Candy Boy 10

9.7K 504 8
                                    

"Lihatlah sahabat macam apa kau, setelah berencana akan membunuh calon suamiku kau mengataiku bodoh?? Terimakasih ya, kau sahabat yang paling baik" ujar agung sinis, yang di sindir hanya terkekeh geli

"Jangan tersenyum kubilang"

"Aku tidak tertawa sweety" bela putra

"Kau tertawa!"

"Aku terkekeh"

"Tertawa!"

"Terkekeh!"

"Tertawa!"

Dan jadilah perdebatan gila itu lagi, astaga kapan mereka sadar jika umur mereka sudah tak bocah lagi. Semua pasang mata mengarah pada agung sang Dj manis dan sekseh itu yang sedang berdebat dengan orang asing di samping nya.
Biarkan mereka melanjutakan apa yang menurut mereka baik, tapi jika berhubungan dengan agung dan putra tak akan ada baiknya.

.
.

"Aku tinggal disini sekarang, semoga betah" setelah perdebatan agung dan putra di club tadi, mereka pulang ke rumah agung sendiri bukan rumah kakak nya.

"Tak apa, ini juga lumayan besar lah untuk seseorang yang tinggal sendiri" putra melihat-lihat sekeliling rumah agung, memang benar kata putra jika rumah agung itu lumayan besar untuk seseorang yang tinggal sendiri, di rumah itu memiliki dua kamar, dapur, ruang tamu, kamar mandi di dekat dapur dan juga di kamar utama, dan di belakang rumah ada taman meskipun kecil cukuplah untuk menempatkan beberapa bunga dan kursi di sana.

"Apa kau yang menanam bunga itu?" Tanya putra pada agung

"Tentu, " jawab agung bangga, karna selama ini dia termasuk pada golongan anak yang manja tak bisa melakukan apa-apa selain merengek dan Dj saja.

"Cihh.. songong sekali, lagian sejak kapan kau suka menanam, lebih tepatnya bunga itu mawar merah dan putih?" Putra sangat tau bagaimana agung itu, mangkanya dia sempat shoc waktu melihat ada tanaman mawar merah dan putih di taman itu.

"Sejak waktu itu," meakipun dia menjawab dengan tenang, tapi hatinya sangat sakit.

"Jangan di teruskan, aku tak mau melihat wajah jelekmu itu" bukannya mengejek, tapi putra sangat benci melihat wajah sendu agung, selama dia hidup dengan agung, baru kali ini dia melihat agung berwajah seperti itu, agung adalah tipe anak yang ceriya, banyak bicara dan polos.

"Terimakasih, tapi aku janji bakal cerita ke kamu" ujar agung sambil memeluk putra

"Tentu, kau masih adik kesayangan ku" putra membalas pelukan agung lebih erat, dia berjanji akan melindungi agung lebih lagi, agar tak kecolongan seperti beberapa tahun silam.

"Mandi sana, kau bau" saat dalam keadaan melo pun agung membuat rusuh, agung tetaplah agung yang bikin orang ingin menelan dia hidup-hidup.

"Sialan!! Dasar perusak suasana"

DEG..

seperti di sadarkan kembali, agung jadi lunglai mendengar umpatan putra.

"Kau perusak suasana, kita sedang beromantisan tapi kau merusaknya dengan semua kekonyolanmu itu"

Roy, bagaimana dia bisa lupa kalau hari ini dia berniat akan meminta maaf pada nya, bagaimana sekarang.

"...gung" entah pura-pura tak dengar atau Memang benar-benar tak dengar, dagung tetap terpaku dengan tatapan kosong.

"Agung" masih tetap pada posisi.

"AGUNG FATUR" habis lah kau agung!! Kau membuat buaya marah.

"Apa kau tuli!! Aku memanggilmu dari kemarin" ujar putra gemas.

Candy Boy →SLOW UPDATE←Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang