Operasi Jeno berlangsung cukup lama, lebih lama dari yang diperkirakan. Dokter mengatakan butuh waktu dua sampai dengan tiga jam untuk operasi. Tetapi sekarang sudah empat jam berlalu.
Haechan duduk di sana dengan cemas, di antara keluarga Jeno. Ada mama Jeno yang tampak keibuan dan papanya. Juga ada adik Jeno, Liz yang ramah padanya, ditemani oleh suaminya, Jay. Seluruh keluarga Jeno baik kepada Haechan, padahal semula Haechan mengira dirinya akan disalahkan karena menyebabkan Jeno terluka dan harus menghadapi operasi ini. Mama Haechan ikut menemani Haechan menunggu, beliau sedang bercakap-cakap dengan mama Jeno, posisi mama Haechan sebagai guru di akademi tempat Jeno dulu pernah berlatih, membuatnya mengenal mama Jeno jauh bertahun-tahun sebelumnya, meskipun tidak akrab.
Liz, adik Jeno yang cantik dan ikut menunggui di sana bahkan duduk di sebelahnya dan mengajaknya bercakap-cakap selama menunggu. Sementara itu suami Liz, Jay, sedang mengurus sesuatu di perusahaannya dan mengatakan akan segera menyusul datang.
"Hai Haechan, akhirnya kita bertemu, aku seudah penasaran sekali ingin bertemu denganmu." Liz bergumam ramah begitu mereka duduk bersama.
Apakah Liz penasaran ingin tahu wajah seseorang yang membuat kakaknya terluka? Memikirkan itu, ekspresi Haechan langsung berubah sedih.
"Maafkan aku, aku— maafkan aku, semua kejadian ini membuat Jeno terluka, dia berusaha melindungiku."
"Hei. Kami semua tidak menyalahkanmu, lagipula kami menduga itu perbuatan salah satu mantan kekasih Jeno yang cemburu, kakakku memang banyak menyakiti perempuan dan pria di masa lalunya... jadi kau adalah korban juga dan itu semua bukan sepenuhnya kesalahanmu." Mata Liz tampak bercahaya, "Lagipula aku senang sekali akhirnya Jeno memiliki kekasih yang normal."
Kata 'kekasih' dan 'normal' membuat Haechan mengerutkan keningnya. Liz jelas-jelas menyebutnya sebagai kekasih Jeno, apakah Liz tahu tentang sandiwara mereka? atau Jeno juga menutupinya dari adiknya?
"Jeno mengatakan padaku bahwa kau adalah kekasihnya tadi sebelum dia operasi." Liz mengedipkan sebelah matanya, "Karena itulah aku tidak sabar bertemu denganmu."
Jadi ternyata Jeno serius mengatakan bahwa sandiwara sebagai pasangan kekasih ini hanya boleh diketahui oleh mereka berdua. Lelaki itu bahkan membohongi adiknya sendiri.
"Apa maksudmu dengan kekasih yang normal?" Haechan langsung bertanya penuh dengan ingin tahu. Apakah itu berarti Liz menganggap bahwa kekasih-kekasih Jeno sebelumnya bukan manusia normal?
"Kau berbeda jauh dengan kekasih-kekasih Jeno sebelumnya. Amat sangat berbeda."
Haechan menoleh ke arah Liz, sedikit mengerutkan keningnya. Apakah maksud Liz Haechan tidak secantik, semenawan, semanis kekasih-kekasih Jeno sebelumnya? Tetapi ternyata tidak ada ejekan apapaun di wajah Liz, perempuan itu malahan tampak senang sekali karena Jeno sekarang memiliki Haechan sebagai kekasihnya.
"Berbeda maksudku bukan dalam hal penampilannya. Kakakku itu suka main-main dengan seseorang yang lebih tua." Liz mengerucutkan bibirnya dengan ironis, "Kau pasti sudah dengar reputasinya, dia suka mencampakkan mereka semua hingga terpuruk. Herannya, wanita-wanita dan submissif yang lebih tua itu tidak ada yang kapok, mereka terus berusaha menaklukkan kakakku." Mata Liz menatap Haechan penuh persahabatan, "Aku senang pada akhirnya Jeno membuka matanya dan memilihmu sebagai kekasihnya, kau akan membuatnya berlabuh dan melupakan sikap suka-main-mainnya. Aku berharap nanti kita benar-benar menjadi saudara."
Belum sempat Haechan menanggapi kata-kata Liz, pintu ruang tunggu terbuka dan Jay, suami Lis memasuki ruangan, mata lelaki itu langsung menemukan isterinya dan menatapnya dengan sayang. Liz langsung beranjak dari duduknya ketika melihat suaminya datang,
KAMU SEDANG MEMBACA
Echoes of Life [ Nohyuck ]
FanfictionJeno tidak pernah mempercayai perempuan maupun submisif. Baginya mereka itu racun, sama seperti ibunya yang jahat dan hanya mengejar harta. Baginya cinta tidak pernah ada. Cinta hanyalah untuk pasangan lain, karena dia selalu menutup hatinya. Samp...