III. Tumbuh Bersama

158 18 0
                                    

Waktu berlalu dengan cepat. Anak-anak yang dulu kecil dan penuh kekhawatiran kini telah tumbuh menjadi remaja yang rupawan dan penuh semangat. Dan di pagi hari ini, mereka memutuskan untuk membuat sarapan bersama di dapur panti. Shinyu sebagai yang paling tua bertugas mengawasi proses memasak. 

"Siapa yang ingin membuat pancake?" tanya Shinyu dengan senyum lebar.

"Aku!" seru Jihoon dan Kyungmin bersamaan, saling melirik dengan mata seolah bersaing.

"Kak Jihoon, pancake buatanmu minggu lalu itu gosong, sudah jelas kamu tidak pandai membuat pancake," kata Kyungmin dan memancing perdebatan kecil.

"Tapi kalian tetap memakannya sampai habis, yang penting aman dimakan bukan dilihat dari penampilan."

Suasana mulai tidak kondusif akibat perdebatan dua adik termuda mereka. Youngjae pun mengangkat tangan untuk mengalihkan atensi, "Jihoon dan aku akan membuat jus jeruk. Biarkan Kyungmin membuat pancake."

Mendengar putusan Youngjae membuat Kyungmin merasa menang dan menjulurkan lidah kepada Jihoon. Sementara itu Jihoon tidak terlau kecewa, toh ia akan membuat jus jeruk bersama kakak tersayangnya.

"Aku akan buat omelet dengan keju, jamur, dan paprika. Terdengar lezat, kan!" kata Dohoon yang sedang membuka buku resep yang ada di dapur.

Sementara itu, Hanjin memutuskan untuk membantu Shinyu mengawasi adik-adiknya yang lain. "Aku akan memastikan tidak ada yang membakar dapur," katanya sambil tertawa.

Saat proses memasak dimulai, kekacauan pun terjadi. Kyungmin, yang berusaha membuat adonan pancake, malah tumpah dan membuat adonan berceceran di lantai. "Oops, maaf! Aku akan bersihkan!" katanya sambil tertawa canggung.

Jihoon yang sedang memegang blender untuk membuat jus jeruk, tiba-tiba blender tersebut menyala dengan kekuatan penuh, menyemburkan jus jeruk ke segala arah. "Ah! Jus jeruk di mana-mana!" teriak Jihoon sambil tertawa terbahak-bahak, tidak sadar dengan tatapan datar dari Youngjae di sampingnya akibat kekacauan itu.

Dohoon yang sedang mencoba membalik omeletnya, malah menjatuhkannya ke lantai. "Oh tidak! Omeletku!" kata Dohoon terkejut, namun akhirnya ikut tertawa.

Shinyu dan Hanjin tidak bisa menahan tawa melihat kekacauan yang terjadi. "Oke, tenang semuanya. Kita bisa memperbaikinya. Ini adalah bagian dari kesenangan," kata Shinyu sambil tersenyum lebar.

"Anak-anak, ibu mencium bau— Astaga, kekacauan apa ini!"

Ibu Evelyn yang mendadak datang ke dapur akibat mencium bau masakan langsung speechless dengan kondisi terkini dapur. Keenam remaja itu menyunggingkan senyuman canggung namun polos kepada ibu pengurus mereka. 

Setelah beberapa saat, mereka berhasil menyelesaikan sarapan mereka, meski ada bantuan dari Ibu Evelyn. Meskipun tidak sempurna, tetapi usaha dan keceriaan yang mereka alami membuatnya sangat istimewa. Mereka duduk bersama di meja makan, menikmati hasil kerja keras mereka.

 Mereka duduk bersama di meja makan, menikmati hasil kerja keras mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Fall +TWSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang