Please

261 39 32
                                    

Shin Hyona duduk di tepi ranjang empuk kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shin Hyona duduk di tepi ranjang empuk kamarnya. Kamar mewah berdinding kaca yang membuatnya bisa melihat pemandangan Seoul dari ketinggian tanpa harus jauh-jauh ke Namsan Tower. Hyona suka sekali berada di kamar ini. Bahagia sekali diberi kesempatan tinggal di kamar semewah ini secara cuma-cuma. Di kamar ini Hyona bisa belajar dengan tenang. Di kamar ini Hyona bisa bangun tidur disambut oleh langit yang indah. Di kamar ini Hyona juga sering bermesraan dengan Kyuhyun.

Ia kira ia bisa tinggal lebih lama di tempat ini, tapi ternyata tiba juga saatnya untuk pergi. Bukan karena Kyuhyun mengusirnya. Tapi karena ucapan ayahnya.

"Pergilah dari rumahnya. Appa tidak tahu apa motifnya, tapi Cho Kyuhyun adalah orang yang menjebloskan Appa ke penjara."

Benar. Hingga detik ini Hyona masih tidak paham alasan mengapa Kyuhyun sampai menjebak ayahnya. Ia juga sudah berpikir dan menerka-nerka, mengapa sertifikat rumahnya bisa ada di tangan Kyuhyun? Tapi ia tetap tidak bisa menemukan jawabannya. Hyona sempat berpikir untuk menunggu Kyuhyun pulang demi meminta penjelasan. Tapi ia takut. Ia takut jawaban Kyuhyun akan membuatnya terluka. Sekalipun Kyuhyun melakukannya demi dirinya, Hyona tetap tidak ingin mendengar jawaban bahwa Kyuhyun melakukannya karena membenci Shin Junyoung.

Maka dari itu, karena Hyona tidak ingin berada di persimpangan kebingungan begini, lebih baik ia pergi saja dari rumah ini.

Hyona akhirnya berdiri. Dengan langkah berat, gadis itu menarik kopernya keluar dari kamar sambil memeluk sertifikat rumahnya yang ia ambil dari laci Kyuhyun. Ia harus melindungi kenangan orang tuanya yang semuanya ada di rumah kecil itu.

"Shin Hyona, kau mau ke mana dengan koper besar begitu?" tanya Clara yang berdiri di ruang tengah.

Hyona berhenti sejenak di hadapan Clara. "Aku pergi dulu, Clara."

"Ke mana?"

"Rumahku."

"Daepyeonim pernah berkata bahwa sekarang rumah ini adalah rumahnya dan rumahmu. Kau sudah berada di rumah sekarang."

Hyona tersenyum getir sambil menggeleng pelan. "Bukan. Rumahku bukan di sini."

Clara memiringkan kepalanya dengan alis terangkat.

Hyona terkekeh kecil dan berkata, "Apakah ekspresi bingungmu sudah di-upgrade? Kau bisa mengangkat alis sekarang."

"Ya. Bagaimana? Apakah aku sudah benar-benar terlihat seperti manusia?"

Hyona mengangguk. "Kau sudah terlihat seperti manusia sejak awal. Kau juga semakin mirip denganku."

"Wah! Senang sekali mendengarnya."

Hyona tersenyum. Ia ingat ia pernah cemburu dengan Clara. Ia juga pernah berbagi cerita dengan robot ini. Hyona sama sekali tak pernah menyangka bahwa ia bisa berteman dengan robot, dan merasa sesedih ini hanya karena berpisah dengan robot ini. "Senang bertemu denganmu, Clara. Melihatmu seperti melihat diriku sendiri dalam versi yang lebih pintar, dewasa dan tahu segalanya."

Im Not Artificial Intelligence Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang