Centosettantacinque

2 0 0
                                    

Sebagai anak sulung , sudah tentu dirga belajar banyak dari papanya , mulai dari urusan bisnis sampai urusan berkeluarga , papanya banyak mengajarkan dirinya hal – hal yang memang sudah sepatutnya dia ketahui dan juga terapkan , contohnya saja seperti sekarang ini , meskipun saat ini perusahaan yang dia pimpin sedang menghadapi masalah , dirga memutuskan untuk tidak menceritakan masalah ini pada natasha .

Dirga yakin dia memiliki alasan yang kuat untuk tidak bercerita tentang masalah ini pada natasha , bukan karena dia tidak percaya dengan istrinya , tapi dia tidak ingin istrinya itu stres kalau sampai mengetahui masalah yang dia hadapi sekarang ini , apalagi mengingat usia kehamilan natasha yang baru saja memasuki usia satu bulan .

Jika biasanya di jam sembilan pagi ini , dirga dan kelima sepupunya sibuk mengerjakan pekerjaan mereka di ruangan kerja masing – masing , tapi khusus untuk hari ini , keenam CEO ini berada di ruangan meeting untuk membahas masalah ini . sebagai CEO tertinggi yaitu CEO di perusahaan utama keluarga mereka , yaitu The HM Group ini , dirga pun berdiri di podium dan membelakangi layar LCED yang ada didepan meja meeting

" gua rasa kalian udah tau kenapa gua minta kalian ngumpul disini " bersamaan dengan jam dinding yang ada diatas layar LCED ini yang menunjukkan angka sembilan pagi , dirga membuka power – point yang sudah dia buat sejak jam delapan pagi tadi , perkataan dirga segera disambut dengan anggukan kepala para pemegang jabatan CEO di kelima perusahaan yang berada dibawah naungan perusahan The HM Group ini

" jadi , seperti yang kita semua tau ya kalo ada salah satu klien kita yang berminat memeras perusahaan kita , cara mereka memeras perusahaan kita itu dengan menjalin kerjasama dengan perusahaan kita , mereka itu berniat memeras aset uang kita sebanyak 7000 quintiliun euro " disaat yang sama ketika dirga sedang menjelaskan masalah yang mereka hadapi ini , kelima sepupunya seperti kaindra , danar , kelvin , sidra dan juga kemal pun menganggukkan kepala mereka masing – masing .

Tanpa dirga bahas pun sebenarnya mereka sudah tahu , kalau ada klien mereka yang saat ini sedang menjalin kerjasama dengan mereka di beberapa bidang sekaligus , seperti bidang minyak mentah dan gas alam , bidang telekomunikasi dan bidang media . awalnya mereka merasa wajar – wajar saja kalau ada klien yang menjalin kerjasama untuk beberapa bidang sekaligus , tapi semakin lama , klien mereka ini menunjukkan kejanggalan .

" karena sekarang kita udah makin tau masalahnya , sekarang solusinya yang harus kita bahas , sebenernya gua udah mikirin satu solusi dari tadi , cuma mungkin agak ribet aja " kemal menukas sembari menyeruput black americano coffee miliknya yang baru berkurang sedikit ini , rentetan kalimat yang keluar dari mulut kemal barusan ini nyatanya mampu membuat dirga dan yang lainnya menatap kearahnya

" solusinya apa mal ? " bukan dirga yang bertanya , melainkan kelvin , si CEO perusahaan The HM Publishing ini menatap sepupunya yang terkenal kalem ini , kemal yang sadar kalau dirinya sedang ditatap seperti itu oleh para sepupunya pun segera saja menjelaskan solusi yang sudah sejak tadi memenuhi seluruh bagian kepalanya .

" kayaknya solusi buat masalah ini tuh cuma satu , kita harus bawa masalah ini ke jalur hukum , karena ini udah masuk ke ranah hukum dan cara mereka terbilang rapi , bahkan saking rapinya , sampai kita gak mikir kearah sana , jadi , kita harus minta tolong lawyer buat bantu kita beresin masalah ini , kita harus berhentiin kerjasama ini sebelum mereka nguras uang kita lebih banyak " jelas kemal panjang lebar sambil kembali menyeruput kopi black americano nya .

" terus , kita mau minta tolong sama lawyer yang mana ? di indonesia ini tuh banyak banget lawyer mal , salah pilih lawyer , bukannya selesai ini urusan , malah makin ribet ntar , makin ngelebar kemana – mana " kini danar yang sejak tadi menyimak semuanya pun ikut – ikutan membuka suaranya ,

" kita minta tolong kenzy aja , lagian dia pasti mau kok bantuin kita , masa masih satu lingkup gak mau nolong " lagi – lagi kemal membuka suaranya , dan untuk kesekian kalinya perkataan kemal berhasil membuat kelima sepupunya ini terdiam dan saling menatap satu sama lain .

Bukan hanya kemal yang tahu siapa kenzy , karena baik dirga maupun yang lainnya juga mengenal kenzy dengan sangat baik , sedangkan kenzy yang dimaksud kemal adalah kenzy winata yang juga merupakan teman sekolah dan kuliah , apalagi mereka berada di lingkungan yang sama , jadi , kemal yakin untuk meminta bantuan kenzy dalam menyelesaikan masalah ini .

" oke , jadi kapan lo mau ngehubungin kenzy , mal ? " tanya danar lagi sambil menyeruput habis ritsretto coffee miliknya yang sudah tersisa sedikit dan memutuskan untuk sekalian saja menghabiskannya , seakan sudah tidak memiliki solusi lain yang lebih aman daripada ini , akhirnya mereka memutuskan untuk menyudahi meeting dadakan ini dan kembali ke kantor masing – masing .

Bertepatan dengan jam dinding yang sudah menunjukkan angka sebelas siang , akhirnya meeting yang hanya dihadiri oleh para CEO perusahaan ini selesai juga , masing – masing dari mereka pun beranjak dari kursi putar yang sudah dua jam lamanya mereka duduki dan berjalan meninggalkan ruangan meeting ini , termasuk dirga yang mengadakan meeting yang sebelumnya memang tidak direncanakan ini .

Selagi dirinya bergerak menuju lift , dirga berulang kali menarik nafasnya panjang dan menghembuskannya dengan berat , kaindra yang berjalan beriringan dengan dirga pun menepuk bahu sebelah kanan sepupunya ini , sedikit banyak kaindra paham dengan apa yang dirasakan dirga , karena dirinya pun juga memegang jabatan yang sama persis dengan laki – laki ini

" gak usah terlalu dipikiran lah ga , mudah – mudahan kenzy mau bantuin kita , lagian kata kemal tadi dia masih satu lingkup sama kita , gak mungkin dia gak mau bantuin kita " tukas kaindra dengan nada yang tenang , masih dengan raut wajah yang stres, dirga menganggukkan kepalanya ,

" ya semoga aja dia mau bantuin kita , kalo gak kan repot , lagian kita gak ada kenalan lawyer lain " sahut dirga dengan wajah yang masih terlihat stres dan lelah ini , bersamaan dengan pintu lift yang terbuka dan layar indikator yang berada diatas pintu lift ini menunjukkan angka 30 ,

" mudah – mudahan mau , kalo dia gak bisa , ntar gua coba cari lawyer lain " tukas kaindra yang disambut anggukan kepala dirga . mengingat letak ruangan mereka sama – sama berada dia lantai tiga puluh , mereka lebih memilih untuk kembali ke ruangan mereka masing – masing melalui connecting bridge yang terbuat dari kaca tempered atau tempered glass .

Sebelum sempat kembali dirga mendudukkan dirinya dikursi kerjanya , mendadak saja ponselnya yang berada di salah satu saku celana bahannya bergetar , sigap dirga meraih benda tipis yang sejak tadi terabaikan olehnya , keningnya segera saja berkerut ketika mendapati si mama menelepon dirinya , tanpa bisa dicegah , dirga langsung saja diserang merasa panik dan cemas , dengan terburu – buru , dirga menjawab panggilan tersebut .

" halo bang , mama pinjem istri abang ya , mama mau ngajak istri abang belanja keperluan bayi , masa mama sama papa belom ada beliin apa – apa buat istri sama calon cucu mama papa , boleh ya bang ? " di seberang sana , mama rumi langsung saja menyapa anak sulungnya ini dan meminta izin untuk bisa mengajak si menantu berbelanja keperluan bayi , tanpa si mama ketahui , kalau beliau sudah sukses membuat si sulung ini panik dan cemas

" boleh kok ma , perginya sama siapa aja ? " tanya dirga sambil mendudukkan dirinya diatas kursi putar ini dan kembali menyalakan laptopnya ini ,

" sama papa , sama raisa sama maria , kebetulan mereka masing – masing dapet cuti kerja seminggu , baliknya paling cepet sih ntar sore , paling telat ya malem , gapapa ya bang ? " tanya si mama sembari mereka memasuki mobil SUV Porsche Cayenne milik raisa .


Io Per Me , Tu Per TeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang