Part 16

10K 28 0
                                    


Ke esokan harinya......

Aku bangun dari tidurku, merasa campuran antara kelelahan dan kegelisahan. Matahari pagi sudah menyinari ruangan, memberikan cahaya lembut yang memancar di dalam kamarku. Sementara aku duduk di ranjang, aku merenung sejenak.

Hari ini adalah awal dari babak baru dalam hidupku. Papa memintaku untuk mengunjungi dokter kandungan untuk memeriksa kesehatanku. Rasanya seperti langkah yang penting, tapi juga memunculkan kegelisahan yang sulit diungkapkan.

Aku mencoba mengumpulkan keberanian untuk menghadapi hari ini. Setelah mandi dan bersiap, aku bersama kak angga pergi menuju klinik dokter kandungan yang sudah direkomendasikan papa. Suasana di dalam mobil hening, seolah-olah ketegangan terasa di udara.

Ketika kami sampai di klinik, aku mendaftar di meja pendaftaran dengan perasaan tegang yang sulit dijelaskan. Sesaat, rasanya waktu berhenti sejenak ketika petugas menerima data pendaftaran kami. Kemudian, petugas memberikan kami nomor antrian dan memberitahu untuk menunggu di ruang tunggu, Aku dan kak angga duduk di kursi yang tersedia. Saat menunggu giliran di ruang tunggu klinik, terlihat di sekelilingku banyak wanita hamil yang sedang menunggu dengan suaminya.

Saat menunggu giliran di ruang tunggu klinik, terlihat di sekelilingku banyak wanita hamil yang sedang menunggu dengan suaminya. Aku melihat kebahagiaan yang terpancar dari wajah mereka, sorot mata penuh antusiasme dan senyum-senyum bahagia yang menular. Pasangan suami-istri itu saling berbicara dengan penuh kegembiraan, membicarakan masa depan keluarga mereka, dan terlihat begitu penuh harapan. Beberapa dari mereka memegang perut dengan lembut.

Melihat kebahagiaan di sekelilingku, aku tiba-tiba terfikir tentang anak yang ada di rahimku ini. Gelombang perasaan mulai menghantam, dan aku mulai mempertanyakan keputusanku mengenai ingin mengaborsi anak ini. Aku mencoba merenung dan mencari kejelasan dalam diriku. Akhirnya, namaku dipanggil oleh petugas di klinik. Langkahku terasa berat menuju ruang dokter kandungan. Di ruang dokter, suasana kembali hening. Dokter dengan senyum ramah menyambut kami, menciptakan suasana yang sedikit lebih tenang.

"selamat siang." Ucap ibu dokter.

"selamat siang dok." Ucap ku dan kak angga.

"silahkan duduk." Ucap ibu dokter.

Aku merasa tegang. Duduk di hadapan dokter membuat suasana semakin serius.

"ibu anggi.... ini pemeriksaan yang pertama ya?." Tanya ibu dokter.

"iya dok.. betul." Ucapku.

"baik.. kalau begitu hari ini kita akan lakukan tes dulu ya bu... tesnya itu ada tes kehamilan, tes kesehatan ibu dan bayinya." Ucap bu dokter.

"baik dok." Ucap ku.

"yasudah silahkan naik ke atas ranjang, kita lakukan tes kehamilan dulu." Ucap bu dokter

Aku bangun dari tempat duduk lalu naik ke atas ranjang lalu berbaring di sana. Kak angga menemaniku di samping. Bu dokter mempersiapkan diri dengan mengenakan sarung tangan steril. Cairan dingin ditempatkan di atas alat usg. Alat usg diletakkan di perutku, dan bu dokter dengan cermat mulai meluncurkannya. Tak lama kemudian, muncullah sebuah gambar di layar usg yang menarik perhatian kami semua. Wajah bu dokter memperlihatkan senyum kecil yang penuh makna.

"selamat ya. Ibu anggi benar hamil." Ucap bu dokter dengan senyum hangat.

"lihat yang di tenganh ini?." Ucapnya sambil menunjuk layar usg.

"ini janin ibu. Kalau di lihat dari ukurannya kira kira sudah usia 9 minggu" ucap bu dokter.

Aku dan Kak Angga masih terus memandangi layar usg dengan penuh keterpana. Gambar kecil yang menampilkan kehidupan baru yang sedang tumbuh di dalam rahimku.

Anggi And Familly (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang