Bagian 03

4K 322 64
                                    

CW❗️: Blood
TW❗️: Violence
___________________________________________

Sosok yang menjadi seorang algojo bagi Hema bukanlah manusia tanpa nama. Orang itu memiliki nama lengkap Johan Abdi Prasetya, seorang lelaki mapan berusia 43 tahun yang Nana dan Jendral akrab panggil dengan sebutan 'Om Jo'.

Lebih dari setengah hidup Johan ia dedikasikan untuk keluarga Altezza. Johan ingat sekali, semenjak kecil ia hanya hidup bertiga dengan penuh kekurangan, tinggal di sebuah kontrakan kecil yang kumuh, mengurus adiknya yang terlahir autisme dan juga sang ayah yang lumpuh pasca kecelakaan saat mengejar ibu mereka yang katanya muak hidup serba kekurangan.

Di usianya yang menginjak 18 tahun, sebagian besar mereka yang sebaya dengannya banyak yang melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, tapi tidak dengan Johan.

Ia bahkan bersekolah SMA merangkap sebagai tukang bersih-bersih di sekolahnya sendiri agar dapat membayar biaya sekolah di situ. Hanya sekolah SMA biasa yang letaknya agak di perkampungan.

Mentalnya terbangun kuat karena lingkungan. Menghadapi tindak buli dan para orang tua anak-anak nakal itu yang seolah menjadi korban padahal Johan-lah objek bulian mereka. Tak ada yang bisa Johan lakukan karena bahkan kepala sekolah sendiripun tutup mata hanya karena lembaran uang tak seberapa yang diberikan orang tua mereka.

Keluarganya yang miskin dan berantakan selalu saja disalahkan oleh orang-orang, dicemooh dan digunjing tanpa henti. Johan kadang ingin sekali merobek mulut mereka yang begitu sembarang berucap tapi ia sekali lagi tidak berdaya karena kondisi keluarganya, bisa-bisa mereka semakin hancur lagi kalau Johan tidak mampu mengontrol amarahnya.

Lulus sekolah pun Johan langsung bekerja sebagai seorang kuli bangunan. Sampai suatu ketika ada orang kaya yang katanya pemilik proyek yang sedang mereka kerjakan.

Orang itu datang melihat progres pembangunan tapi sialnya orang kaya itu hampir saja celaka kalau tidak ditolong oleh Johan, sebab salah satu tiang besi penyangga lantai atas tersenggol oleh pekerja lain yang teledor dan tiang itu akan jatuh tepat diatas orang kaya tersebut.

Johan entah karena ia pekerja paling muda di sana, pergerakannya lebih gesit dan segera berlari mendorong orang kaya itu, membuat punggung Johan sendirilah yang menjadi bantalan empuk sebuah tiang besi mendarat.

Orang kaya yang nyatanya juga merupakan orang baik itu dengan segera membawa Johan ke rumah sakit. Cedera punggung akibat kejadian beberapa saat lalu pun tampak begitu parah tapi Johan kekeuh untuk tetap bekerja karena ia harus menghasilkan uang untuk menghidupi keluarganya.

Orang baik yang merasa berhutang nyawa itu pun akhirnya bilang kalau ia yang akan membiayai hidup keluarga Johan selama Johan dalam masa penyembuhan.

Tak disangka, melihat kegigihan Johan serta kondisi keluarganya malah menggerakkan hati si orang baik untuk berbuat lebih. Lagian ia benar-benar berhutang nyawa pada Johan, kalau Johan tak menyelamatkannya waktu itu jelas ia akan sangat merasa bersalah pada sang istri karena telah meninggalkan pujaan hatinya itu hidup sendirian.

Jadi semua ini berakhir dengan Johan yang dibiayai untuk kuliah di bidang manajemen bisnis karena orang baik ini ingin Johan untuk bekerja dengannya setelah lulus kuliah nanti.

Orang tua dan adiknya masih terus dibiayai oleh orang baik tersebut membuat Johan jadi balik berhutang budi. Baru sekali ia menemui orang sebaik ini membuat Johan pun dengan sadar memutuskan untuk mencurahkan sisa hidupnya pada keluarga mereka, keluarga bapak Jefri Altezza seumur hidupnya.

Tapi sayang, beberapa tahun setelahnya saat mendekati hari wisuda malah ayah Johan meninggal karena kesehatannya yang semakin memburuk sebab masih terlalu merindukan ibu mereka. Lalu tak lama setelahnya, sang adik yang terlepas dari pengawasan pengasuhnya pun berlarian ke jalan raya hingga tak sengaja tertabrak mobil dan tewas di tempat.

KARMA || [Johnhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang