Satu tahun tak terasa, dan yang kulakukan hanya menghabiskan waktu dengan membaca. Ternyata kemampuan membaca milik Archer masih melekat di tubuhnya, sehingga aku tidak kesulitan sama sekali untuk membaca.
Sudah satu tahun juga Arthur memasuki Akademi, dia jarang pulang. Aku dengar dari Noah, bahwa Arthur sangat menikmati Akademi nya. Nilai nya tinggi, banyak teman, dan kemampuan berpedang Arthur sangat hebat di umurnya. Aku juga ingin merasakan bagaimana rasanya Akademi itu.
Setelah kejadian satu tahun yang lalu. Aku yang meminum air danau, Ratu memerintah kan Noah agar selalu mengikuti kemana pun aku pergi. Menjagaku agar tidak terjadi hal yang tidak di inginkan.
Saat ini aku sedang membaca di ruangan tidur ku. Aku sedang tidak ingin keluar istana. Sangat membosankan. Aku tidak punya teman selain Noah.
"Noah...."
"Ada apa Pangeran?"
"Berapa tahun lagi aku harus menunggu masuk akademi?" tanyaku sembari menutup buku yang kubaca.
"Seperti nya tiga tahun Pangeran,"
Aku yang mendengar nya merebahkan tubuh di atas kasur.
"Lama sekali Noah, aku sudah sangat bosan disini,"
"Aku ingin segera masuk Akademi."
"Noah apa ada cara agar aku bisa cepat masuk Akademi?"
Noah terlihat berfikir. Ia memegang dagunya.
"Pangeran utarakan saja apa yang pangeran inginkan kepada Raja dan Ratu,"
"Dengan begitu mereka pasti mengabulkan nya."
Ide bagus Noah!
◇◇◇
"Mama!!"
Aku berlari mengejar Mama yang hendak masuk kedalam kereta kuda. Mama menoleh. Dia menunggu di depan kereta kuda."Ada apa Archer ku sayang?"
"Kau mau ikut Mama?"
Aku menggeleng.
"Ma bolehkah Archer tahun ini masuk Akademi?"
Wajah Mama terlihat terkejut. Matanya melebar tidak percaya.
"Archer kau ini masi anak-anak,"
Aku memegang tangan Mama memohon."Ma...Archer sudah besar."
"Yasudah nanti kita bicarakan dengan Papa ya, sekarang Mama pergi dulu."
Aku mengangguk melepas tangan Mama. Mama memasuki kereta kuda.
"Hati-hati Ma,"
"Mama pergi dulu."
Mama melambaikan tangan padaku. Kereta kuda itu perlahan menghilang dari pandangan.◇◇◇
"Sayang, Archer ingin masuk Akademi tahun ini."
"Tidak boleh!"
Suara Papa terdengar menakutkan. Dia menolak tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
2 Lives [SUDAH TERBIT]
Fantasy[SEGERA TERBIT] Bunuh diri adalah pelajaran yang baik Maka wajib dipelajari. Kata ayahku. Kata ayahku lagi, Tuhan menyukai manusia yang bunuh diri. Tuhan telah menyiapkan surga. Ibuku telah mati. Ia melakukan bunuh diri dengan sempurna. Seperti yang...