Ari tumbuh menjadi pria yang tangguh. Jika dihitung, mungkin umurnya sekarang 18 tahun. Tak banyak yang berubah dari penampilan nya. Masih sama Ari yang kotor dan kumal, hanya saja tubuhnya sekarang menjulang tinggi. Satu tahun lalu Ayah pergi meninggalkan Ari. Ayah entah pergi kemana, dan belum pernah kembali.
Ari mencukupi hidupnya masih dengan menjadi pemulung. Dia tidak sekolah seperti anak lainnya, karena dulu Ayah melarang nya. Terkadang Ari juga ingin merasakan belajar di sekolah dan punya banyak teman.
Sudah seminggu Ari memiliki kebiasaan baru di hidupnya. Di siang hari Ari akan segera pergi memungut sampah di sebuah sekolah. Ada yang membuat Ari bersemangat memungut sampah disana. Seorang gadis cantik dengan senyum menggemaskan. Ada perasaan hangat ketika Ari melihat nya.
Bel berbunyi nyaring. Ari segera masuk pekarangan sekolah. Dia ingin segera melihat gadis itu. Semua murid berhambur keluar.
"Rin, lihatlah pemulung itu selalu disana setiap kita pulang sekolah."
Seorang gadis memakai kacamata menunjuk Ari di dekat tong sampah. Rin melihatnya, sudah satu minggu pemulung itu ada disana."Apa yang dia lakukan?" tanya Rin kepada temannya, Valen.
"Sudah jelas dia memungut sampah disini, dan.."
Valen menatap gadis bernama Rin itu dengan jail."Dan apa?"
"Dan dia seperti nya menyukai mu,"
Mendengar itu Rin memukul temannya."Apa kau bilang!!"
"Buk!buk!"
"Hahahaha, wajahmu merah Rin!!"
Valen tertawa puas menjaili Rin."Apa sih len!!!"
Dari kejauhan Ari menatap gadis itu yang sedang bercanda dengan temannya. Gadis itu terlihat kesal dengan temannya. Wajahnya yang memerah sangat menggemaskan bagi Ari. Ari tersenyum, hangat sudah hatinya.
"Andai aku bukan seorang pemulung."
Ari melangkah meninggalkan sekolah, dia sudah cukup puas memandang gadis itu meski hanya dari kejauhan."Eh...Rin cukup,"
Valen menghentikan lengan Rin yang terus memukulnya."Apa?!"
Rin masih terlihat kesal."Pemulung itu sudah pergi," jelas Valen.
◇◇◇
Ari berjalan hendak pulang. Langit sudah gelap.
"Hei nak!!"
Seseorang memanggil Ari. Ari menoleh itu Paman Agust."Ada apa Paman?"
Ari bertanya menghampiri Paman Agust."Dua hari yang lalu Ayahmu datang kemari,"
"Benarkah? Bagaimana keadaannya?"
"Dia terlihat sangat baik,"
"Syukurlah,"
"Tapi Ari, Ayahmu sudah memiliki keluarga baru," jelas Paman Agust.
KAMU SEDANG MEMBACA
2 Lives [SUDAH TERBIT]
Fantasia[SEGERA TERBIT] Bunuh diri adalah pelajaran yang baik Maka wajib dipelajari. Kata ayahku. Kata ayahku lagi, Tuhan menyukai manusia yang bunuh diri. Tuhan telah menyiapkan surga. Ibuku telah mati. Ia melakukan bunuh diri dengan sempurna. Seperti yang...