22 - mon chéri

661 63 33
                                    

listen to the song ; If I — Limi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

listen to the song ; If I — Limi.

Hanya ciuman. Zakiel merebut paksa sebab Naleeya sama sekali tidak memberi jawaban atas pilihan yang diajukan. Tetapi tidak lama hingga sebuah tamparan keras mendarat si sebelah wajahnya, pelakunya — Naleeya, menatap marah dengan tangan bergetar. Berakhir pada Zakiel yang balas menatap tajam dan melenggang pergi keluar tanpa mengatakan apapun.

Dan, sudah tiga hari sejak saat itu Zakiel tidak sekalipun menemui Naleeya untuk meminta maaf, meski perempuan itu yakin bahwa Zakiel tidak akan melakukannya. Arogansi cowok tersebut kembali. Aura yang dia keluarkan terakhir kali benar-benar membuat Naleeya tersadar bahwa Zakiel bukanlah orang yang bisa dilawan begitu mudah. Mengingat bagaimana selama ini perangai cowok tersebut terlihat, memberi konsekuensi pada orang-orang yang sukses memantik sumbu amarahnya, bukan berarti Naleeya akan mendapat pengecualian untuk itu jika dia berhasil membuat Zakiel marah kan. Tetapi, sampai saat ini belum juga ada tanda-tanda penghakiman dari Zakiel, cowok itu menghilang, membuat Naleeya merasa kosong sedikit.

“Murung mulu dari kemarin, kenapa sih?” Disha disisinya bertanya. Mereka beristirahat di kelas hari ini, Naleeya membawa bekal yang Ibu siapkan dan kedua temannya memutuskan untuk memakan makanan didalam kelas demi menemani Naleeya. Sementara Kalula sedang pergi ke kamar kecil setelah mereka selesai menghabiskan makanan.

Naleeya menggeleng lesu, menyedot susu kotak yang dia bawa. Tidak minat membahas mengenai keretakan hubungannya dengan Zakiel, namun penasaran dengan satu hal, dia menatap Disha dengan tubuh sedikit condong.

“Kamu pernah ciuman?”

Disha tersedak ludahnya sendiri. Hal yang tak pernah dia pikirkan akan keluar dari mulut Naleeya. Suatu pembahasan yang tidak dia kira akan ditanyakan oleh temannya yang satu ini. Dia menetralkan wajah yang sempat terkejut. “Kenapa lo nanyain itu tiba-tiba? Pengen coba sama cowok lo?”

“Kenapa balik nanya?”

“Datang bulan ya lo, sewot banget.” kelakar Disha. Dia mengingat sebentar, lalu mengangguk singkat. “Pernah sih sekali, itu juga karena nggak sengaja.”

“Nggak sengaja?”

Disha mengangguk malu, mendekati Naleeya dan menjelaskan dengan nada serendah mungkin. “Waktu itu gue bablas minum alkohol sampai mabuk karena ada acara perayaan gitu di rumah, inget dikit doang kalau pas mau masuk kamar gue nabrak cowok, terus kita jatuh, gue diatasnya, terus ya gitulah... em, ciuman gitu aja. Gue juga nggak tau kenapa bisa sampai bablas, hal paling gue benci dan kalau bisa pengen gue ilangin dari ingatan! Ciuman pertama gue!” Perempuan itu bertingkah heboh untuk kalimat terakhir. Seperti seseorang yang kehilangan sesuatu dengan begitu dramatis.

Exquisite Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang