Hari kelulusan pun akhirnya tiba, kini seluruh siswa sudah berada disebuah gedung yang disewa oleh pihak sekolah untuk diadakannya pelepasan siswa kelas 9 pada tahun ajaran ini.
"Papa!" panggil jevano saat melihat devan, yoona, dan marka yang baru turun dari mobil mereka.
Devan tersenyum kemudian langsung berjalan cepat kearah sang putra bungsu dan menarik putranya itu kedalam pelukannya "Happy graduation my son! Papa harap ilmu yang kamu dapatkan bisa berguna untuk mencapai masa depan kamu"
Jevano dengan senang hati membalas pelukan yang diterimanya dengan lebih erat "Makasih pa kalau bukan karena usaha papa, mungkin vano gak akan sampai dijenjang ini" ucapnya.
Devan mengurai pelukan keduanya dan menciumin wajah putra bungsunya, mulai dari dahi, kedua mata, dagu, kedua pipi, dan jangan lupakan hidung runcing sang putra. Hal tersebut tentu menjadi perhatian untuk seluruh siswa dan wali siswa yang hadir. Hingga tak lama kemudian nathan datang dan langsung mendapatkan hal yang sama seperti yang didapatkan oleh jevano barusan.
"Happy graduation para bocil gue, hadiah nanti kalau nama kalian dipanggil sudah menunggu kalian!" ucap marka kemudian menarik kedua adiknya kedalam pelukannya.
"Bener loh ya, jangan janji-janji manis doang pokoknya" ucap jevano kemudian membalas pelukan marka hingga beberapa saat kemudian pelukan itu terurai.
Yoona tersenyum dan secara perlahan maju mendekat, kemudian tangannya terangkat untuk memberikan kedua buket bunga yang sejak tadi dipegangnya "Selamat melepas masa sekolah tingkat pertengahan kalian anak-anak mama, semoga ilmu yang kalian dapat bisa dipergunakan dengan sebaik-baiknya" ucap yoona dengan nada yang begitu lembut.
Nathan tersenyum dan mengambil satu buket bunga yang disodorkan padanya "Makasih ma" ucapnya kemudian menghirup wangi dari bunga tersebut.
Sedangkan jevano terdiam beberapa saat membuat mereka merasa khawatir akan penolakan yang nanti akan dilakukan pemuda itu, namun kekhawatiran itu sirna saat secara perlahan dan sedikit kaku tangan jevano terangkat dan mengarah pada bunga tersebut.
Saat tangannya hampir menyentuh bunga tersebut, secara tiba-tiba ada seseorang yang menepis kasar bunga tersebut hingga jatuh dan berserakan dilantai "Jangan memberi putraku bunga murahan!" sentak seorang wanita dengan berpakaian sangat glamor, membuat semua orang yakin kalau wanita ini berasal dari kalangan atas.
Wanita itu kemudian tersenyum sangat manis pada jevano dan menyerahkan bunga yang dibawanya pada pemuda itu "Sayang ini bunga kesukaan kamu, selamat atas kelulusan kamu dan selamat karena sebentar lagi kamu akan menjadi siswa SMA. Mama bangga banget sama kamu" ucap wanita tadi yang ternyata adalah tifanny.
Jevano hanya diam sambil terus menatap pada tifanny dengan sorot mata yang begitu menyakitkan untuk dilihat oleh devan. Sedangkan tifanny yang melihat jevano hanya diam dan tak meresponnya berinisiatif untuk mendekat, namun sebelum wanita itu berhasil mendekat marka lebih dulu menarik jevano untuk berdiri dibalik tubunya.
"Jangan lancang dengan mendekati adik saya" ucap marka dengan penekanan disetiap kalimatnya.
Tifanny mengeram marah "Kamu apa-apaan sih? Mama tu kangen sama vano dan kamu gak berhak untuk larang mama ketemu sama anak kesayangan mama"
"Vano bukan anak anda lagi setelah kejadian itu, jadi saya harap anda bisa pergi sekarang juga. Cukup sekali anda merusak moment penting bagi adik saya, jangan sampai anda kembali merusaknnya karena saya akan pastikan anda akan mendapatkan ganjaran jika berani melakukan hal itu lagi" peringat marka.
Devan yang melihat keadaan semakin memanas antara putra sulung dan mantan istrinya memutuskan untuk mengambil tindakan "Lebih baik kamu pergi karena tidak ada yang mengharapkan kehadiran kamu disini. Ayo kita masuk" ucap devan kemudian berniat membawa masuk jevano.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistakes In The Past
De TodoJevano menuliskan betapa sempurnanya ibunya dan dengan bangga membacakan suratnya didepan semua wali murid disekolahnya tepat dihari Ibu, tapi dalam kurun waktu 1 jam semuanya berubah ketika hati dan kepercayaannya dihancurkan oleh wanita yang dipan...