BAB 12

524 51 5
                                    

Happy Reading 📯
...

Di gedung tua yang usang, kini terdapat dua insan yang tengah membahas sesuatu yang penting.

"Jadi, apa orang suruhan lo itu udah dapet rekaman cctv nya?" Tanya gadis yang berambut panjang itu.

Laki laki didepannya menggeleng, "Belum, gue udah usaha ser, cuma belum ada kemajuan, orang itu mainya rapih,"

Serly mengangguk paham, "Gue tau si, kasus kayak gini emang ngga mudah, yud,"

"Tapi, orang suruhan gue nemuin satu bukti lagi, yaitu foto, bayi," Yuda mengeluarkan foto bayi tersebut, dan menyodorkannya pada Serly.

"Menurut Lo ini foto bayi siapa? Tya, atau pelaku?" Tanya Serly.

"Menurut gue si pelaku. Kalo lo liat foto Tya, dia punya tanda lahir di bawah bibirnya, tapi foto bayi ini ngga ada," Ujar Yuda dengan serius.

Serly menompang dagunya, "Makin rumit, gue bingung." Ia mulai berpikir, dengan cara apa, "Satu, orang yang paling benci Serly adalah Dafa."

Yuda mengangguk setuju, "Iya juga, setelah gue masuk kedalam tubuh Yuda, gue akhirnya tau, di antara mereka, yang paling benci Serly adalah Dafa."

"Kalo emang Dafa, apa motifnya? Kenapa dia nglakuin ini?" Bingung Serly.

"Dan satu, gue juga mau ngeyakinin si satria, kalo serly penyebab kematian nyokapnya, berarti dia juga, lah, kan mereka kembar, bodoh banget, sih," lanjut Serly.

"Satria emang bodoh, dia cuma mikir, kalo nyokapnya cuma nglahirin dia, pasti nyokapnya masih ada, ya namanya juga takdir, elahh, mau gimana lagi," Timpal Yuda.

Serly terkekeh, "Gimana kalo mereka lihat, seorang yuda yang dingin, berbicara panjang lebar seperti ini,"

Yuda mendengus kesal, "Perlu diinget, gue Boni."

"Iyaaa bang boniii, temen nya bang cellooo,"

Yuda kembali merenung, "Gue kangen Naura, adik kecil gue, kangen Marcel, sahabat tersayang gue,"

"Iyaa, naura sama bang cello kira kira kangen kita ngga, ya?" Serly menundukkan kepalanya.

"Marcello .. adik lo aman kok sama gue, gue jagain, cell," Ujar Yuda, pada Marcello di kehidupan sana.

"Eh, gue yakin, Dafa pasti punya alasan kuat ngelakuin ini," kata Serly sambil menatap foto bayi itu dengan serius. "Kita butuh bukti lebih banyak. Kita perlu ngebongkar dalem-dalem si Dafa."

Yuda mengangguk setuju. "Gue sepakat. Kita harus ngelacak semua jejak Dafa. Dari hubungannya sama Tya, sampai ke semua orang yang pernah dia sakiti."

Serly menarik nafas dalam-dalam, "Gue punya ide. Kalo kita bisa dapetin akses ke akun media sosial Dafa, bisa jadi kita dapet petunjuk penting."

Yuda langsung mengeluarkan laptopnya. "Oke, gue bisa coba hack akun Dafa. Tapi perlu waktu, gue harus hati-hati biar ngga ketauan."

"Sambil nunggu lo nge-hack, gue mau ngecek lagi CCTV di sekitar sekolah. Siapa tau ada sesuatu yang terlewat," kata Serly.

"Oke, gue bantu lo. Kita bagi tugas. Lo cari CCTV, gue cari bukti dari Dafa," jawab Yuda.

Transmigrasi serlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang