Benar apa kata Choi Siwon. Setelah ditemui Shin Hyona, Kyuhyun menunjukkan kemajuan yang sangat signifikan. Dan hanya dalam tiga jam setelah kepergian Hyona, Cho Kyuhyun sadar.
Namun dari empat orang yang berdiri mengelilingi tepi ranjang, sepertinya hanya Siwon yang menyadari keajaiban itu. Karena orang tua Kyuhyun sama sekali tidak peduli. Terutama gadis asing yang akan dijodohkan dengan Kyuhyun itu. Yang mereka pedulikan hanya satu, Cho Kyuhyun bangun.
"Kau sudah sadar, Nak?"
"Ya ampun, putraku... Akhirnya kau siuman juga."
Siwon tersenyum haru. "Daepyeonim."
Namun wajah pucat Kyuhyun yang masih tertutup masker tampak begitu bingung. Keningnya berkerut. Lalu dengan suara yang begitu lirih, pria itu bertanya, "Siapa?"
"Ya Tuhan, kau tidak mengenali kami? Ini Eomma." Nyonya Cho menunjuk dirinya sendiri, lalu memegang bahu suaminya. "Ini Appa."
"Iya, Nak. Kami orang tuamu," kata Tuan Cho.
Nyonya Cho melanjutkan, "Dia Choi Siwon, sekretarismu. Dan ini Park Eunha, calon istrimu."
Tak lama kemudian dokter dan perawat datang. Kyuhyun langsung dibawa untuk menjalani beberapa pemeriksaan. Ketika kembali ke kamar rawatnya, Kyuhyun sudah tidak memakai masker oksigen lagi. Selang dan kabel yang tadinya menjadi penunjang hidup Kyuhyun selama tiga hari terakhir, beberapa sudah dilepas.
"Kondisi pasien sudah sangat membaik. Saya takjub melihat perkembangannya yang begitu signifikan dalam waktu singkat. Sepertinya itu karena kemauan hidup pasien yang kuat," kata dokter.
"Tapi dia tidak mengenali kami," kata Tuan Cho khawatir.
"Ya. Benturan keras di kepala pasien menyebabkan kerusakan pada bagian lobus temporal yang salah satu fungsinya adalah untuk menyimpan memori. Dan itu menyebabkan pasien kehilangan ingatan."
"Apa ingatannya bisa kembali seperti semula?"
"Saya tidak bisa menjamin itu. Mungkin bisa. Tapi jika dipaksakan, hal itu justru akan menyiksa pasien. Dan dalam kondisi buruknya, itu bisa membuatnya kejang."
Tuan Cho menghela napas berat. Tampak bahagia karena Kyuhyun sadar, tapi juga berat mengetahui kondisinya yang tidak seperti sedia kala. Kendati demikian pria itu tetap tersenyum dan berterima kasih saat dokter memberinya selamat sebelum pamit.
***
Bukan hal menyenangkan mengetahui dirimu bangun dan tidak ingat apa-apa. Sejujurnya Kyuhyun kesal. Ia kesal karena otaknya seolah tidak bekerja. Ia tidak ingat apa yang terjadi padanya hingga detik ia berada di rumah sakit ini. Ia bahkan tidak ingat orang-orang yang mengelilinginya.
Kyuhyun hanya mengiyakan saat pria dan wanita paruh baya itu mengaku sebagai orang tuanya. Karena mereka menatapnya dengan khawatir. Dan wajar orang tua ada di sisi anaknya yang sedang sekarat. Jadi Kyuhyun dengan mudah percaya pada mereka.
Tapi Kyuhyun masih bingung ketika dikenalkan dengan dua orang lain. Choi Siwon sebagai sekretarisnya dan Park Eunha sebagai calon istrinya. Saat pertama membuka mata, Kyuhyun sempat berpikir bahwa salah satu dari dua orang itu adalah saudaranya, lalu mereka adalah pasangan. Ternyata tebakannya salah. Dan apa katanya? Kyuhyun punya sekretaris? Berarti itu artinya Kyuhyun adalah orang penting? Choi Siwon memanggilnya apa tadi? Daepyeonim? Jadi dirinya adalah seorang CEO?
Wah! Rasanya seperti baru lahir dan langsung menjadi sukses.
Lalu Park Eunha calon istrinya... entahlah. Kyuhyun tidak bisa merasakan apa-apa. Mungkin belum. Tapi percaya saja dulu. Toh gadis itu ada di sini ketika pertama kali Kyuhyun bangun. Bukankah itu artinya Park Eunha menungguinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Im Not Artificial Intelligence
Fanfic(21+) Sebagai CEO yang sukses, Cho Kyuhyun tidak butuh apa pun lagi di dunia ini. Karena ia memiliki Clara, robot yang berwujud persis seperti manusia. Robot yang ia ciptakan untuk membantu hidupnya, robot yang wajah cantiknya ia ciptakan sesuai den...