Kyuhyun duduk dengan tenang di antara penonton sidang. Pria itu tidak begitu khawatir karena yakin bahwa Shin Junyoung pasti akan mendapat hukuman terberat. Bukti-bukti sudah tersaji lengkap. Pengedar narkoba yang telah ia beri imbalan fantastis untuk memasukkan obat terlarang di minuman Junyoung malam itu pun tinggal memberikan satu kesaksian terakhir, bahwa Junyoung merupakan salah satu pelanggan setianya. Kyuhyun juga sudah menemui jaksa, pengacara hingga hakim. Jadi satu-satunya yang perlu Kyuhyun lakukan hanya duduk manis di sini, menanti vonis yang akan diberi.
Kendati demikian, Kyuhyun bisa merasakan ketegangan melingkupi Hyona yang duduk di sampingnya. Hyona yang berharap ayahnya dibebaskan.
Hyona yang diam-diam sudah Kyuhyun bodohi.
"Pansanim, kami ingin menghadirkan Shin Hyona putri terdakwa untuk menjadi saksi," kata pengacara.
"Dipersilakan."
Hyona pun berdiri dan duduk di kursi saksi. Setelah membaca sumpah, pengacara berdiri terlebih dahulu untuk memberi pertanyaan.
"Apa Anda yakin terdakwa bukan pecandu narkoba?"
"Ya. Saya sangat yakin."
"Bagaimana Anda yakin?"
"Saya tinggal bersamanya setiap hari. Appa sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda orang kecanduan."
Setelah beberapa pertanyaan diberikan oleh pengacara, giliran jaksa yang melakukan pemeriksaan silang. Dimulai dengan pertanyaan yang sama.
"Apa Anda yakin terdakwa bukan pecandu narkoba?"
"Seperti yang sudah saya katakan, saya yakin Appa bukan pecandu narkoba."
"Lalu bagaimana Anda menjelaskan ini?" Jaksa itu menunjukkan bukti pemeriksaan ayahnya yang memiliki hasil positif.
"Apa benar itu milik ayahku?"
"Apa Anda meragukan persidangan ini?"
"Bukan begitu. Saya-"
"Anda bilang Anda yakin terdakwa bukan pecandu narkoba, lalu bagaimana Anda menjelaskan ini?"
Kali ini jaksa memberikan foto serbuk obat terlarang yang ditemukan di bawah lemari rumahnya. Hyona membelalak pada sang ayah.
Junyoung yang duduk di kursinya langsung berdiri. "Itu bohong! Bukti itu palsu! Aku tidak pernah menyimpan narkoba di rumah! Itu bukan milikku! Pasti ada orang yang menjebakku!"
"Terdakwa mohon tenang!" Hakim memukul palunya. "Jaksa, silakan lanjutkan."
"Baik." Jaksa itu kembali menghadap Hyona. "Beberapa waktu yang lalu Anda pernah hampir diseret oleh rentenir karena terdakwa menjadikan Anda jaminan untuk utangnya kan?"
Hyona menunduk sedih. "Ya."
"Apa Anda tahu untuk apa uang itu?"
"Appa hanya judi. Appa tidak membeli-"
"Membeli narkoba," lanjut jaksa sambil menunjuk barang bukti.
Setelah menyelesaikan sesinya, Hyona kembali dengan perasaan tak menentu. Dan gadis itu semakin kalut begitu pengedar narkoba juga dihadirkan sebagai saksi.
"Ya. Shin Junyoung selalu membeli narkoba dari saya dalam waktu yang cukup lama."
Air mata Hyona menetes. Terutama ketika akhirnya hakim membacakan vonis, "Karena terbukti melakukan tindak judi ilegal dan penggunaan obat terlarang berulang kali tanpa penyesalan sama sekali, terdakwa dijatuhi hukuman penjara selama sepuluh tahun."
Tangis Hyona pecah saat itu juga. Kyuhyun segera menenangkannya dengan merengkuh tubuhnya erat. Membiarkan gadis itu menumpahkan air mata di jas yang ia kenakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Im Not Artificial Intelligence
Fanfiction(21+) Sebagai CEO yang sukses, Cho Kyuhyun tidak butuh apa pun lagi di dunia ini. Karena ia memiliki Clara, robot yang berwujud persis seperti manusia. Robot yang ia ciptakan untuk membantu hidupnya, robot yang wajah cantiknya ia ciptakan sesuai den...