BAB 7

578 63 7
                                    

Happy Reading 📯
...

Seperti hari hari sebelumnya, kini serly dan kedua anteknya tengah berjalan menuju ke kantin. Dengan membalas beberapa sapaan dari murid RHS.

Namun, tiba-tiba ada salah satu gadis yang menabrakan tubuhnya ke tubuh tegap serly. Dan anehnya, gadis itu malah jatuh sendiri, lalu menangis.

"Hadeh, mulai lagi tuh drama murahan." Cibir letta, memutar bola matanya jengah

Gista berdehem singkat. "Udah mba, kita ngga punya uang receh,"

"Kalo jalan jangan nunduk, jatuh sendiri, nangis sendiri, aneh." Serly hendak meninggalkan tempat kejadian, namun tangannya dicekal kuat oleh seseorang.

"Gue bilang, jangan gangguin via lagi, Serly!" Bentak satria. Serly langsung melepas paksa cekalan itu. "Sakit anjing!"

"Minta maaf." Titah dafie, yang ditujukan pada Serly, dan via? .. hanya menangis tentunya

"Cih drama! Siapa yang nabrak, siapa yang disuruh minta maaf." Sindir letta lagi, anak black wolf bodoh. Pikirnya.

"Gue, minta maaf? Ngga mungkin. Lagipula, dia duluan yang nabrak gue." Jawab Serly enteng. Toh memang benar

"K-kak .. U-udah h-hiks.., via ng-gapapa ..," lirih via, lalu berdiri, mendekat ke arah Dafie

"Hati lo terbuat dari apa sih, Vi? Lo udah dijahatin beberapa kali sama ni Mak lampir, tapi lo tetep baik," Ujar Dafa, yang tengah mengemut lolipopnya.

"K-kak, jangan bentak kak serly nya .., i-ini emang salah via .. hiks," Ujar via, lalu kembali menangis.

"Dasar jalang! Gue benci sama lo!" Desis Dafie.

"Gue udah peringatin sama lo, ya, jangan ganggu via lagi! Lo ngga punya hati nurani banget, sih!" Sentak satria, suaranya menggema di seluruh koridor.

"Arghh! Bangsat lo semua! Dan lo .. viara, dasar! PBB! Polos polos bangsat!" Pekik Serly lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain. Hatinya sesak! Tapi ia tau, ini perasaan Serly asli.

Plak

Wajah Serly tertoleh ke kanan. Tangan kekar itu, menampar pipi mulus Serly. Dan Serly hanya tertawa hambar. Sungguh diluar prediksi nya.

"Hahaha .. ada ya, saudara kembar yang main pihak sendiri? Lo tega nampar adik kembar lo sendiri, demi cewek jalang itu? Lo bodoh satria! Lo bodoh!" Di akhir ucapan, Serly menekan kata bodoh untuk satria.

"Kak .. pliss, hiks .. hiks .. maafin via, via tau, via salah .. jangan gini, kak ..," ujar via memelas.

"Tau kata maaf juga lo, tapi maaf, lihat noh muka serly, udah ngga akan bisa toleransi sama Lo. Atau lebih tepatnya satria. Mungkin, udah ngga nganggep lo siapa siapanya lagi." Desis Gista, sembari melempar tatapan tajamnya

"Sekali lo, jalan. Lo habis di tangan gue, Serly! Ucapan Lo semua, bikin gue muak!" Peringat satria

Serly lagi lagi hanya tersenyum sinis. "Kenapa? Mau apa lagi, heh?"

"Lo sadar ngga sih sama perlakuan lo?! Lo pembunuh tiya! Lo pembunuh bunda!" Sentaknya. Bahkan, mereka sudah menjadi tontonan umum.

Transmigrasi serlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang