Centoottantadue

2 0 0
                                    

Tidak sia – sia rasanya dirga mengambil jurusan arsitektur saat kuliah dulu , meskipun dia harus merelakan sebagian besar waktunya karena mengambil dua jurusan sekaligus . karena berkat jurusan tersebut , dia bisa mengumpulkan uang lebih banyak , kendati gajinya sebagai CEO perusahaan The HM Group ini terbilang besar , yaitu mencapai 8.000 kuintiliun , sedangkan uang yang dia terima untuk setiap gambar denah yang dia buat , dia menerima 500 juta hingga 1 miliar .

Helaan nafas lega berhembus dari sela – sela bibir dirga , karena kurang dari lima jam , gambar denah rumah baru milik jayden sudah selesai , ekspresi puas langsung saja menghiasi wajah si pimpinan tertinggi perusahaan The HM Group ini ketika melihat hasil karyanya . denah rumah yang tadi digambar jayden di kertas HVS , kini terlihat lebih jelas dan lebih baik setelah dirinya menggambar ulang gambar denah rumah ini di laptopnya .

Alih – alih segera mengirimkan gambar denah itu pada jayden dan juga salah satu tukang yang bekerja di perusahaannya ini , dirga memutuskan untuk mengirimnya besok pagi sembari juga menanyakan konsep rumah ini lebih dulu pada jayden . begitu arloji yang menghiasi pergelangan tangannya ini menunjukkan jam setengah lima , dirga segera mematikan laptopnya setelah gambar denahnya tersimpan . tidak hanya laptopnya , dia juga memasukkan ipad , tab dan beberapa berkas kerjanya kedalam ransel hitam miliknya .

Setelah mematikan AC dan lampu serta menutupi tirai blind fold putih di ruangan kerjanya ini , dirga segera saja keluar dari ruangan ini . sembari berjalan menuju lift , laki – laki meraih ponselnya dan mengirimkan pesan pada natasha untuk mengatakan kalau dirinya sudah akan pulang kerumah . belum ada setengah emnit setelah dia mengirimkan pesan ini pada natasha , benda tipis yang masih berada di tangannya ini mendadak saja bergetar ,

Hp Gua : sore cantik , aku udah otw pulang ya , mau dibawain apa yang ?

My Wifey : oke ganteng , hehehe , oh iya yang , boleh nitip gak yang

Hp Gua : ya boleh yang , tapi tumben mau nitip yang , mau nitip apa yang ?

My Wifey : mau nitip croissant yang , gak tau nih tiba" pengen croissant cokelat

Hp Gua : oke sayangku , udah mulai ngidam kali kamu yang

My Wifey : yakali yang , baru tiga bulan hamil , masa udah ngidam

Hp Gua : kali aja gitu yang , ngidam kan bisa dateng kapan aja cantik

My Wifey : iya sih , hehehe , nyetirnya hati" ya yang , jangan ngebut

Hp Gua : oke sayangku

Perlahan tapi pasti , bersamaan dengan dirinya yang memasuki lift yang langsung terbuka ini , kedua sudut bibirnya terangkat dan membentuk seulas senyum . meskipun sudah menikah dengan natasha selama tiga tahun , laki – laki ini bisa menghitung berapa kali istrinya ini menitip makanan atau minuman padanya , karena setiap kali dirinya menawarkan untuk membawakan makanan atau minuman , perempuan itu selalu menolak dengan alasan tidak mau merepotkan dirinya .

Biarpun saat ini arlojinya sudah menunjukkan angka setengah enam sore dan langit jakarta sudah mulai menggelap , dirga tetap saja mengarahkan mobil Lincoln Nautilus miliknya menuju toko pastry yang tidak jauh dari area kantornya ini . hanya berselang sepuluh menit , dirga sudah menerima satu kotak pastry berukuran sedang yang didalamnya terdapat empat croissant cokelat berukuran besar , setelah menerima struk pembelian dan juga kartu kreditnya , laki – laki ini segera keluar dari toko pastry ini .

