Lift membawa Hyona dan Kyuhyun naik ke lantai teratas gedung itu. Kyuhyun keluar begitu saja masuk ke dalam penthouse mewahnya. Sedangkan Hyona masih diam memperhatikan punggung Kyuhyun yang menjauh.
Pria itu tidak menjawab pertanyaan Hyona. Sepanjang perjalanan dari kantor polisi hingga tiba di sini, Kyuhyun sama sekali tidak menanggapi permintaan Hyona untuk menyelamatkan ayahnya. Juga tidak menanggapi ucapan Hyona yang berniat memberikan tubuhnya. Pria itu hanya diam seribu kata. Hingga sekarang.
Tapi bagaimana? Apakah Hyona harus menyerah begitu saja? Lalu bagaimana dengan nasib ayahnya?
Shin Hyona keluar dari lift. Gadis itu berjalan cepat menyusul Kyuhyun lalu menahan tangan pria itu. “Daepyeonim,” panggilnya lirih. Melihat Kyuhyun diam saja, Hyona segera melepaskan tangannya. Tapi gadis itu masih belum menyerah. “Daepyeonim.”
Kyuhyun akhirnya berbalik menghadap Hyona. Meski masih enggan berbicara.
“Daepyeonim belum menjawabku,” ujar Hyona lirih. “Tolong selamatkan ayahku.”
Kyuhyun tidak menjawab.
“Apa karena aku tidak punya uang untuk membayar pengacara? Apa Daepyeonim sudah tidak ingin rugi lagi?”
“Bukan begitu, Shin Hyona.”
“Daepyeonim tidak mau... tubuhku? Apa aku sejelek itu sampai membuatmu tidak tertarik?”
Kyuhyun menggeleng. “Kau jauh dari sekadar menarik di mataku.”
“Lalu kenapa Daepyeonim tidak mau? Apa bayaran pengacara memang sebesar itu?”
“Aku bisa menyewa lebih dari sepuluh pengacara sekaligus kalau aku mau.”
“Lalu kenapa Daepyeonim diam saja?” Hyona merengut sedih. “Padahal kau memaksaku untuk tinggal di sini. Apa aku bisa menukarnya saja? Aku tidak perlu tinggal di sini. Aku tidak perlu hidup sebagai parasitmu, tapi tolong selamatkan ayahku.”
Cho Kyuhyun menghela napas panjang dan berat. Pria itu memegang kedua bahu Hyona dan menatap mata gadis itu penuh kesungguhan. “Sebelum kau benar-benar ingin meminta bantuanku dengan mempertaruhkan segala yang kau punya, sebelum aku memutuskan apakah aku bersedia membantu ayahmu atau tidak, ada satu hal yang ingin kusampaikan padamu. Ini tentang... perasaanku.”
“Apa?”
“Tunggu sebentar di sini.”
Hyona tetap berada di tempatnya berdiri sementara Kyuhyun berjalan menuju sebuah ruangan yang belum pernah Hyona masuki. Beberapa saat Hyona menunggu sambil memainkan sandal rumah yang ia pakai. Ketika mendengar suara langkah kaki mendekat, Hyona kembali mengangkat wajah. Dan detik itu juga Shin Hyona menganga. Karena Kyuhyun datang tidak sendiri. Di belakangnya terdapat seorang gadis. Seorang gadis yang wujud dan rupanya persis seperti dirinya.
Shin Hyona menutup mulutnya dengan kedua tangan. Matanya terbelalak. Gadis itu bahkan mengambil langkah mundur tanpa sadar.
“Shin Hyona.”
“Dae-daepyeonim... itu... aku... siapa... bagaimana... dia...” Astaga! Hyona bahkan tidak tahu harus berkata apa.
“Shin Hyona, perkenalkan. Ini Clara.”
“Apa?”
Hyona menatap Clara dari ujung kepala hingga ujung kaki, lalu kembali ke kepala lagi. Clara memang lebih tinggi sekitar tiga sentimeter dibanding Hyona. Tapi itu tidak berpengaruh banyak. Rambut Clara sengaja dibuat ikal di ujung-ujungnya, sedangkan rambut Hyona hanya dibiarkan tergerai begitu saja. Tapi mereka memiliki tipikal rambut panjang lurus yang sama. Clara terlihat lebih anggun mengenakan gaun merah, sedangkan Hyona terlihat lusuh mengenakan kemeja dan celana jeans. Tapi itu sama sekali tak menutupi fakta bahwa wajah mereka sama. Clara dan Hyona memiliki bola mata sama besar di wajah mereka yang mungil. Hidung mereka sama-sama mancung. Dan bibir mereka tipis di atas dagu yang manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Im Not Artificial Intelligence
Fanfiction(21+) Sebagai CEO yang sukses, Cho Kyuhyun tidak butuh apa pun lagi di dunia ini. Karena ia memiliki Clara, robot yang berwujud persis seperti manusia. Robot yang ia ciptakan untuk membantu hidupnya, robot yang wajah cantiknya ia ciptakan sesuai den...