lagi yang shift malam juga. Shift malam akhir-akhir ini terasa sangat berat bagi Uli, bagaimana tidak berat karena sekarang kondisinya sudah berbeda, karena dia membawa beban lain ditubuhnya. Ia sedang hamil, dan sudah menginjak usia 8 bulan dengan bentuk perut yang sudah bulat sempurna. Baju dinasnya saja sudah tidak muat. Dia yang seorang lelaki bisa hamil karena suatu keadaan yang secara biologis tidak dapat dijelaskan dan tidak dapat diterima oleh akal manusia. Namun semuanya sudah menjadi takdir Tuhan. Dia yang hamil dan dia juga mempunyai seorang "suami". Segalanya tidak terduga, Uli yang bersuamikan Herlan karena Uli yang dinyatakan hamil saat keduanya masih berpacaran, Uli yang bekerja sebagai satpam dan Herlan yang bekerja sebagai pegawai bank. Keduanya tak sengaja bertemu, Herlan yang masih berusia 25 tahun dengan tubuh kurus tinggi cungkring, kepincut dengan Uli yang tampan, tegap, putih dan gagah perkasa, dan tak selang beberapa langsung saja ia pdkt dan ternyata diterima Uli dengan senang hati hingga akhirnya Uli yang berbadan gagah ternyata seorang carier akhirnya hamil dan akhirnya setelahnya mereka menikah secara ala kadarnya.
At 09.00 PM
"Lan, aku mau berangkat kerja nih, anterin aku udah jam 9 malam". Kata Uli ke Herlan yang sedang tidur di kamar.
"Iya bang, sebentar aku mau pake jaket dulu". Jawab Herlan
"Iya LAN, aku tunggu di depan ya??". Tukas Uli seraya melangkah perlahan ke teras sembari menunggu Herlan.
Uli melangkah perlahan sembari mengelus perutnya yang sedari tadi terasa mulas, padahal dia sudah bolak-balik kamar mandi tapi ia tidak kunjung buang air besar juga.Perutnya terasa kencang padahal hplny masih 3 Minggu lagi. Saat Dimas malam ini ia mengenakan seragam yang sudah ia modif sendiri untuk kenyamanannya agar perutnya tidak terhimpit baju yang mengetat, namun entah mengapa malam ini ia merasa sangat gerah ditambah ia juga merasa begah. Tapi ia belum bisa cuti karena ia bis mengambil cuti seminggu sebelum ia melahirkan. Tak selang berapa lama akhirnya herlang keluar dengan jaket dan helmnya.
"Yuk bang, Herlan udah siap nih buat nganterin Abang tercinta heheh". Gombal Herlan ke Uli.
"Halah apa sih Lan ayo gasss lah cepet berangkat, jangan ngebut ya?" Balas Uli
"Siap sayangku". Tukas HerlanPerjalanan dari rumah kontrakan mereka ke tempat kerja Uli menempuh waktu sekitar setengah jam namun sekarang ditempu dalam waktu 45 menit karena kondisi Uli yang hamil tua jadi laju motor yang dikendaraipun harus agak lambat.
-Saat diperjalanan-
"Bang peluk Herlan dong bang, jangan jauh jauh kenapa bang boncengnya". Kata Herlan memecah keheningan
"Peluk gimana Lan, orang perut Abang aja udah segesa gaban, Abang ga bisa pegangan ke kamu apalagi meluk, kehalang anak kamu yang diperut Lan, gimana sihh??!!!" Omel Uli ke Herlan
"Heheheh, iya bang herlan lupa, biasanya Abang yang boncengin Herlan sekarang kebalik, sampe Herlan lupa bang", jawab Herlan sambil cengengesanSelama diperjalanan perut Uli terasa kencang ditambah lagi payudaranya yang sekarang tampak lebih besar walaupun tak sebesar wanita terasa berdenyut tak karuan. Tak henti-hentinya ia mengusap perutnya sampai tak terasa ia sudah sampai ditempat ia bekerja. Postur tubuhnya yang tinggi tegap dan besar juga mempengaruhi keadaanya sekarang, karena setelah hamil tua ia merasa kesusahan berjalan dan ruang geraknya juga terbatas. Apalagi ia harus membonceng motor dengan Herlan yang posturnya lebih kecil mengendarai motor didepan.
"Udah sampe bang, Abang turunnya hati-hati bang". Herlan berkata mengingatkan Uli.
"Iya Lan, Abang udah tau". Jawab Uli
"Bang, Abang hati-hati disini ya jangan capek-capek biar si Jali aja yang keliling malam ini bang, aku takut Abang kenapa-kenapa". Tukas Herlan khawatir dengan Istrinya.
"Kasihan dong nanti si Jali, dia juga dari kemarin udah gantiin Abang keliling, masak Abang harus ngrepotin jali lagi Lan, Abang ga enak sama Jali, apalagi dia habis mriyang juga". Jawab Uli menjelaskan
"Ya udah deh bang terserah Abang, pokoknya Abang hati-hati, kalo ada apa-apa telpon Herlan langsung ya?!" Kata Herlan mengingatkan
"Iya Lan, Abang bakal inget nasehat kamu". Jawab Uli
Setelah itu Herlan pulang dan Uli masuk ke pos satpam yang ternyata Jali sudah disana terlebih dahulu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Tersayang
Ficção Geralcerita fiksi oneshot/twoshot male pregnant Bxb Bxm Mpreg Birth scene yang kecepetan