Mendengar itu pooh dan Pavel terpaku.
"Angkat tangan, atau akan aku tembak kalian" Ancam Liam sambil mengarahkan pistol kepada pooh dan pavel
Reflek pooh dan Pavel mengangkat kedua tangan mereka.
"Letakan senjatamu" Teriak Liam kembali
Dengan berat hati pooh meletakkan pistol yang di bawanya di lantai.
"Ohooo, aku akui kau cukup berani, sampai datang sejauh ini, rupanya dia sangat berarti bagimu ya" Liam tersenyum mengejek.
"Begini pooh aku ada penawaran menarik, jika kau setuju menandatangani ini, aku akan melepaskan kalian berdua, jika tidak yaa terpaksa, tidak ada gunanya juga kan kalian tetap hidup"
"Bawa dokumennya ke sini aku akan menandatangani nya" Ucap pooh
"Pooh?? " Pavel menarik tangan pooh
"Tenanglah" Pooh menatap Pavel meyakinkan.
Pooh mendekat dan menandatangani dokumen itu
"Hahaha ternyata segampang ini , kalau tau begini aku sudah melakukannya dari dulu"
'Bangg' suara tembakan bergema disusul berjatuhan nya anak buah Liam.
"Sialan ternyata dia tidak sendiri" Dengan cepat Liam menodongkan senjata ke arah pooh, dan bersiap untuk menembaknya.
Pooh yang terdesak langsung mengambil sebilah pisau di balik sakunya dan dengan cepat menancapkan nya di perut liam dan menendang pistol di tangan liam
"Arghh" Liam yang terkena tusukan tersungkur
Pooh melirik ke arah pistol dan secepat mungkin berusaha meraihnya, namun ia kalah cepat dengan willy.
"Memang seharusnya kalian mati saja"
Willy mengarahkan pistol nya ke arah Pavel, lalu menarik pelatuknya , namun dengan cepat pooh menghalangi dengan tubuhnya.
'Bang bang ' dua tembakan berhasil mengenai perut pooh, pooh yang terkena tembakan dengan perlahan tumbang.
"TIDAKKK POOOHH TIDAK" Teriak Pavel histeris.
"Dasar bodoh seharusnya biarkan dia saja yang mati" Ejek willy pada pooh yang sudah berkorban demi Pavel.
'Bang' "ahhhhhh" Seketika kepala willy berlubang saat sebuah peluru menembusnya darahnya muncrat mengenai Pavel.
"Apa kalian baik baik saja" Seru joong, joong lah yang sudah menembak willy.
"Pooh, pooh ku dia terkena tembakan" Teriak Pavel
"Ahh apa aktingku sebaik itu? " Sahut pooh yang dengan perlahan bangkit dari tidurnya.
"Pooh??? Bagaimana bisa? " Pekik Pavel
"Sekarang sudah canggih, aku pakai ini" Pooh mengangkat bajunya dan menunjukkan bahwa ia mengenakan rompi anti peluru.
"Sykurlah"
"Ohok ohok" Suara seseorang dari kejauhan terdengar , itu adalah suara Liam, rupanya ia masih bertahan walaupun sudah terkena satu tusukan pisau
"Masih hidup?? Habisi dia pooh, habisi bajingan itu aku mohon habisi dia" Dengan mata merah penuh amarah dan tubuh yang bergetar Pavel meminta pooh untuk melenyapkan Liam.
"Aku akan menghabisinya, itu pasti, phi joong bawa Pavel ke mobil terlebih dahulu, aku akan mengurus dia" Pinta pooh pada joong
"Tembak saja dia lalu ayo kita pergi pooh" Usul ohm
"Tidak, aku ingin memberikan ganjaran yang setimpal, atas perbuatan nya pada Pavel" Dengan mata nanar pooh menatap Liam yang sedang kesakitan memegangi perutnya.
"Baiklah kita akan menunggu di mobil, ayo Pavel" Ajak joong pada Pavel, ia lalu memapah Pavel menuju mobil.
Setelah semua orang pergi pooh mendekati Liam yang hampir tidak sadarkan diri.
"BANGUN" 'Krekk'
"AAAHHHH" Liam berteriak dengan keras saat jari jari tangan nya remuk di injak oleh pooh dengan keras.
"Akhirnya bangun juga, pooh mendekat dan dengan tatapan dingin mulai memborgol tangan Liam dan mengikatnya di kursi. " Kau melecehkan Pavel kan? "
"Tidak tidak aku tidak melakukannya"
"Benarkah?, aku suka kebohongan" Pooh mengambil sebuah koper yang telah di bawa oleh ohm sebelumnya.
"A_ apa yang akan kau lakukan, ampuni aku, tolong biarkan aku pergi"
"Ampuni??, hahaha apa kau sedang membuat lelucon?? , mari kita lihat apa yang sesuai untuk mu, ah aku rasa ini cocok" Pooh mengambil sebuah tang dari dalam koper .
"Tidak!!!apa yang kau lakukan? Lepaskan aku" Teriak Liam
"Yang akan aku lakukan? Kau akan segera tau" Pooh berjongkok
"... "
"Lihat ini! Apa ini tangan yang sudah menyentuh milikku" Pooh tersenyum dingin sambil mengusap jari tangan liam
"AAAAA SHIA FUCK SAKIT CUKUP, AAAAAAHHH" Saat satu kuku jari manisnya di cabut paksa oleh pooh, darah mengucur dari tangan liam
"Sakit?? Lemah sekali"
"Tolong maafkan aku!! Tolonglah kasihani aku,aku bersumpah tidak akan melakukannya lagi,kau boleh mengambil apapun yang kau inginkan tapi tolong lepaskan aku"
"Kasihani??? Apa ??? Apa aku tidak salah dengar?? Kau melecehkan Pavel , orang yang aku cintai dan kau masih berani mengatakan itu?? "
"Ya aku salah aku minta maaf"
"Ahhh,baiklah Akan ku maafkan , tapi setelah aku bersenang-senang denganmu dulu" Pooh meletakkan tang kembali ke koper dan mengambil sebuah cutter
"A-apa yang akan_"
"Ooh jangan khawatir ini tidak akan sakit, umm hanya sedikit perih saja mungkin" Pooh tersenyum kemudian menjambak rambut Liam. "Kau tau wajahmu jelek, dan sekarang aku akan membuatmu jauh lebih tampan oke? "
"Tidak tidak, aku mohon tidak AHHHHH SHIT AHHH SAKIT TOLONG AKU" Liam berteriak dengan keras saat pooh mulai menyayat wajahnya dengan cutter. Darah mengucur, setengah dari wajah liam kini sudah tidak memiliki kulit lagi, karena tidak tahan lagi dengan rasa sakit Liam pun pingsan tak sadarkan diri
"Eh?? Malah tidur?? " Pooh kembali tersenyum dan mengambil sebuah botol alkohol lalu menyiramnya tepat di wajah Liam yang sudah ia sayat sebelumnya.
"AAAAAAAHHHHHHH" Pekik Liam yang tersadar dari pingsannya "SAKIT, habisi saja aku, tolong jangan siksa aku seperti ini, habisi saja aku, aku tidak tahan lagi" Jerit Liam memohon.
"Aku tidak akan membiarkanmu mati dengan mudah, aku ingin bermain lebih lama denganmu tapi aku tidak bisa jadi mari kita selesaikan permainan ini dengan cepat" Pooh meletakkan cutter nya dan mengambil pistol nya.
'Bang' "AHHHHH" Liam kembali menjerit saat sebuah peluru menembus pahanya 'Bang' AHhhhh cukup tembak aku di kepala saja, habisi aku dengan cepat aku tidak tahan lagi " Jeritnya saat pooh menembak bahunya
"Oke oke sepertinya kau sangat menginginkan kematian, satu tembakan lagi dan kemudian aku akan akhiri penderitaanmu oke??? "
'Bang ' "HUAAAA AGHHHHHH BAJINGAN AHHH HABISI AKU CEPAT" Teriaknya saat pooh menembak telah tepat di penisnya.
"Tenanglah, kau akan segera mati karena kehabisan darah, aku pergi dulu" Pooh berbalik badan dan mulai melangkah pergi. Saat sampai di depan pintu pooh berbalik dan menarik pelatuk pistolnya dan menembak tepat di kepala Liam yang mengakhiri penderitaan dan juga nyawa Liam.
Pooh berlari meninggalkan tempat itu dan segera menghampiri Pavel juga yang lain.
"Pooh" Pavel langsung memeluk pooh dengan erat tangisannya tidak kunjung reda begitu juga dengan tubuhnya yang masih saja gemetar.
"Tenanglah semuanya sudah berakhir, semuanya baik baik saja sekarang" Pooh mengelus pundak Pavel.
"Aku takut pooh, aku takut,maafkan aku pooh aku minta maaf" Pavel kembali terisak, bayangan kejadian yang menimpa nya terasa berputar putar di kepala dan ingatannya.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
CHOOSE YOUR BOY S2 |PoohPavel🔞[END]
FanfictionBiar nyambung baca S1 nya dulu ya 🖤 [END]