Happy reading
•••••••
Felice tengah terduduk di atas balkon nya sembari menikmati semilir angin sore. Di tangannya juga memegang sebuah majalah.
"Nona, pangeran geffrey ingin menemui anda." Gloria datang sembari membungkukkan tubuhnya.
"Baiklah." Felice meletakkan majalah itu kemudian beranjak pergi bersama Gloria. Tumben sekali pangeran minus itu memanggil nya.
Terlihat geffrey tengah menunggu nya di paviliun taman.
(Ilustrasi)
Felice mulai berjalan mendekati geffrey. "Salam pangeran geffrey, semoga kerjaan Phinton selalu di berkati." Ia membungkukkan badannya memberi hormat kepada sang putra mahkota.
"Salam juga lady."
"Ada perlu apa pangeran memanggil ku?." Tanya Felice heran.
"Duduklah." Geffrey menuntun Felice untuk duduk.
Felice hanya menurut saja.
"Ku dengar dari penjaga sini kau cukup sering bertemu dengan adikku ya?." Ucap geffrey dengan mengintimidasi.
Ucapan geffrey membuat Felice menegang. Astaga benar kan apa yang ia pikirkan selama ini, ia harus bagaimana sekarang?!.
"Kenapa diam Felice!! Apakah pertanyaan ku kurang jelas?." Tegas geffrey. Oh matilah kau Felice.
"Maaf atas kelancangan nya pangeran, aku dan pangeran Eric hanya sebatas bertemu, dan hanya berbincang ringan." Felice berusaha mungkin menutupinya kebohongan dari wajahnya.
"Benarkah?."
"Tentu saja pangeran."
"Baiklah aku percaya pada mu." Geffrey menarik tangan felice kemudian menggenggam nya.
"Ingat Felice kau sekarang adalah milikku!." Tekannya.
Felice meneguk ludah nya kasar mendengar ucapan tegas geffrey.
"Baik pangeran." Balas Felice membuat geffrey bersorak dalam hati. Ia langsung memeluk tubuh Felice menghirup aroma vanila yang menyeruak.
"Kau wangi." Bisik geffrey dengan suara seraknya.
Felice terdiam, nafas pun tidak. Ntah kenapa setiap berada di dekat geffrey ia merasa selalu was-was.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Lifee
Teen FictionChloe delaney seorang gadis yang kaya raya, sayang nya di usia yang masih remaja Chloe mengalami kecelakaan. aneh nya saat terbangun dirinya mendapati kamar yang sangat mewah, seperti zaman kerajaan dahulu. Jiwa nya ternyata menepati tubuh seorang w...