"Tabib seperti nya kau salah!"
Sang Ratu terlihat panik dari raut wajahnya."Yang mulia ratu,"
"Kasus anak mu ini sangat aneh, dia sampai lupa segalanya."
"Mmm sangat unik,"
Tabib itu menatap ku penuh curiga, dia mengelus-ngelus janggutnya."Tidak apa yang mulia, anak mu baik-baik saja. Yang mulia hanya perlu terbiasa,"
Mama menghampiri ku. Lalu kembali memelukku.
"Oh Archer jika kau kesulitan apa pun itu, jangan sungkan minta tolong kepada mama ya."
"Ya mama."
◇◇◇
"Archer aku sampai tertawa tadi, bagaimana mungkin kau sampai lupa cara makan." Arthur berbicara sembari berjalan. Aku mengikuti nya dari belakang, ia hendak mengajakku keliling istana.
"Archer apa kau masih ingat tempat favorit kita?"
Aku pura-pura mengingat.
"Mmm, dapur?"
Arthur tertawa terbahak-bahak.
"Sejak kapan kau menyukai dapur? Dapur itu membosankan, mungkin jika kita disana hanya ada omel Noah karena kita pasti mengganggu kesibukannya di dapur."
Arthur menghentikan langkahnya. Dia membuka sebuah pintu di depannya.
"Inilah tempat favorit kita Archer!"
Arthur merentangkan tangan nya."Ayah menghadiah kan ini untuk ulang tahun mu yang ke 10 waktu itu," Arthur melangkah kan kakinya kedalam. Aku masih terdiam di ambang pintu.
Bukunya banyak sekali,
"Kenapa kau diam saja? Kemari Archer, ada buku baru yang perlu kita baca!"
Arthur memanggilku. Ia menaiki tangga kecil untuk mengambil salah satu buku disana.Aku masih melirik-lirik penuh takjub. Semua yang ada di dunia ini sangat menakjubkan, banyak sekali yang belum pernah kulihat dan kuketahui sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
2 Lives [SUDAH TERBIT]
Fantastik[SEGERA TERBIT] Bunuh diri adalah pelajaran yang baik Maka wajib dipelajari. Kata ayahku. Kata ayahku lagi, Tuhan menyukai manusia yang bunuh diri. Tuhan telah menyiapkan surga. Ibuku telah mati. Ia melakukan bunuh diri dengan sempurna. Seperti yang...