CW!blood, violent
--
Malam itu, setelah seharian melakukan wawancara dengan staf dari PLEDIZ Corp., suasana panti asuhan kembali normal. Anak-anak menikmati makan malam bersama dan setelah itu melakukan kegiatan masing-masing. Beberapa bermain di ruang tengah, ada yang membaca buku di perpustakaan kecil, sementara yang lain sudah mulai bersiap-siap untuk tidur.
Youngjae memilih untuk beristirahat lebih awal dan Jihoon merasa perlu menjaga Youngjae, maka dari itu ia ikut tidur di kamar Youngjae untuk memastikan kakak tersayangnya baik-baik saja. Shinyu dan Dohoon juga mencoba tidur lebih awal, kelelahan setelah hari yang panjang dan penuh pertanyaan.
Jihoon ikut berbaring di tempat tidur Youngjae, menatap yang lebih tua terbaring dengan mata terpejam di sebelahnya. Meskipun berusaha keras, Youngjae sulit tidur karena pikirannya yang penuh dengan kecemasan dan kesedihan. Jihoon menggenggam tangan Youngjae, berusaha memberikan ketenangan. Ranjang yang sempit seolah tidak menghalangi kedua tubuh tersebut untuk saling memberikan kehangatan dan kenyamanan.
"Kak Youngjae, belum tidur?" tanya Jihoon dengan suara pelan.
"Maaf, Jihoon. Aku belum mengantuk," jawab Youngjae.
Jihoon mengangguk dengan kedua mata yang sayup-sayup terbuai dengan rasa kantuk. "Aku mengerti. Ini semua pasti sangat berat bagimu. Kamu boleh berbaginya denganku, kak."
Youngjae menatap Jihoon, air mata mengalir di pipinya secara perlahan. Ia menjadi mudah menangis selama dua hari ini. Ia masih berduka dengan kematian sang ibu, tetapi ia sangat amat bersyukur memiliki Jihoon di sisinya. Dan saudara-saudaranya yang lain, mereka memang sudah seperti keluarga.
Jihoon menyadari setelah isakan kecil terdengar, ia mengusap air mata Youngjae dengan lembut dan senyuman terpatri indah di wajah tampannya. "Aku menyayangimu, kak Youngjae," bisik Jihoon.
Mereka tenggelam dalam percakapan mendalam, mencoba memberikan kekuatan satu sama lain. Namun, tiba-tiba ketenangan malam itu segera terganggu oleh suara gaduh dari luar kamar. Jihoon dan Youngjae saling berpandangan dengan kaget.
"Apa itu?" tanya Youngjae yang langsung duduk tegak dengan ketakutan.
Jihoon segera bangkit dan membuka pintu kamar dengan waspada. Ia melihat beberapa anak panti berhamburan berlari di lorong, tangisan yang memekakkan telinga juga menghiasi kekacauan malam ini membuat Jihoon langsung menyimpulkan bahwa terjadi hal buruk sekarang.
Secara sekilas, Jihoon melihat dari balik celah pintu yang ia buka sedikit terdapat sekelompok pria berpakaian hitam dan bertopeng menyerbu masuk ke panti asuhan, membawa senjata. Anak-anak yang masih terjaga panik dan berteriak, sementara yang sudah tidur terbangun dengan kebingungan dan ketakutan.
Tangan Jihoon menutup pintu kamar dan menguncinya lalu menghampiri Youngjae yang masih terduduk di ranjang. "Kak Youngjae, kita harus keluar dari sini!" kata Jihoon dengan tegas, menarik tangan kurus Youngjae.
Youngjae masih mencerna kekacauan yang terjadi, ia hanya mengangguk dengan gugup dan mengikuti Jihoon. Mereka berdua bergegas menuju jendela, mencari jalan keluar. Namun, saat mereka hendak membuka jendela, suara langkah kaki berat terdengar mendekat menuju kamar.
"Jihoon, mereka datang!" bisik Youngjae, suaranya bergetar.
Jihoon tidak menyerah. Dia berusaha membuka jendela secepat mungkin, sungguh menyebalkan di saat seperti ini pengunci jendela sangat susah untuk dibuka.
"Terbuka!" pekik Jihoon ketika berhasil melepaskan pengait pengunci jendela, namun sebelum mereka bisa melompat keluar, pintu kamar mereka didobrak dengan kekuatan besar. Pria-pria berpakaian hitam menyerbu masuk, senapan mereka terarah pada Jihoon dan Youngjae.
![](https://img.wattpad.com/cover/374116356-288-k596564.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall +TWS
FanficMereka berjuang untuk bertahan hidup, mengandalkan kenangan dan janji satu sama lain untuk terus berjuang demi kebebasan. Keberanian, harapan, dan cinta di tengah penderitaan, yang menjadi sumber kekuatan mereka dalam menghadapi kegelapan. TWS sci-f...