Happy reading
•••••••
Saat ini Felice tengah melakukan perjalanan dengan kereta kudanya menuju pesta minum teh, tempat itu lumayan jauh dari kediaman Phinton. Sekitar 8 jam baru sampai.
sedari tadi Felice hanya diam menatap jendela nya dengan tatapan lesu. Bagaimana tidak dirinya sudah beberapa kali memuntahkan sesuatu akibat perutnya yang terguncang-guncang karna jalan yang tak rata.
"Gloria kapan kita sampai?." Tanya Felice lesu.
"6 jam lagi nona, mungkin kita sampai disana sudah tengah malam." Balas Gloria
"Sedari tadi aku bertanya kau hanya membalas 6 jam terus, tidak bisa turun angkanya hah?." Felice menatap langit dari jendela keretanya yang sudah mulai gelap, matahari mulai terbenam, sunset yang sedari tadi dirinya lihat sudah tidak ada.
Gloria hanya tersenyum melihat nona nya berucap seperti itu. Dirinya seperti merawat anak kecil saja, padahal Felice tidak pernah seperti ini yang ada dirinya selalu anggun, tidak banyak tingkah. Tapi Gloria seperti di hadapan nya bukan sifat nona nya.
(Ya iyalah orang jiwa nya bukan Felice asli).Tiba-tiba kereta mereka berhenti. Membuat Felice dan Gloria kebingungan.
"Kenapa mereka berhenti." Tanya Felice heran.
"Tunggu sebentar nona, biar saya yang memeriksanya." Gloria perlahan keluar untuk mengecek sekitar.
5 menit kemudian Gloria belum juga kembali membuat Felice khawatir. Felice memutuskan untuk mengecek nya sendiri, Felice menatap sekitar yang tampak sepi kaki nya terus melangkah menyusuri keretanya namun tak ada siapapun, membuat Felice keheranan.
Felice menatap sekitar dengan tatapan tajam. Dirinya menduga keretanya di serang oleh sekumpulan bandit, dan benar saja sebuah anak panah meleset ke arahnya dengan gesit Felice menghindari nya.
"Wah hebat sekali nona ini." Seru seseorang yang keluar dari persembunyiannya sambil membawa Gloria yang meronta-ronta ingin di lepaskan.
"Bandit-bandit ini kekurangan duit ya?." Ejek Felice menatap remeh mereka.
"Sialan, awalnya aku ingin menyandera mu tapi karena kau berucap seperti itu membuat ku ingin membunuh mu." Ucap sang ketua bandit itu.
"Serang dia." Teriakan itu membuat beberapa bandit keluar dengan membawa pedang di tangannya.
Felice kira bandit itu berjumlah 5 atau 6 orang. Tapi ternyata berisi 15 orang, habis lah aku. Felice memegang pedang nya yang selalu Felice bawa jika dalam situasi seperti nya ini, Felice juga tidak bisa menyepelekan dunia ini. apalagi zaman kerajaan tak luput dari darah pastinya.
Pertarungan itu terus berlanjut, Felice menggunakan jurus silat nya yang pernah dirinya pelajari dahulu. 15 lawan 1 membuat nya kewalahan, beberapa goresan sudah ada yang mengenai tangan nya yang putih.
"Masih bertahan rupanya." Sinis sang ketua.
"Cih, kau hanya berani dengan perempuan." Felice meludah kesamping menatap pria gendut ini dengan tatapan tajam.
"Kau menguras kesabaran ku nona, bunuh dia." Teriak nya. Felice di kepung oleh mereka membuatnya jadi kebingungan.
"Oke, tenang lice tenang." Batin nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Lifee
Teen FictionChloe delaney seorang gadis yang kaya raya, sayang nya di usia yang masih remaja Chloe mengalami kecelakaan. aneh nya saat terbangun dirinya mendapati kamar yang sangat mewah, seperti zaman kerajaan dahulu. Jiwa nya ternyata menepati tubuh seorang w...