BAB XIV[REVISI]

33 14 7
                                    

Tahun demi tahun dengan cepat berganti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tahun demi tahun dengan cepat berganti. Archer tumbuh menjadi seorang pangeran yang tampan. Tubuhnya tinggi dan tegap. Rahangnya tegas seperti Raja. Hingga penjuru negeri Rivendell tak ada seorang pun yang tak mengenalinya. Archer bertahun-tahun menjadi Pangeran yang sangat baik hati. Dengan senang dia selalu membantu rakyat nya yang kesusahan.

Di umurnya yang seharusnya sudah masuk tahap Akademi ke 3 dia membantu mengelola istana bersama Raja. Kakak nya Arthur tahun ini akan resmi selesai menjalani Akademi nya. Dengan cepat dia akan segera memegang tahta menjadi seorang Raja.

Di malam hari ketika semua kegiatan istana di hentikan. Ketika mata-mata terpejam untuk tidur. Archer membuka matanya, lalu berjalan menuju belakang istana.

Aku hampir saja lupa.

"Pangeran Archer, kau lama sekali. "

Itu Pablo. Dia menunggu ku sedari tadi. Setiap malam aku selalu meminta Pablo mengajariku berlatih pedang.

"Bagaimana mungkin aku sudah sebesar ini masih saja dikhawatirkan? Tidak boleh memegang pedang?"

Pablo tertawa.

"Kau selalu saja berkeluh kesah seperti itu setiap harinya."

"Cepatlah Pablo!"

Pablo mengangguk membawa dua buah pedang kayu untuk ku berlatih. Aku berlatih sembari berbincang dengan nya.

"Ku dengar Arthur akan pulang?"
Tanyaku sembari menghidar dari gerakan Pablo.

"Benar Pangeran."

Kami saling melempar ayunan pedang.

"Aku tidak sabar."

Wajah Leah seketika terbayang dipeluk mataku.

"Kanan Pangeran!"
Pablo berteriak.

Aku kena telak. Tidak sempat menangkis dan menghindar. Pedang kayu milik Pablo mengenai bahu kanan ku. Aku terjatuh.

"Ahh..."
Aku meringis memegang bahuku. Sakit sekali. Pablo sungguh benar-benar mengerahkan kekuatan nya untuk mengajari ku.

"Sudah ku bilang kanan."
Pablo menghampiri ku. Dia meletakkan pedang kayu nya.

"Sini kulihat!"

Aku menggeleng.

"Tidak aku baik-baik saja."

Pablo mengangguk.

"Baiklah,"

"Pangeran hari ini kau tidak ada kemajuan sama sekali, kau hanya selalu menghindar dariku. Tidak sama sekali kau mengayunkan pedang untukku. Sudahi saja latihan malam ini,"
Pablo merentangkan tangannya membantu ku berdiri.

"Terimakasih Pablo."
Ucapku mengembalikan pedang kayu yang ku gunakan.

Pablo menunduk memberi hormat dan meninggalkan ku.

2 Lives [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang