Centonovantatre

3 0 0
                                    

Kendati tahu kalau saat ini dirga sedang sibuk mempersiapkan dokumen – dokumen yang akan dia bawa ke yunani , chanti tetap saja melancarkan rencananya mendekati si CEO perusahaan The HM Group ini , dari sekian banyak cara , membuatkan laki – laki itu kopi adalah cara yang bisa dia lakukan untuk saat ini .

Seperti hari ini saja , di hari ketiga chanti bekerja disini , perempuan ini kembali datang ke kantor di jam enam pagi , memanfaatkan suasana kantor yang masih sepi ini , chanti dengan sigap membuat secangkir kopi dengan menggunakan cangkir putih bermotif mawar kuning . dengan menggunakan salah satu tangannya , chanti berusaha untuk membuka pintu ruangan kerja pribadi dirga .

Tanpa sempat chanti menahan dirinya , bibirnya membentuk sebuah senyuman masam ketika melihat setumpukan dokumen diatas meja kerja laki – laki ini , sama seperti para direktur , manajer dan staf yang lain , chanti sudah tahu kalau beberapa hari lagi dirga akan pergi ke yunani untuk memantau lokasi pembangunan gedung cabang perusahaan .

Berselang lima setengah menit setelah dirinya tiba di ruangannya , chanti mendadak saja menyesal karena dia lupa untuk mencari keberadaan dua cangkirnya yang dia pakai untuk membuatkan si pimpinan tertinggi perusahaan ini kopi secara diam – diam . sebelum sempat dia memutuskan untuk kembali ke ruangan kerja pribadi dirga , samar – samar dia mendengar derap langkah kaki di luar ruangannya

" ck pake lupa lagi , mana staf lain udah dateng , jangan – jangan dirga udah dateng lagi " gumam chanti pelan ketika menyadari kalau dirinya lupa mencari keberadaan dua cangkir miliknya yang menghilang entah kemana itu ,

Bertepatan disaat chanti berdiri dari kursi kerjanya dan baru saja akan melangkah menuju pintu , tiba – tiba saja pintu ruangan kerjanya terbuka dan dua rekan kerjanya berjalan memasuki ruangan ini , baru saja chanti mau berjalan kembali di kursinya , tiba – tiba saja salah satu rekannya bertanya

" mau kemana ti ? " tanya erika sembari menaruh hand – bag dan tas laptopnya diatas meja kerjanya yang berada didekat jendela besar , chanti yang tidak menduga akan ditanya pun refleks menoleh kearah erika yang baru saja bertanya ini dan buru – buru menggelengkan kepalanya

" mau keluar bentar ka , mau cari sarapan , tadi soalnya gak sempat sarapan dirumah " meskipun dirinya sempat kaget karena ditanya oleh rekan kerjanya itu , tapi chanti tetap saja bisa menjawab pertanyaan itu dengan tenang , mendengar jawaban chanti , erika cuma menganggukkan kepalanya tanda dirinya mengerti .

Sementara itu , untuk ketiga kalinya , dirga memanggil asisten pribadinya untuk membawa cangkir kopi ini keluar dari ruangannya . kendati curiga dengan siapa pemilik cangkir kopi ini , laki – laki ini memutuskan untuk menunda rencananya untuk mencari si pemilik cangkir putih bergambar mawar ini , si CEO perusahaan The HM Group ini memilih untuk fokus pada rencananya untuk membangun cabang perusahaannya di yunani lebih dulu .

Dengan tatapan heran sekaligus penasaran yang menyorot jelas di kedua netranya , untuk kesekian kalinya si asisten ini membawa cangkir kopi ini ke ruangan kerja pribadinya . begitu si asisten pribadinya itu dari ruangannya , laki – laki segera saja menyalakan laptopnya , kurang dari tiga menit , dirga sudah langsung fokus pada pekerjaannya ini .

Tasha's Hubby : ryo , ada lagi nih cangkir kopinya , bawa aja ke ruangan kamu

Asisten Pertama : masih ada lagi pak cangkirnya ?

Tasha's Hubby : ya gitu , kamu minum aja kopinya , saya lebih suka kopi buatan istri saya

Asisten Pertama : sama pak , saya juga lebih suka kopi bikinan istri saya pak , otw pak

Tasha's Hubby : sip , buang aja ntar kalo kamu gak mau minum

Asisten Pertama : siap pak bos !

Satu detik setelah membaca deretan pesan antara dirinya dan atasannya ini , sembari beranjak dari kursinya dan melangkah keluar dari ruangan kerjanya ini , si asisten pertama dirga ini menghembuskan nafas heran dari sela – sela bibirnya . setibanya dirinya disana , lagi – lagi dirinya menemukan cangkir putih dengan gambar mawar kuning

" pak dirga , bapak gak ada rencana mau nyari yang punya cangkir ini pak ? " sembari meraih cangkir berisi kopi panas ini dari atas meja kerja atasannya ini , dengan hati – hati ryo memberanikan diri untuk bertanya pada atasannya ini ,

" ya ada sih , tapi saya mau fokus ke proyek perluasan cabang perusahaan dulu , sekalian aja saya juga mau minta tolong sama kamu untuk mantau siapa aja yang masuk dan keluar ruangan saya , ntar siang saya beli dulu cctvnya , baru nanti kamu sambungin ke laptop atau ipad kamu , gimana ? gak keberatan kan ? " tutur dirga yang ternyata juga penasaran , mendengar perkataan pimpinannya ini , ryo pun segera saja menggelengkan kepalanya , tanda dia merasa apa tidak keberatan dengan perintah atasannya ini ,

" baik pak , gak keberatan kok pak , kan saya cuma disuruh mantau aja " tukas ryo sambil segera berpamitan untuk keluar dari ruangan atasannya ini . sekeluarnya asistennya itu dari ruangan kerja pribadinya , dirga pun langsung membereskan satu persatu pekerjaannya yang masih banyak ini sebelum benar – benar pergi ke yunani .

Berbanding terbalik dengan dirga yang sedang sibuk mengerjakan satu persatu pekerjaannya , ryo yang memegang jabatan sebagai asisten pertama dirga ini tampak dengan jeli memperhatikan ketiga cangkir putih ini , masing – masing cangkir ini memiliki bentuk yang sama , hanya warna mawarnya saja yang berbeda .

Meskipun baik dirinya maupun atasannya ini belum mengetahui siapa pemilik ketiga cangkir ini yang sebenarnya , si asisten ini tampak yakin untuk tidak membuang ketiga cangkir ini yang dia ambil dari ruangan atasannya ini , entah kenapa ryo yakin kalau pemilik cangkir ini ialah salah satu staf yang bekerja di perusahaan ini , mengingat kalau tidak sembarang orang bisa memasuki area The HM Zone ini .


Io Per Me , Tu Per TeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang