[2]

1.4K 143 9
                                    

Anak Kecil?

Dalam sekejap Haechan merasa tersinggung. Apakah lelaki itu memanggilnya 'anak kecil' untuk menghinanya?

Di usianya yang ke delapan belas tahun, tubuh Haechan memang kecil, mungil dan tidak seperti seluruh keluarganya yang bertubuh tinggi, Haechan pendek, kurus dengan bola mata nan lebar dan bening. Sekarang dia mengenakan celana pendek warna hitam dipadu dengan t-shirt biru muda yang sedikit kedororan.

Pantaslah lelaki itu memanggilnya 'anak kecil'. Mungkin dia mengira Haechan adalah salah satu murid kelas yunior akademi yang tersesat. Ya, Haechan memang murid di akademi ini, tetapi dia adalah murid senior yang sudah lulus enam bulan yang lalu, sekarang dia dan mamanya, serta Mark sahabatnya, datang ke akademi ini untuk mengambil formulir pelatihan khusus.

Pemain biola itu meletakkan biolanya, kemudian melangkah mendekat. Ketika dia makin dekat, Haechan langsung terpana.

Astaga....

lelaki itu tampan sekali hingga mendekati cantik. Rambut hitamnya yang lurus dibiarkan memanjang sampai menyentuh kerah bajunya, bibirnya... matanya... semuanya sempurna. Mungkin jika lelaki ini kehilangan pekerjaannya sebagai pemain biola, dia bisa menjadi aktor atau model sempurna.

Jadi inilah dia penampilan langsung Jeno, si pemain biola jenius yang begitu terkenal. Haechan sering melihatnya bermain di video-video latihannya, sering mendengarkan rekamannya yang brilian di sela-sela belajarnya bermain biola, tetapi rupanya, penampilan lelaki ini secara langsung benar-benar berkali-kali lebih mempesona daripada gambarnya di video-video itu.

Tapi ekspresi lelaki itu tampak tidak senang. Dia mengerutkan keningnya dan menatap Haechan dengan tatapan yang tidak bersahabat?

"Kenapa kau tidak menjawab pertanyaanku?"

Haechan tergeragap mendengar gumaman ketus itu. Pertanyaan apa? dia bahkan lupa akan kata-kata Jeno barusan, selain bahwa lelaki itu menyebutnya sebagai 'anak kecil'. Benaknya sedang berkelana akan betapa beruntungnya dirinya, bisa mendengarkan permainan sang maestro secara langsung, dan bisa melihatnya secara langsung pula. Mark pasti akan sangat terkejut kalau Haechan bercerita tentang keberuntungannya.

Karena Haechan hanya terdiam, Jeno makin mendekat, mengerutkan kening dan menatap curiga. Anak ini ternyaa anak laki-laki yang cantik.... batinnya dalam hati, mengawasi pipi Haechan yang memerah dan mata besar yang dipayungi bulu mata yang sangat lentik. Usianya mungkin baru dua belas atau tiga belas tahun. Mungkin dalam beberapa tahun lagi, dia akan tumbuh menjadi laki-laki dewasa yang cantik dan manis, yang akan dipuja oleh banyak lelaki.

Jeno tersenyum masam. Tiba-tiba merasa aneh pada dirinya sendiri karena membatin kecantikan anak-anak seperti ini.

"Apa yang kau lakukan di sini? Apakah kau tersesat?" Anak laki-laki itu tampak ketakutan, jadi Jeno meredakan ekspresi marahnya dan merubahnya menjadi datar.

Haechan menggelengkan kepalanya, "Aku mendengarkan permainan biolamu." ada kebahagiaan di matanya ketika membicarakan permainan biola. Senyumnya mengembang, "Luar biasa sempurna, itu "Introduction et Rondo Capriccioso", bukan? Kau memainkan dengan luar biasa indahnya."

Anak ini mengerti musik. Jeno membatin. Mungkin dia memang salah satu murid di akademi ini, yang sedang tersesat.

"Ya. Aku sedang berlatih memainkannya sebelum kau datang dan mengganggu konsentrasiku." Jeno tidak terbiasa membahas musik bersama orang asing, pun dengan anak kecil di depannya ini, "Apakah kau tersesat?" dia mengulang lagi pertanyaannya, langsung menyimpulkan meskipun anak itu tadi menggelengkan kepalanya, "Kau bisa keluar dari lorong ini dengan melalui jalanmu masuk tadi."

Mata anak laki-laki itu menyinarkan protes, "Perlu kau tahu, aku tidak tersesat. Dan aku bukan anak kecil." Dagunya mendongak dengan angkuh, "Usiaku sudah delapan belas tahun, permisi." pemuda itu membungkukkan tubuhnya, seolah mengejek, lalu secepat kilat berbalik pergi, dengan langkah ringan seperti langkah peri.

Jeno masih termangu di ambang pintu, mendengarkan langkah-langkah kecil yang menjauh pergi itu. Kemudian tersenyum masam.

Delapan belas tahun...

tebakannya meleset jauh, padahal dia sangat ahli dengan orang seperti itu. Tetapi dengan tubuh semungil itu dan wajah polos serta mata bening tanpa dosa, wajar saja kalau Jeno salah tebak.


***

"Kemana saja kau Haechan? mamamu mencarimu dengan cemas karena kau menghilang lama tadi." Mark berpapasan dengan Haechan di ujung koridor, dia langsung menjajari langkah Haechan dan tersenyum lembut, "Kau pasti menjelajah lagi tanpa izin."

Pipi Haechan memerah. Mark adalah temannya dari kecil karena kedua orang tua mereka bertetangga dan bersahabat. Lelaki itu mungkin menganggap Haechan sebagai adiknya, tetapi bagi Haechan, Mark lebih dari itu.

Echoes of Life [ Nohyuck ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang