Satu bulan kemudian. Hari ini adalah pengumuman masuk universitas. Aku duduk dengan tegang di depan laptopku, menunggu waktu pengumuman keluar. Jantungku berdegup cepat, dan setiap detik terasa seperti waktu yang tak berujung. Kubuka browser, kunavigasi menuju situs pengumuman, dan tangan gemetar saat mengarahkan kursor ke tombol yang akan membuka nasibku. Sambil menahan napas, aku mengklik dan layar laptop seketika berubah. Daftar nama-nama calon mahasiswa baru muncul.
Aku gulir perlahan, mencari namaku di antara sekian baris nama. Hati berdegup lebih kencang setiap kali kursor mendekati huruf awal namaku. Dan di sana, aku menemukannya. Nama lengkapku terpampang dengan jelas di layar. Rasa tak percaya menyelubungi diriku saat mataku menangkap dengan jelas nama yang terpampang di layar. Aku sempat terdiam sejenak, seolah waktu berhenti berputar.
Tangan gemetarku mengusap layar laptop, seolah mencari kepastian. Namaku masih ada di sana, tak tergoyahkan oleh keraguanku. Momen ini, hasil dari segala usaha dan perjuangan selama ini, memunculkan perasaan campur aduk. Bahagia, lega, dan sekaligus sulit dipercaya.
"Aaaaaaaaa.......yesss......" teriakku.
Momen kebahagiaan ini seolah meledak dalam keheningan kamar. Tapi, teriakanku segera mengundang papa, mama, dan kak Angga yang mendengarnya dari luar.
Dalam sekejap, pintu terbuka dan mereka semua masuk dengan wajah penuh kegembiraan. Ekspresi mereka terpancar dengan sukacita saat melihat senyum besar yang merekah di wajahku. Kak Angga memberikan pelukan sambil mengucapkan selamat, sementara papa dan mama tersenyum bangga.
"selamatt nggi..." ucap kak angga.
"selamat sayang... akhirnya kerja keras kamu terbayarkan." Ucap mama dan papa.
Terharu dan bahagia, aku tak bisa menahan tangis. Air mata kebahagiaan mengalir tanpa bisa kutahan lagi. Momen ini, saat keluargaku merayakan keberhasilanku, adalah saat-saat yang penuh arti dan mendalam. Aku bersyukur memiliki mereka yang selalu mendukung dan percaya pada setiap langkahku.
"Makasih semuanyaa," ucapku sambil menyeka air mata yang mengalir di pipiku.
Aku sangat senang dengan hasil ini, semua usahaku selama ini terasa berharga. Setiap lelah, setiap malam belajar, dan setiap momen ketegangan seakan terbayar lunas saat ini. Saat itu, ponselku berdering, dan aku melihat ke layar. Ternyata, Keisya yang menelponku. Dengan cepat, aku menjawab panggilannya.
"anggii.... aku di terimaaa..." teriaknya.
"aku juga keyy....." teriakku juga.
"aaaaaa.......yeeyy.....kita kuliah bareng" ucap keisya. Rasa bahagia dan kegembiraan melanda kami berdua, merayakan keberhasilan masuk universitas bersama-sama.
"eh kita jalan yuk nggi...." ucap keisya.
"ayoo....kita rayain keberhasilan kita." Ucap ku.
Aku segera bersiap mandi untuk pergi bersama Keisya. Air yang mengalir lembut menyegarkan tubuhku, dan setelah selesai, aku pun memilih baju yang akan kukenakan untuk merayakan keberhasilan ini. Dengan semangat dan senyum di wajah, aku memastikan penampilanku di depan cermin. Aku mendapat pesan dari keisya bahwa ia sudah berada di depan rumahku. Aku segera mengambil tas kecilku lalu berjalan menuju depan rumah.
Saat aku keluar, kulihat Keisya berada di depan mobilnya. Dengan cepat, aku berlari ke arahnya, penuh semangat dan senyum di wajahku. Kami berdua berpelukan sambil meloncat-loncat, merayakan kegembiraan kami.
"keyy....gua senang banget..." ucap ku.
"haha... sama nggii.... gua gak nyangka bakal ke terima juga." Ucap keisya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anggi And Familly (18+)
ContoMenyambung cerita di series sebelumnya pengalaman anggi(18+). Setelah rahasia anggi dan angga terbongkar oleh kedua orang tuanya, kini mereka berdua menghadapi situasi yang gila. Kedua orang tuanya bukannya melarang, malah mereka mengikuti angga dan...