Are You Okay?

225 42 25
                                    

Pagi itu Hyona ingat, bahwa Kyuhyun berjanji akan mengajaknya tidur bersama lagi. Tapi ternyata malamnya Hyona dibiarkan sendiri. Bukan hanya malam itu, tapi juga malam-malam setelah itu. Termasuk malam ini.

Shin Hyona menatap dirinya sendiri dari pantulan cermin, yang kini terbalut piama lengan pendek dan celana setengah paha. Selama ini Hyona tidak terlalu peduli dengan perawatan tubuh. Tapi jika dipikir-pikir, tubuhnya tidak jelek-jelek amat. Ia memiliki tinggi yang cukup dengan lekukan di area tertentu. Dadanya tidak kecil. Pantatnya juga tidak buruk. Kulitnya pun mulus. Ia memang tidak seseksi wanita lain. Wanita-wanita karier seumuran Kyuhyun yang memiliki lekuk tubuh menggiurkan. Tapi ayolah, Hyona masih 22 tahun. Dan untuk perempuan seusianya yang kebanyakan memang masih fokus belajar, bukankah tubuhnya sudah bagus?

“Kau sangat indah, Shin Hyona.”

“Kau tahu, selama ini hanya kau yang selalu memenuhi fantasiku akan wanita sempurna. Dan ternyata, kau jauh lebih sempurna dibanding kesempurnaan itu sendiri.”

Hyona mendengus. “Bohong,” dengusnya pada cermin. “Bilang saja aku jelek dan kau kapok tidur denganku lagi.”

Namun tiba-tiba gadis itu merengut sedih. “Apa karena aku payah? Apa karena aku tidak bisa membuatmu puas? Tapi kemarin kan pertama kalinya untukku. Wajar kan kalau aku tidak tahu apa-apa?”

Hyona bahkan tidak tahu bahwa malam itu memiliki efek samping sebesar ini padanya. Pada tubuhnya. Pada hatinya yang menjadi tak karuan, entah karena apa. Segala yang ia lakukan seperti salah. Segala yang Kyuhyun lakukan seolah mengundang emosi. Satu-satunya yang Hyona inginkan hanya menghabiskan malam bersama Kyuhyun lagi.

“Aish! Sebenarnya kau apakan diriku sampai aku jadi begini?” omel Hyona. Gadis itu menarik napas dalam-dalam. Berusaha tenang. Lalu memilih untuk keluar saja dari kamar.

Kyuhyun sedang duduk di sofa ruang tengah saat Hyona turun. Tumben pria itu sendiri. Mana Clara? Apa baterainya habis? Haruskah ia lepas saja baterai Clara agar robot itu berhenti menempel pada Kyuhyun? Senyum puas tersemat di bibir tipisnya mengetahui Clara tidak ada sejauh Hyona memandang. Tanpa mengulur waktu Hyona pun menghampiri Kyuhyun.

Tapi ternyata Kyuhyun ketiduran. Di pangkuan pria itu terdapat beberapa berkas dan iPad. Musik klasik yang biasanya diputar Kyuhyun pun masih menyala. Namun sang empu justru menengadah pada leher sofa dengan mata terpejam. Posisinya tampak tidak nyaman sekali.

Jika Hyona sekuat laki-laki, ia pasti akan menggendong Kyuhyun ke kamar. Tapi apalah daya, tenaganya tidak sekuat itu. Jadi Hyona duduk di samping Kyuhyun terlebih dahulu, menyingkirkan barang-barang di pangkuan pria itu lalu menepuk bahunya pelan.

“Daepyeonim.”

Hanya dengan dua kali tepukan, Kyuhyun membuka mata. “Oh? Hyona-ya.”

“Daepyeonim kau lelah? Kenapa tidak tidur di kamar saja?”

“Tidak. Masih ada yang harus kukerjakan. Tapi sepertinya aku ketiduran.”

“Kau kelihatan lelah.”

“Benarkah?” Kyuhyun tersenyum tipis, lalu pria itu berbaring di pangkuan Hyona. Membuat gadis itu terkejut, dan jantungnya mulai berdegup gugup.

“Biarkan seperti ini dulu. Sebentar saja,” gumam Kyuhyun sambil memejamkan mata.

Wajah Hyona merona dengan sendirinya. Dengan malu-malu gadis itu meletakkan tangan kanannya di atas dada Kyuhyun, lalu menepuk-nepuknya perlahan.

“Hm. Seperti itu. Nyaman sekali.”

Hyona menggigit bibir bagian bawahnya dengan gugup. “Oh ya?”

“Hm. Kau juga boleh menyentuh kepalaku. Di sini.” Kyuhyun menunjuk kepalanya sendiri.

Im Not Artificial Intelligence Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang