Halo semuanya!!
Saya ucapkan terimakasih kepada kalian semua yang telah setia membaca cerita saya sejauh ini🥰🥰
Ari menatap Baret lekat. Ari pun mengangguk mantap.Lalu, seperti ada sesuatu yang tertutup dan semuanya menjadi hitam dan hampa.
◇◇◇
Kubuka mataku. Aku dikelilingi oleh orang-orang yang tidak ku kenal."Archer!"
"Archer!"
"Syukurlah sayang!"
Seorang pria dan wanita tiba-tiba memeluk diriku yang sedang berbaring di kasur. Mataku tidak bisa fokus, pandanganku kabur.Archer itu siapa?
"Archer, seminggu ini kau tidak bangun-bangun."
Aku tidak mengerti. Tidak tau apa yang terjadi. Wanita itu berkata sambil menatap wajahku dengan penuh kekhawatiran.
"Archer, kau tidak mengenal Mama?"
Mama?
Hei! Tunggu! Kemana Baret? Apa ini kehidupan baru itu?
Penglihatan ku masih agak kabur. Aku tidak bisa melihat semuanya dengan jelas. Namun, dari siluet nya saja aku sudah tahu bahwa tempat ini begitu megah dan besar.
"Archer ini dia kakamu, Arthur. Dialah yang menyelamatkan mu dari serangan moster buas itu."
"Sudah ma, pasti Archer sedang bingung."
Yang dipanggil Arthur pun menyahut."Iya ma, dia pasti bingung." Ujar sang pria pada sang wanita.
"Arthur cepat panggil tabib itu!"
"Siap Pa!"
Arthur memberi hormat kepada pria itu.Perlahan-lahan, fokus penglihatan ku kembali dan mataku bisa melihat dengan jelas. Berdiri berjajar dan bergandengan tangan sambil melihatku dengan penuh kekhawatiran, pria dan wanita itu mengenakan mahkota di kepalanya. Pakaian nya sungguh aneh tak pernah ku lihat sebelumnya.
Dari arah pintu yang megah itu seorang tabib datang diikuti seorang anak laki-laki di belakang nya.
Apakah dia yang dipanggil Arthur tadi?
Seorang tabib menghampiri ku. Menyentuh leher dan pergelangan tanganku, serta memeriksa perutku.
"Telingamu....kau bisa mendengar ku?" tanya tabib itu.
"Hmmm," jawabku.
"Sungguh luar biasa!"
"Keajaiban Tuhan memberkati anak ini, sejauh ini tubuhnya kembali sangat normal."
"Syukurlah," wanita itu menitikkan air matanya.
Setelah tabib itu pergi. Sang ibu memeluk ku
erat seolah tak mau melepaskan ku. Aku terharu tak pernah aku di peluk seorang Ibu, dan sekarang seorang wanita memelukku hangat halnya Ibu kepada anaknya."Archer, Mama sungguh takut kehilangan mu archer." kemudian air matanya menggenang. Dia berbisik.
"Berterima kasihlah kepada kakakmu!"
"Terimakasih kak,"
Semuanya terkejut mendengarku. Termasuk Arthur yang melongo. Dia mendekati ku.
"Apa aku tidak salah dengar? Sejak kapan kau memanggil ku seperti itu?"
Ah tidak! seperti nya aku salah panggil.
"Selama ini kau selalu memanggil ku Arthur saja, lihatlah Ma! Pa! Dia memanggilku kakak!"
Arthur memelukku, nampak wajahnya sangat bahagia.
"Ka, cer-min."
"Mama, Archer bilang cermin. Dia ingin melihat cermin," ucap Arthur lalu duduk di sebelahku.
Mama datang membawa cermin
"Archer, tabib itu bilang tidak ada tulang yang patah. Meskipun wajahmu terluka, tapi itu hanya luka gores. Archer, kau tetap anak Mama yang tampan."
Kemudian Mama menunjukkan cermin itu di wajahku.
"Astaga!"
Aku terkejut bukan main. Yang terpantul disana bukan wajahku. Wajah yang seperti di pahat dalam-dalam itu, jauh berbeda dengan wajahku dulu.
"Anu...berapa umurku?"
Mendengar itu Arthur menatapku lekat. Arthur menyipitkan matanya."Ma! Sepertinya kepala Archer benar-benar terbentur bahkan umurnya pun dia lupa!"
"Arthur, tabib bilang Archer kehilangan banyak memorinya. Jadi kau harus membantu nya, agar memori itu segera kembali,"
"Siap Mama!!"
"Mama dan Papa pergi dulu Archer, Papa akan segera memberi tahu seluruh penduduk bahwa anak Papa telah kembali berkat doa mereka,''
Pria dan wanita itu meninggalkan ku dan Arthur. Ruangan luas ini mungkin bisa disebut kamar, 10 × lipat dari ruangan 3 x 3 dibawah jembatan itu.
"Archer, seperti nya kau harus kembali mengenal kakak mu yang tampan ini."
Arthur tersenyum lebar padaku, dia pribadi yang ceria. Arthur berdiri di atas ranjang tepat tempat aku tertidur.
"Ho..Ho..Ho," dia tertawa memperagakan orang dewasa. Aku tertawa kecil, ini menyenangkan. Seketika aku lupa semua rasa sakit yang aku terima ketika menjadi seorang Ari.
"Perkenalkan Archer, aku adalah Arthur Veagance VI. Dan kau Archer Veagance VII. Umurku lima belas tahun, dan kau sebelas tahun,"
Aku kembali anak-anak lagi?
"Hobi kakamu ini adalah-"
Pintu terbuka memotong ucapan Arthur. Seseorang memakai baju zirah berdiri di ambang pintu. Dia menunduk memberi hormat kepada Arthur.
"Yang mulia Arthur, Raja meminta mu berlatih pedang lagi."
Arthur turun dari ranjang dan mengusap rambutku.
"Archer, entah mengapa rasanya ada yang berbeda dari mu. Tapi aku menyukai nya, sampai jumpa! Aku akan kembali lagi, "
Arthur meninggalkan ku. Kini ruangan besar itu kosong. Aku terisak, kehidupanku sebagai Ari telah selesai.
Jangan lupa vote dan komen ya, jangan ketinggalan ceritanya😮😮
Ig:she.ll_11
Tiktok:Chie.ll_11#Pensi #eventpensi #pensivol12 #teorikatapublishing.
KAMU SEDANG MEMBACA
2 Lives [SUDAH TERBIT]
Fantasy[SEGERA TERBIT] Bunuh diri adalah pelajaran yang baik Maka wajib dipelajari. Kata ayahku. Kata ayahku lagi, Tuhan menyukai manusia yang bunuh diri. Tuhan telah menyiapkan surga. Ibuku telah mati. Ia melakukan bunuh diri dengan sempurna. Seperti yang...