[09]

1K 149 9
                                    

Jeno baru bangun tidur ketika ponselnya berbunyi. Sambil menggerutu, tangannya menggapai-gapai ponsel yang terletak di meja di sebelah ranjangnya. Suara Miyeon langsung terdengar ketika Jeno mengucapkan sapaan pertamanya di ponsel.

"Pasti gara-gara Haechan bukan, kau meninggalkanku?"

Jeno langsung mengerutkan keningnya. Suara Miyeon tampak aneh, sepertinya perempuan itu sedang mabuk. Apakah karena dirinya?

Yah memang ada berbagai macam reaksi perempuan-perempuan yang dihancurkan hatinya oleh Jeno. Ada yang menangis terus menerus, ada yang marah dan mencaci maki, bahkan ada yang mengancam bunuh diri – yang akhirnya hanyalah berupa ancaman kosong. Miyeon sendiri kelihatannya berbeda, perempuan itu tampaknya depresi. Yah dari semua perempuan yang pernah dipacarinya, Miyeon memang yang paling tampak tergila-gila dan sangat posesif kepadanya.... mungkin karena dia memang wanita culas yang tamak.

"Bukanlah sudah kubilang tidak ada hubungannya dengan Haechan, Miyeon? Dan kau mabuk di pagi hari, sungguh memalukan, seperti tidak ada kegiatan lain saja."

"Memalukan?" Miyeon tertawa histeris, "Kaulah yang membuatku seperti ini. Hari-hariku selalu dipenuhi penantian untuk saat aku berjumpa denganmu, dan sekarang kau mencampakkan aku begitu saja seperti sampah!"

"Seharusnya kau tahu bahwa itu akan terjadi kepadamu ketika kau memutuskan mengambil resiko untuk memacariku." Jeno bergumam dengan suara dingin, "Perbaiki dirimu dan enyahlah dari hidupku!" Setelah dengan sengaja mengucapkan kata-kata yang cukup kasar tersebut, Jeno memutuskan pembicaraan mereka.

" Jeno bergumam dengan suara dingin, "Perbaiki dirimu dan enyahlah dari hidupku!" Setelah dengan sengaja mengucapkan kata-kata yang cukup kasar tersebut, Jeno memutuskan pembicaraan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Miyeon menatap ponsel di tangannya dengan tatapan mata nanar. Ini bukan Jenonya. Kenapa Jeno bersikap begitu kejam kepadanya? Kenapa Jeno berubah begitu cepat? Mencampakkan dan menyakitinya?

Ditenggaknya minuman berwarna keemasan dari botol kaca di meja riasnya. Minum adalah salah satu pelampiasannya untuk mempertahankan dirinya, kalau tidak mungkin dia sudah gila.

Mata Miyeon yang kuyu setengah mabuk menatap dirinya sendiri di cermin. Meskipun penampilannya berantakan, tidak mengenakan riasan dan masih mengenakan gaun tidurnya, Miyeon tahu dia tetap cantik.

Miyeon memang dilahirkan cantik jelita meskipun dia merasa dirinya kurang beruntung karena dilahirkan di keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah, ibunya yang memimpikan anaknya yang cantik bisa mendapatkan masa depan yang lebih baik, sengaja membanting tulang untuk memasukkannya ke sekolah elite dengan harapan Miyeon bisa menggaet salah satu lelaki kaya yang bersekolah di sana dan menjadikannya suaminya.

Dan memang kecantikan Miyeon membuat para lelaki tertarik kepadanya, sampai akhirnya Miyeon memilih mangsa yang paling besar, seorang lelaki yang dua puluh tahun lebih tua darinya dan dijadikannya suaminya. Suaminya benar-benar membawa Miyeon naik dalam kelas sosialnya, karena suaminya sangat kaya dan mempunyai pengaruh yang sangat besar di bidang musik.

Tetapi rupanya pernikahan mereka tidak bertahan lama, kelakuan Miyeon yang suka mencari lelaki-lelaki muda untuk memuaskan sikap manjanya rupanya membuat suaminya muak dan menceraikannya. Untungnya Miyeon punya pengacara yang cukup handal sehingga bisa menghasilkan banyak uang dari perceraiannya, toh suaminya masih saja kaya meskipun harus membayarnya dengan begitu besar. Saat ini Miyeon hidup bermewah-mewah dengan harta bagian dari perceraiannya, bergonta-ganti pacar sesukanya dan menikmati masa menjandanya, sampai kemudian dia bertemu dengan Jeno.

Echoes of Life [ Nohyuck ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang