Chapter 69

12 1 0
                                    

"Kamu ingin tau ketakutan terbesar mas di dunia ini? Mas takut kehilanganmu untuk selama lamanya."

-Muhammad Al fatih muftar

Setelah berbincang bincang keluarga aisyah dan inti al muftar pamit ijin pulang lebih dulu nanti setelah magrib akan kembali lagi ke rumah sakit. Kepergian dua keluarga itu menyisakan sepasang suami istri yang sedang menumpahkan kerinduan.

"Mas sehat?"tanya aisyah yang mengusap kedua pipi suaminya karena semenjak ia tidak sadarkan diri keadaan gus fathi seperti tidak keurus.

"Mas sehat dek. Adek tak perlu risaukan keadaan mas"ujarnya yang memegang tangan aisyah yang tengah mengusap pipinya.

"Maaf ya mas. Adek tidak bisa mengurus mas lagi selama adek tak sadarkan diri"ucapnya lirih.

"Adek gak salah. Mas senang adek sudah sadar, adek tau ketakutan mas selama adek tak sadar? "tanyanya dan aisyah menggelengkan kepalanya.

"Ketakutan terbesar mas di dunia ini, mas takut kehilangan adek untuk selama lamanya. Jadi jangan tinggalkan mas ya"ujarnya yang menatap manik mata hazel itu dengan lembut.

Aisyah terdiam mendengar ucapan suaminya.

"Mas sudah tau tentang penyakit adek?"tanyanya gugup.

"Keluarga kita sudah tau semua dek. Kenapa kamu sembunyikan dari mas dan yang lain"ujarnya yang masih menggenggam tangan istrinya.

"Ternyata kalian sudah tau. Maaf mas adek gak maksud menyembunyikan hal ini. Adek cuma gak mau mas khawatir, sekarang semua orang sudah tau adek penyakitan ya? Mungkin umur adek sudah tidak lama ya mas"kekehnya sambil tersenyum pedih.

"Shutt adek gak boleh bicara seperti itu. Adek sehat, adek gak sakit. Mas cuma gak mau adek menyembunyikan hal apapun lagi ke mas, kita harus berjuang sama sama melawan ujian ini"ujar lembut gus fathi yang berusaha menyakinkan istrinya walaupun dirinya merasakan ketakutan ketika mendengar ucapan itu dan aisyah menganggukan kepalanya.

Mereka berbincang bincang menghabiskan waktu bersama di ruangan itu. Hal seperti inilah yang mereka rindukan menghabiskan waktu berdua walaupun hanya sekedar berbincang. Komunikasi seperti inilah yang membuat rumah tangannya selalu hangat, walaupun terkadang ada sepercik ujian bagi mereka berdua.

Setelah cukup berbincang bincang tak terasa adzan magrib berkumandang. Gus fathi pamit untuk mengambil air wudhu sedangkan aisyah memilih bertayamum karena keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengambil wudhu dan shalat dengan keadaan tiduran . Sekitar 10 menit gus fathi keluar kamar mandi dan memulai shalat berjamaah dengan istrinya.

15 menit berlalu akhirnya mereka selesai shalat. Gus fathi berdoa terlebih dulu dan aisyah mengaminkan, setelah itu gus fathi melipat sejadahnya dan menghampiri aisyah. Aisyah menyalami tangan suaminya dan di lanjut dengan gus fathi mencium kening istrinya.

"Mas"panggilnya

"Kenapa sayang?"tanyanya

"Jika nanti kalau sudah tiba waktunya adek pergi untuk selama lamanya apa mas akan menikah lagi?"tanya aisyah.

"Pertanyaan macam apa itu dek. Mas gak suka adek bicara seperti itu"tegasnya

"Jawab saja pertanyaan adek mas"

"Mas gak akan menikah dengan siapapun. Hanya aisyah istri mas satu satunya, gak ada yang lain. Jika tidak bersama adek maka tidak dengan siapapun"tegasnya.

"Walaupun nanti adek sudah tidak ada?"tanyanya lagi.

"Iya sayang"ucapnya yang sambil menganggukan kepalanya.

"Mas adek ikhlas. Jika mas ingin menikah lagi nantinya. Karna hidup ini harus terus berjalan, walaupun adek ingin jadi satu satunya istri mas, tapi jika takdir itu sudah tiba. Adek ikhlas melepas mas mencintai wanita lain"ujar lembut aisyah sambil mengenggam tangan suaminya.

"Tidak sayang. Ketika ijab kobul di ucapkan, mas berjanji tidak akan menikah lagi dengan siapapun nantinya. Adek cinta pertama mas dan terakhir. Adek tidak bisa di gantikan dengan siapapun, jadi jangan harap mas akan menikah yang kedua kalinya"tegasnya kembali.

"Mas yakin?"tanyanya lagi yang kesekian kalinya.

"Mas yakin dek. Sudah tidak perlu membahas hal seperti itu, mas tidak suka"

"Maaf ya mas"katanya dan gus fathi mengiyakan

Setelah percakapan singkat mereka memilih membaca Al Quran dengan aisyah yang menyimak bacaan gus fathi. Sesibuk sibuknya mereka berdua, mereka selalu menyempatkan membaca Al Quran walaupun hanya satu halaman. Ketika sedang di pertengahan ayat, tiba tiba aisyah mengalami kejang kejang dan tak sadarkan diri. Gus fathi panik dan menepuk nepuk pipi istrinya tapi tiba tiba wajah aisyah berubah menjadi pucat dan berkeringat dingin.

"Sayang bangun hey. Jangan bikin mas takut"paniknya yang terus memikirkan cara untuk membangunkan aisyah walaupun hasilnya nihil.

"Dokter..... Dokter... Tolong Dokter"teriaknya dan tak lama seorang suster datang bersama dokter yang kebetulan akan memeriksa keadaan aisyah.

Gus fathi keluar karena dokter akan memeriksa keadaan aisyah. Gus fathi ingin sekali masuk tapi sayang tidak bisa, ia terus berjalan kesana kemari dengan pikiran yang tak tenang. Dia menelpon keluarganya agar segera datang ke rumah sakit. Dokter segera cepat mengambil tindakan untuk menangani karena kondisi aisyah cukup kritis.

Aisyah & Ujiannya[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang