Setelah cukup lama berkendara mereka akhirnya sampai di rumah Pavel.
"Sayang,bangun Kita sudah sampai di rumah" Pooh dengan lembut membangunkan Pavel yang tertidur di dekapannya, perlahan Pavel mulai membuka matanya dan langsung merangkul tangan pooh.
"Tenangkan dia, dia pasti sangat terpukul" Ucap joong pada pooh, ia sangat merasa sedih melihat kondisi Pavel yang seperti orang linglung saat ini "aku dan ohm akan pulang, beritahu kami jika sesuatu terjadi" Tutur joong pada pooh
"Baik phi, terimakasih telah membantuku" Pooh tersenyum dan berterimakasih pada joong dan ohm yang telah banyak membantunya.
"Iya jangan sungkan" Joong dan ohm pun bergerak pulang saat pooh dan Pavel melangkah masuk rumah
***
Sesampainya di dalam rumah,Dengan perlahan pooh menuntun Pavel menuju tempat tidur"Tunggu sebentar di sini" Pinta pooh pada Pavel
"Pooh, mau kemana?? Jangan tinggalkan aku" Dengan cepat Pavel menggenggam dengan erat tangan pooh, nampak raut ketakutan terpancar dari wajahnya.
"Aku tidak akan kemana-mana, hanya ingin mengambil air untuk menyeka tubuhmu" Pooh kembali mendekat dan mengusap pipi Pavel untuk menenangkan nya "hanya sebentar oke? " Ucap pooh kembali
"Baiklah" Ucap Pavel yang sudah merasa lebih baik. Dengan perlahan Pavel melepaskan tangannya.
Setelah beberapa saat pooh datang dengan membawa sebaskom air hangat dan sebuah handuk kecil berwarna putih di pundaknya.
"Ayo buka bajumu, ah biar aku bantu"
Ucap pooh sambil berusaha membantu Pavel untuk membuka bajunya"Tidak, jangan, jangan di buka, aku akan pergi mandi sendiri" Pavel nampak gemetar dan ketakutan, tubuhnya sedikit bergetar ia takut jika pooh membuka bajunya
"Hei Ada apa?? Apa kau terluka, biar aku lihat, aku akan mengobatinya" Pooh yang takut terjadi sesuatu pada Pavel terus mencoba untuk membuka baju yang dikenakan Pavel
"Jangan pooh, jangan tubuhku ada __" Dengan tubuh yang kembali bergetar Pavel kembali menangis.
"Hey kenapa kamu menangis, tidak apa apa" Seru pooh menenangkan "biar aku bantu ya" Pooh mendekati Pavel dan mulai mengangkat baju Pavel dengan perlahan.
"Tapi pooh__" Pavel tampak gugup dan khawatir saat pooh mulai membuka bajunya
"Hmm" Pooh menarik nafas berat saat berhasil membuka baju Pavel.
"Apa kau jijik kepadaku pooh? Dia melakukan semua ini padaku" Pavel tertunduk ia merasa sangat malu , pooh harus melihat semua tanda buatan orang lain di tubuhnya, ia merasa sangat kotor dan rendah, air mata Pavel kembali mengalir.
"Tidak, apa yang kamu bicarakan, sayang dengar, itu sudah berlalu anggap saja itu tidak pernah terjadi okee, aku akan mengoleskan salep untuk menghilangkan tanda tanda ini dengan cepat" Pooh tersenyum dan mengusap air mata yang mengalir membasahi wajah Pavel berusaha untuk menenangkan istrinya yang nampak terpukul itu.
"Maafkan aku pooh" Pavel menunduk dan kembali terisak
"Syuttt sudah cukup yaa" Pooh memeluk tubuh Pavel untuk beberapa saat, Setelah menyeka tubuh Pavel pooh langsung mengoleskan salep pada noda noda Merah di tubuh istrinya itu.
"Terimakasih pooh " Ucap Pavel lirih
"Nah sekarang ayo tidur" Ajak pooh
Pavel mengangguk dan merangkul tangan pooh
"Oh iya pooh, Dimana Arthur? " Tanya Pavel.
" Arthur aku titipkan pada ming, besok kita akan menjemputnya pulang " Jelas pooh
"Oh iya baiklah"
"Ayo tidur" Ajak pooh
"Bolehkah aku memelukmu? " Tanya Pavel dengan lirih dan sedikit gugup
"Tentu saja, kemarilah" Pooh merentangkan tangannya
Melihat itu Pavel tersenyum kecil dan mulai mendekati pooh dan dengan perlahan meletakkan kepalanya di dada pooh dan memeluk suami muda tercintanya itu, setidaknya dengan memeluk nya Pavel dapat melupakan sejenak apa yang sudah menimpanya beberapa waktu lalu.
...
...
...
"Huekk huekkkk oohokkk arghhh perutku rasanya mual sekali" Keluh Pavel dari dalam kamar mandi"Kenapa ? Ada apa denganmu phi? Dari tadi pagi kamu muntah muntah terus seperti ini! " Tanya pooh dengan panik
"Tidak tau pooh, perutku mual, ahh rasanya berputar" Pavel menyeringit sambil memegangi perutnya.
"Kita periksa ke rumah sakit ya" Pinta pooh
"Ummm" Karena tidak ada pilihan lain Pavel yang tampak lemas hanya bisa menurut
***
Akhirnya mereka berdua pun akhirnya pergi menuju rumah sakit terdekat, sesampainya di sana Pavel langsung di tangani oleh dokter yang sudah menjadi langganan mereka."Bagaimana dok?" Tanya pooh saat dokter sudah selesai memeriksa Pavel dan menghampiri nya
"Ummm Dari hasil pemeriksaan yang sudah di lakukan, ternyata saat ini Pavel sedang mengandung, usia kandungan sudah menginjak 2 minggu" Jelas sang dokter sambil memberikan foto hasil USG.
"Dua minggu???" Mata pooh membulat alisnya berkedut seperti merasakan ada hal yang janggal tentang pernyataan sang dokter. "Bagaimana bisa ???sebulan terakhir ini aku tidak pernah melakukan hubungan intim dengan nya, jadi bagaimana dia bisa hamil??dan satu satunya orang yang terakhir kali melakukannya adalah___" Pikiran pooh melayang pada sosok seseorang.
"Aku, ya dia adalah anakku, darah daging ku " Ucap seseorang yang tiba-tiba saja masuk.
"Liam? Kau masih hidup?? Bagaimana bisa" Dengan bingung Pavel menatap Liam,
"... "
"Pooh, jangan salah paham dulu ini pasti anak kita berdua, anakku dan kau, ini tidak mungkin anaknya, pooh kau percaya padaku bukan? " Pavel menggenggam tangan pooh, berusaha untuk menjelaskan.
"Aku ingin percaya padamu tapi ini semua tidak dapat di percaya, sepertinya memang benar anak yang ada di tubuhmu adalah anak hasil hubungan kalian" Ucap pooh dengan datar.
"Sudahlah Pavel, tinggalkan saja dia, mari kita menikah dan menjalani kehidupan yang bahagia bersama, aku pastikan kau akan bahagia bersamaku" Liam mendekat dan menepuk pundak Pavel
"Tidak aku tidak mau, pooh ku mohon" Dengan keras Pavel menepis tangan Liam.
"Tidak, aku tidak bisa, aku selama ini menahannya, sejujurnya aku tidak tahan sejak hari dimana kau kembali dengan penuh noda di tubuhmu, itu alasan ku tidak pernah menyentuhmu, aku bertahan selama ini hanya karena Arthur" Timpa pooh kembali dengan tatapan datarnya.
"Pooh" Pavel kembali menggengam tangan pooh
"Jujur saja aku sebenarnya jijik padamu sejak hari itu, setiap kali aku akan menyentuhmu aku pasti akan selalu teringat akan hal itu, dan perasaan itu semakin bertambah sekarang, kau mengkhianati ku dan hamil dengan orang lain" Pooh dengan kasar melepaskan tangan Pavel
"Pooh itu semua kecelakaan, apa kau pikir aku menginginkan hal itu terjadi, pooh aku mohon" Air mata kembali mengalir membasahi pipi Pavel.
" Sudahlah Pavel, dia sudah membuangmu , ayo pergi saja denganku" Liam menarik tangan Pavel
"TIDAK" Bentaknya menolak
"Pergilah, aku sudah muak melihat wajahmu, jangan pernah lagi kau menampakkan wajahmu di depan ku maupun di depan Arthur lagi" Pooh dengan perlahan bangkit dari duduknya kemudian berjalan meninggalkan ruangan.
"POOH JANGAN TINGGALKAN AKU" Dengan air mata yang terus mengalir pavel berteriak memohon pada pooh yang sudah tidak lagi terlihat.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
CHOOSE YOUR BOY S2 |PoohPavel🔞[END]
FanfictionBiar nyambung baca S1 nya dulu ya 🖤 [END]