Tidak sampai dua jam , mobil Lincoln Nautilus yang dikendarai dirga ini sudah terparkir rapi di sebelah kanan mobil audi SQ7 berwarna hitam ini . sembari membawa tiga paperbag di tangan kanannya dan juga ransel yang menggantung di salah satu bahu tegapnya , dirga membawa kakinya menuju teras , baru saja dirinya akan membuka pintu , ternyata istrinya sudah lebih dulu membuka pintu ini , natasha memang sudah menanti kepulangan dirga di ruang tamu sembari memainkan ponselnya .

" malem cantiknya aku ! " sambil menyapa istrinya ini , dirga menaruh ketiga paperbag yang dia bawa ini di salah satu sofa ruang tamu dan memeluk erat natasha . hidung mancung natasha mencium wangi parfum yang menguar dari tubuh dan pakaian suaminya ini , padahal parfum itu sudah seharian menempel di kemeja biru gelap milik laki – laki ini

" malem juga gantengnya aku , langsung makan atau mandi dulu yang ? " sembari natasha bertanya seperti itu , keduanya berjalan memasuki ruang tengah pertama dan menjauhi ruang tamu setelah natasha sempat mengunci pintu utama rumah mereka sebanyak dua kali serta membenahi posisi tirai yang sedikit tersingkap ini ,

" makan dulu aja yang , tadi aku sempet makan sih yang , tapi gak seenak masakan kamu " tukas dirga sambil mendudukkan dirinya di kursi makan yang biasa dia duduki ini , sementara itu , natasha yang mendengar respons dirga barusan ini pun terkekeh saja , biarpun dia bisa merasaka kalau jantungnya berdebar dua kali lebih cepat , rupanya dia belum bisa terbiasa dipuji oleh suaminya ini

Sembari berusaha menormalkan detak jantungnya , natasha pun menaruh dua piring nasi yang baru saja matang diatas meja , disusul dengan tiga macam lauk yang sudah dirinya masak dengan susah payah tadi , yaitu bebek bakar sambal hijau , sop telur puyuh sosis dan juga tumis sawi hijau jagung manis . sementara natasha sibuk mengisi dua gelas dengan air putih sampai penuh , kedua netra dirga tampak berbinar – binar ketika menatap ketiga lauk yang terlihat enak ini .

Tanpa menunggu lama lagi , begitu natasha menempatkan dirinya persis didepan dirga , laki – laki ini segera saja menyantap nasi dengan ketiga lauk yang sudah dimasak natasha . kurang dari setengah jam , nasi dan ketiga lauk ini sudah sukses berpindah kedalam perut mereka masing – masing ini . ditengah – tengah kegiatan makan malam ini , tanpa sengaja kedua netra natasha menatap kearah dua paperbag berwarna putih yang entah sejak kapan ada diatas meja .

" kamu beli apaan ini yang ? " didorong dengan rasa penasaran , natasha pun menanyakan dua paperbag ini pada suaminya , mendengar pertanyaan istrinya ini , dirga pun menolehkan kepalanya kearah dua paperbag yang dia bawa dari kantor ini

" itu undangan lamaran sama undangan nikahan sepupu aku yang kerja jadi dosen yang " dengan nada santai yang terdengar jelas dan tanpa menghentikan kegiatan makan malamnya , dirga menjawab pertanyaan istrinya ini . seketika natasha bisa merasakan keningnya berkerut saat dirinya mendengar jawaban suaminya ini

" emangnya sepupu kamu ada yang kerja jadi dosen ya yang ? " tanpa menghentikan gerakan tangannya yang menyuapkan nasi dengan ketiga lauk tersebut kedalam mulutnya , natasha kembali bertanya setelah mendengar jawaban suaminya ini . dirga menganggukkan kepalanya membenarkan pertanyaan istrinya ini

Kurang dari setengah jam , baik natasha maupun dirga sama – sama sudah selesai makan malam , setelah natasha menata peralatan makan yang sudah dia cuci ini kedalam lemari , keduanya segera saja kembali ke lantai dua dan mematikan beberapa lampu yang menerangi lantai satu ini .

Io Per Me , Tu Per TeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang