"A-Alucca...." Abecca menatap Alucca gugup. Ia bahkan menjatuhkan pistol kesayangannya ke lantai. Masa bodoh jika pistol itu akan rusak karena sekarang Alucca jauh lebih penting baginya.
Alucca yang ditatap oleh sepasang mata kucing milik Abecca pun sontak waspada. Jujur, Alucca takut sekarang saat Abecca terus menatapnya. Alucca takut jika Abecca akan membunuhnya seperti Yuka.
"A-Aluca...kamu...kamu udah sadar?" tanya Abecca dengan kedua mata yang berkaca-kaca. Ia berjalan pelan untuk mendekati Alucca. Namun, Alucca justru beringsut mundur untuk menjauhinya.
"Alucca...ini Mommy, sayang. Ini Mommy, Alucca...," ujar Abecca yang sudah tak kuasa menahan tangis. Air matanya luruh membasahi kedua pipinya yang chubby saat Alucca terlihat takut dengannya.
Dan saat Abecca ingin memegang tubuh Alucca. Alucca langsung menepis tangan Abecca dengan kasar hingga membuat Abecca mematung ditempat karena penolakan yang Alucca lakukan padanya.
"TANTE BUKAN MOMMY AKU! AKU NDAK MUNGKIN PUNYA MOMMY YANG KEJAM DAN MENYELAMKAN SEPELTI TANTE! TANTE PSYCHOPATH! TANTE IBLIS!"
Deg!
Lagi dan lagi, Abecca hanya mematung di tempat. Jujur, Abecca memang iblis yang kejam. Namun, saat kata iblis itu keluar dari mulut Alucca, entah kenapa hati kecil Abecca terasa sangat sakit.
"Alucca...." Abecca menatap Alucca dengan pedih. Seumur hidup Abecca hidup di dunia terang dan gelap, baru kali ini dada Abecca terasa sangat sesak hingga untuk bernapas saja terasa sulit.
"Pelgi...," pinta Alucca dengan suara pelan. Kedua tangannya sibuk meremas selimut yang membungkus sebagian tubuhnya dengan erat. Namun, Abecca seakan tuli dengan pintaan dari Alucca.
Bukannya pergi dari dalam ruangan itu, Abecca justru ingin memeluk tubuh Alucca dengan erat yang mana hal itu membuat Alucca semakin emosi dan berakhir mendorong Abecca kembali.
"AKU BILANG PELGI!" teriak Alucca sambil menunjuk kearah pintu yang berada di belakang Abecca. Akan tetapi, Abecca yang keras kepala pun tetap tidak beranjak pergi dari dalam ruangan itu.
"Nggak! Mommy nggak akan pergi dari sini!" ucap Abecca dengan tegas. Alucca pun menatap Abecca sebentar, sebelum menganggukkan kepalanya pelan tanda bahwa ia tidak masalah dengan hal itu.
"Kalo gitu, bial aku yang pelgi dali sini," ujar Alucca yang langsung mencabut infus dari tangannya. Darah segar pun mulai keluar dari bekas infus itu hingga menetes ke lantai marmer yang putih.
"ALUCCA!" Abecca yang melihat Alucca mencabut infusnya pun menjerit kencang dan ingin memeriksa tangan Alucca yang berdarah. Namun, Alucca kembali mendorong Abecca dengan kencang.
Bruk!
"Awss...." Abecca meringis pelan saat tubuhnya tersungkur cukup keras ke lantai karena didorong oleh Alucca dan terpeleset oleh darah segar milik Yuka yang masih menggenang di lantai.
"JANGAN PELNAH TANTE PEGANG AKU! AKU NDAK MAU BELULUSAN SAMA IBLIS SEPELTI TANTE!" teriak Alucca dengan geram saat sedari tadi Abecca terus saja berusaha untuk mendekatinya.
"Alucca...ini Mommy, sayang. Alucca lupa sama Mommy? Ini Mommy," ujar Abecca dengan isakan pelan. Alucca yang mendengar ujaran Abecca itu pun sontak menggelengkan kepalanya pelan.
"Aku ndak kenal sama Tante. Dan aku pun ndak mau kenal sama Tante. Tante pembunuh!"
Deg!
***
Di dalam sebuah ruangan khusus CEO, seorang pria tampan dengan jas hitam yang membalut tubuhnya terlihat tengah duduk di kursi kebesarannya sambil memeriksa dokumen yang ada di meja.
Pria tampan itu bernama Arcelyon Prince Roozer, suami dari Abecca, serta Ayah dari Alucca yang bekerja sebagai CEO di perusahaan Ayahnya untuk menutupi identitas aslinya yaitu King Mafia.
Drrt! Drrt!
Arcel melirik sekilas kearah ponselnya yang menyala dan menampilkan nama kontak dari seseorang yang merupakan bawahannya di mansion utama keluarga kecilnya dengan Abecca, mansion Roozer.
•Mike Calling•
"Mike? Tumben sekali dia menelfon saya. Apa ada masalah di mansion?"gumam Arcel penasaran. Sejak dulu, Mike sangat jarang sekali menghubungi duluan jika tidak ada masalah di mansion.
Maka dari itu, saat Mike menelfon duluan seperti saat ini, sesuatu pasti sedang terjadi di mansion Roozer karena Arcel sengaja menugaskan Mike untuk menjaga istri serta anaknya di mansion Roozer.
Klik!
"Ada apa?" tanya Arcel to the poin karena Arcel paling tidak suka dengan orang yang bertele-tele sampai topik utama yang ingin dibahas menjadi tidak menarik atau bahkan membosankan.
"Itu Tuan, Nona Muda sudar sadar!"
Brak!
"Apaa! Lucca sudah sadar!" seru Arcel dengan penuh kebahagiaan. Ia bahkan sampai tidak sadar memukul meja kaca yang ada di hadapannya hingga retak, untung saja ia memiliki banyak uang.
"I-iya, Tuan. Tapi...."
"Tapi?" Arcel mengernyitkan dahinya saat Mike dengan sengaja menggantung kalimatnya di udara hingga membuat jantung Arcel berdebar tak karuan, takut jika sesuatu buruk terjadi dengan Alucca.
"Sepertinya Nona Muda lupa ingatan, Tuan. Dan saat ini Nona Muda sedang bertengkar hebat dengan Nyonya karena Nona Muda tidak sengaja melihat Nyonya membunuh Yuka...."
"Apaa! Lucca melihat Becca sedang membunuh Yuka? Bagaimana bisa? Baiklah, saya pulang sekarang! Kau, tetap awasi mereka berdua sampai saya datang!" pinta Arcel dengan tegas.
"Baik, Tuan!"
Tuut~
Arcel pun dengan cepat mengambil kunci mobi yang ada di dalam laci meja kerjanya. Saat ini, pikirannya hanya terfokus pada kondisi Alucca yang bisa saja trauma karena ulah dari Abecca.
"Ck, Abecca!"
***
Bersambung...
Segini kepanjangan nggak, sih?
Kalian bosen nggak kalo per chapter panjangnya segini? Jujur aku takut kalo kalian bosen sama ceritanya...:)
Gimana kesan kalian sama cerita ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Jadi Sepupu Antagonis
Fantasy"Ndak salah, sih. Kelualgamu emang tolol semua" Bercerita tentang Zoela Tevora yang masuk ke dalam sebuah novel bergenre teen dan menjadi sepupu dari tokoh antagonis favoritnya. Tidak hanya itu, Zoela juga akan dihadapkan dengan konflik-konflik ring...