Menurut kabar yang Hyona peroleh dari Siwon, Kyuhyun berhasil diselamatkan meskipun kini dalam kondisi koma. Dokter bahkan tidak yakin apakah Kyuhyun bisa bangun mengingat batu yang menghantam kepalanya beberapa kali itu membuat tengkoraknya nyaris tidak bisa diselamatkan. Sekalipun Kyuhyun sadar, dokter tidak yakin apakah pria itu bisa hidup dengan fungsi otak normal seperti sedia kala.
Dan benar. Meski sudah tiga hari berlalu, tidak ada perkembangan sama sekali dari pria itu. Hingga detik ini pun, orang tua Kyuhyun sama sekali tidak mengizinkan Hyona untuk menjenguknya. Meski Hyona memohon, meski Hyona bersimpuh di kaki mereka, yang ada ia hanya diusir dan diusir lagi.
Termasuk hari ini. Bahkan cara mereka mengusir Hyona jauh lebih menyakitkan dibandingkan sekedar dihina, dicaci-maki dan ditendang.
Orang tua Kyuhyun membawa seorang gadis yang dikenalkan sebagai calon istri Kyuhyun.
“Aku sudah mendengar semuanya dari Choi Bisseo,” kata Nyonya Cho pada Hyona di depan kamar rawat VVIP itu. “Katanya kau berkencan dengan Kyuhyun?”
Hyona mengangguk pelan, yang dibalas Nyonya Cho dengan dengusan. Wanita paruh baya itu terang-terangan melihat Hyona dari ujung kaki hingga ujung kepala dengan sinis.
“Hah! Sebenarnya apa yang dipikirkan anak itu sampai mau mengencani bocah ingusan seperti ini,” cacinya. “Percuma cerdas kalau dia diam saja dimanfaatkan gadis miskin sepertinya.”
“Saya tidak memanfaatkan Daepyeonim.”
“Tapi kau membuatnya celaka! Kau yang membuatnya terbaring tak berdaya di sana!”
Kelopak mata Hyona berkaca-kaca. “Maafkan saya.”
“Pergi dari sini dan jangan pernah datang lagi. Cho Kyuhyun tidak akan kembali padamu, sampai mati aku tidak akan mengizinkan. Aku akan menikahkannya dengan gadis pilihanku.”
Hyona melihat seorang gadis yang berdiri di samping Nyonya Cho. Namanya Park Eunha. Dilihat sekilas saja sudah jelas Eunha jauh lebih cantik dari Hyona. Gadis itu tahu cara berpakaian dengan gaya berkelas, tampak jelas dari kalangan berada. Bukan mahasiswa payah seperti Hyona. Kendati dirinya kalah banyak, “Tapi saya sungguh-sungguh mencintai Daepyeonim.”
“Kau membuatnya celaka, kau sebut itu cinta?”
Benar, tapi...
“Kalau kau memang mencintainya, pergi dari hidupnya. Lagi pula belum tentu nanti saat sadar Kyuhyun akan mengingatmu.”
Kyuhyun tidak mengingatnya? Ya Tuhan, baru mendengarnya saja kenapa rasanya sudah sesakit ini?
“Saat sadar nanti, Kyuhyun akan mengingatmu sebagai anak seorang narapidana yang telah mencelakainya,” lanjut Nyonya Cho. “Jadi sebelum kau mendengar Kyuhyun memakimu secara langsung, lebih baik kau pergi sekarang juga. Asal kau tahu, dia bisa bicara yang jauh lebih kejam dari yang selama ini kau dengar dariku.”
Hyona tak tahu bagaimana caranya mendeskripsikan perasaannya yang begitu kacau dan hancur. Seperti ada meremukkan jantungnya. Dan yang tersisa di sana hanya perih yang tak tertahan.
Ia sudah terlanjur mencintai Kyuhyun. Ia sudah terlanjur terbiasa menghabiskan waktu bersama pria itu. Bagaimana caranya lepas dari Kyuhyun di saat baru ditinggal satu hari saja Hyona sudah rindu setengah mati?
“Tolong izinkan saya di sini, hanya sampai Daepyeonim bangun...” pinta Hyona sungguh-sungguh.
Nyonya Cho mendengus. “Kenapa susah sekali bicara dengan orang yang tidak berpendidikan sepertimu? Berapa kali harus kukatakan, pergi dari hidup Kyuhyun sekarang juga! Kau hanya akan membawa sial!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Im Not Artificial Intelligence
Фанфик(21+) Sebagai CEO yang sukses, Cho Kyuhyun tidak butuh apa pun lagi di dunia ini. Karena ia memiliki Clara, robot yang berwujud persis seperti manusia. Robot yang ia ciptakan untuk membantu hidupnya, robot yang wajah cantiknya ia ciptakan sesuai den...