BAGIAN 01

8.3K 478 18
                                    

Di dalam sebuah kamar yang luas dan sedikit gelap. Terlihat ada seorang pria berkacamata yang tengah memeriksa kondisi dari seorang anak perempuan dengan diawasi oleh seorang wanita.

Pria berkacamata itu bernama Daniel Florence, seorang Dokter muda yang ditugaskan untuk merawat anak dari Abecca Xylone Roozer yang sudah koma selama kurang lebih satu setengah tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria berkacamata itu bernama Daniel Florence, seorang Dokter muda yang ditugaskan untuk merawat anak dari Abecca Xylone Roozer yang sudah koma selama kurang lebih satu setengah tahun.

Pria berkacamata itu bernama Daniel Florence, seorang Dokter muda yang ditugaskan untuk merawat anak dari Abecca Xylone Roozer yang sudah koma selama kurang lebih satu setengah tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

( This Daniel )

( This Abecca )

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

( This Abecca )

"Bagaimana? Apa sudah ada peningkatan? " tanya Abecca dengan dingin saat Daniel sudah selesai memeriksa kondisi dari anak tunggalnya yang bernama Alucca Xylone Roozer.

Daniel yang mendengar pertanyaan dari Abecca pun menghela napasnya sejenak sebelum menjawab, "Maaf, Nyonya. Kondisi Nona Muda belum ada peningkatan sejak pemeriksaan terakhir."

Grep!

Mendengar itu, Abecca pun sontak menarik kerah jas Daniel dengan kasar. Mata kucingnya menyorot tajam kearah Daniel hingga membuat Daniel merasa tertekan dan ketakutan dengan Abecca.

"Apa kau benar-benar seorang Dokter?"

Glug~

Daniel menelan ludahnya dengan susah payah saat tatapan tajam Abecca seperti ingin mengulitinya hidup-hidup. Seumur hidup Daniel menjadi Dokter, baru kali ini Daniel takut dengan wali pasiennya.

"Maafkan saya, Nyonya. Saya juga tidak bisa apa-apa jika Tuhan tidak mengijinkan."

Srak!

Abecca melepaskan kerah jas Daniel dengan kasar hingga membuat tubuh Daniel terhuyung ke belakang dan hampir terjatuh andai saja kakinya tidak kuat menahan dorongan kuat dari Abecca.

"Pergi!" pinta Abecca dengan dingin. Tanpa menunggu lama, Daniel pun langsung menganggukkan kepalanya dengan cepat dan segera berlalu pergi dari dalam kamar khusus pengobatan.

Blam~

Pintu ditutup dengan pelan oleh Daniel, membuat Abecca sontak menatap kearah putri tunggalnya yang masih terbaring lemah diatas ranjang dengan tatapan sendu dan penuh kesedihan.

Pintu ditutup dengan pelan oleh Daniel, membuat Abecca sontak menatap kearah putri tunggalnya yang masih terbaring lemah diatas ranjang dengan tatapan sendu dan penuh kesedihan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah satu setengah tahun Abecca tidak melihat wajah bahagia putrinya. Sudah satu setengah tahun pula Abecca tidak mendengar suara indah dari putrinya. Sakit, tentu saja sakit untuk Abecca.

Hati Ibu mana yang tidak sakit jika melihat kondisi anaknya seperti ini. Koma selama berbulan-bulan tanpa tau kapan akan sadar. Tidak hanya itu, Abecca juga takut jika anaknya akan pergi darinya.

"Apa perlu Mommy membawa orang itu kemari agar kamu bisa sadar, Baby?" tanya Abecca yang tentu tidak dibalas oleh Alucca. Melihat kondisi Alucca yang seperti ini, membuat Abecca semakin frustasi.

"Baiklah, sepertinya Mommy memang harus membawanya kemari," lanjut Abecca sebelum berlalu pergi dari dalam ruangan, meninggalkan Alucca sendirian disana dengan kamera CCTV.

Blam~

Pintu ditutup dengan sedikit kasar oleh Abecca. Bersamaan dengan itu, jari-jari mungil Alucca mulai bergerak pelan dan disusul dengan kelopak mata yang mulai terbuka secara perlahan-lahan.

"Ughh...di-dimana ini?" tanya Alucca dengan pelan saat sadar bahwa ruangan yang ia lihat saat ini bukanlah ruangan yang ia kenali karena banyak furnitur mahal yang tidak mungkin bisa ia beli.

"Shh...kenapa aku bisa ada disini? Kamal siapa ini? Bukannya aku balu aja jatuh ke dalam sumul?" gumam Alucca heran karena hal terakhir yang ia ingat adalah ia tidak sengaja jatuh ke dalam sumur tua.

"Alghh...sebenalnya dimana ini? Kenapa aku bisa ada disini?" Alucca memegangi kepalanya yang tiba-tiba terasa sakit. Bersamaan dengan itu, ingatan-ingatan asing mulai berputar di dalam kepalanya.

Plak!

"Berhenti menyakiti Nana, sialan!"

"Bukan aku yang nyakitin Nana, Pah! Jangankan nyakitin Nana! Berurusan sama Nana aja aku nggak mau!"

Plak!

"Nggak usah bohong, anjing! Kamu pikir kita bego sampe bisa kamu tipu!"

"Haha...dasar nggak tau diri! Dari dulu Abang dan keluarga Abang itu emang udah bego, tolol!"

"Apalagi kalo soal Nana! Kalian yang udah bego keliatan tambah bego cuma karena masalah Nana!"

Plak!

"Jaga omongan kamu, sialan!"

"Cih, jaga omongan?  Abang aja nggak pernah jaga omongan sama aku! Kenapa aku harus jaga omongan sama Abang?"

"Algghh...ini...ini...kenapa bayangan ini milip sama adegan di novel 'About Nana'?" gumam Alucca bingung. Sampai saat ini, ia masih belum sadar jika semua yang ia alami sangatlah aneh.

Jika hal terakhir yang Alucca ingat adalah terjatuh ke dalam sumur, ia pasti akan sadar di rumah sakit bukan di dalam kamar. "Tunggu...apa mungkin kalo aku-" Alucca menggantung kalimatnya.

Matanya tampak membola saat melihat bayangan anak kecil di cermin fullbody yang berdiri tegak di sudut ruangan. "Shit! Ini...gimana bisa?" ujar Alucca dengan wajah syok dan tak percaya.

"Aku...tubuhku...tanganku...kenapa semuanya mengecil!" panik Alucca. Ia terus menatap kearah cermin, tubuhnya, tanganya, dan kakinya yang sangat jauh berubah secara bergantian.

"Sebenalnya, apa yang teljadi sama aku?" ujar Alucca bingung. Rasa takut terlihat jelas di wajahnya yang pucat. Takut jika setelah jatuh ke dalam sumur, ia dijadikan bahan eksperimen ilmuan gila.

***

Bersambung...

Hello Miciw...
Balik lagi sama aku wkwk...
Karna draf aku banyak, jdi ku up aja deh dripda nganggur...

Klo buat nulis belum ada waktu xixi...
Idenya susah dapet karna sibuk di real life...so...nikmatin aja yang menikmati...

Ada pesan buat aku?

Jadi Sepupu AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang