"Apa yang kau lakukan di sini?" Haechan ternganga, benar-benar kaget akan kehadiran Jeno di depan pintu rumahnya, dengan penampilan santai yang luar biasa tampan.
Jeno tersenyum lebar, mengangkat kacamata hitam yang dikenakannya dan menaruhnya di kepala, "Menjemputmu, kau pikir apa? Aku rasa murid khusus perlu diperlakukan istimewa."
"Tidak perlu, terimakasih." Haechan mengerutkan keningnya, masih teringat di benaknya kemarin lelaki itu menciumnya tanpa permisi.
Jeno bukan hanya merebut ciuman pertamanya, lelaki itu juga merebut ciuman keduanya! Dan setelah itu Jeno berciuman dengan Miyeon pula seolah ciuman bibir adalah hal biasa untuknya.
"Aku bisa berangkat sendiri ke kampus."
"Ada yang ingin kubicarakan denganmu, penting." Jeno masih tetap tersenyum, seolah tak peduli dengan sikap ketus Haechan.
Haechan membuka mulutnya hendak mengusir Jeno, tetapi kemudian suara mamanya menginterupsi di belakangnya,
"Siapa itu Chan?" mamanya sudah muncul di belakang Haechan, dan kemudian tertegun senyap. Haechan bisa membayangkan ekspresi mamanya yang ternganga dan dia tak perlu menoleh ke belakang untuk memastikannya.
"Jeno?" suara mamanya penuh dengan rasa kaget, "Kenapa ada di sini pagi-pagi sekali?"
Jeno langsung menebarkan pesonanya, senyumannya memang dimaksudkan untuk meluluhkan hati perempuan dan submissif manapun, tak terkecuali mama Haechan
"Selamat pagi, saya hendak menjemput Haechan."
Mama Haechan langsung luluh tanpa ampun, "Wah astaga, kau menjemput Haechan sendiri? ayo.. ayo masuklah kau pasti belum sarapan, ayo sarapan dulu."
"Mama, Jeno pasti sudah sarapan—"
"Wah menyenangkan sekali, kebetulan saya lapar." Jeno menyela, melemparkan pandangan penuh kemenangan kepada Haechan yang menatapnya dengan cemberut dan kesal, lalu setengah geli berjalan mendahuli Haechan memasuki rumahnya.
Mereka duduk di dapur itu, dan mama Haechan dengan tergesa menghidangkan telur orak-arik khas buatannnya dan waffle keju yang disiram dengan sirup mapple yang manis.
Jeno menerima piringnya dengan penuh rasa terimakasih, membuat Haechan mencibir karena menyangka lelaki itu berpura-pura hanya untuk mengambil hati mamanya. Tetapi kemudian Haechan melirik dan mengangkat alis melihat Jeno melahap makanannya dengan lahap seolah memang sangat menikmatinya.
Lelaki itu benar-benar menghabiskan makanannya, lalu meletakkan sendoknya dan tersenyum senang,
"Sarapan yang luar biasa enak, terimakasih." gumamnya mempesona, dan Haechan mengamati ibunya, menyadari bahwa mama-nya benar-benar tersipu-sipu!
Astaga!
pesona Jeno memang benar-benar tiada duanya!
***
"Kenapa kau begitu tidak menyukaiku?" Jeno pada akhirnya berhasil memaksa Haechan berangkat bersamanya dan masuk ke mobilnya, apalagi dengan dukungan mama Haechan yang sangat antusias.
Haechan melirik sedikit ke arah Jeno, kemudian langsung memalingkan muka. Astaga, meskipun dia tidak simpati dengan sikap pemaksa, arogan dan egois Jeno, tetapi ketampanan lelaki itu yang luar biasa memang tak tertahankan, membuatnya sesak napas.
"Aku tidak membencimu." gumam Haechan pelan, tidak rela mengatakannya, karena jauh di dalam hatinya dia memang benar-benar tidak menyukai Jeno, di balik wajah tampannya, lelaki ini berbahaya, dia terkenal sebagai pematah hati perempuan dan submissif.
Oh ya, bakatnya bermain biola memang luar biasa dan begitu jenius, Haechan mengagumi kemampuan Jeno, tetapi bukan berarti dia bisa menerima sikap buruk Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Echoes of Life [ Nohyuck ]
FanfictionJeno tidak pernah mempercayai perempuan maupun submisif. Baginya mereka itu racun, sama seperti ibunya yang jahat dan hanya mengejar harta. Baginya cinta tidak pernah ada. Cinta hanyalah untuk pasangan lain, karena dia selalu menutup hatinya. Samp...