Happy reading..!!
"Siapa kalian?"
"Ikut"
"Tidak!! Tolong tolong"
Salah satu orang tersebut pun membekap orang incarannya dan membiusnya agar tidak memberontak.
Setelah sampai pada tujuan mereka langsung membawa target di sebuah ruangan begitu gelap.
Bau anyir dan tempat penerangan yg minim ya bisa dibilang tempat "eksekusi".
"Ikat dia"perintah ketua salah satu dari mereka.
Merekapun mengikat target pada kursi dg ikatan yg begitu erat.
"Ayo cabut"
Setela selesai merekapun langsung meninggalkan tempat itu.
Tidak lupa terdapat dua orang penjaga yg menjaga didepan pintu.
.
.
"Dek, ayok kita pulang" ucap Shani mengusap surai sang adik.
"Ayo ci, Zizi juga udah capek dan ngantuk" ucap Zee dengan ekspresi yg terlihat lelah.
"Sini, uluh uluh dedek kecil Cici capek yah. Sini Cici gendong aja" ucap Shani memperlakukan Zee layaknya bayik.
"Ih, apa sih ci Shani ini. Aku udah gede yah" ucap Zee nampilin muka galaknya namun terlihat menggemaskan oleh Shani.
"Ooohh adek Cici udah gede yah. Ya udah sekarang ayok kita langsung turun dan pulang" ajak Shani sekaligus menjahili Zee yg gengsi itu dengan beranjak jalan keluar ruangannya.
"Ih, kok cici ninggalin Zee sih" ucap Zee cemberut dengan dirinya yg masih duduk di sofa ruangan Shani.
"Cici udah ajak kamu looh.. kok kamu masih duduk, ayok katanya mau pulang" ucap Shani yg sedang menahan untuk tidak tersenyum.
"Hisshh.. gendong Cici.." ucap Zee dengan nada yg begitu manja dan menghentakkan kakinya ke lantai.
"Katanya tadi adeknya Cici udah besar, berarti mau jalan sendiri dong" ucap Shani.
"Aku kan masih adiknya Cici, gapapa lah digendong. Ayo Cici gendong hmm" ucap Zee dengan nada merajuknya.
"Haha.. lucu bgt sih kamu dek. Ayok sini Cici gendong" ucap Shani sambil berjalan ke arahnya Zee dan menggendong adeknya seperti Kuala.
Cup
"Sayang Cici deh" ucap Zee
Cup
"Sayang Zizi juga" balas Shani mencium pipi Zee.
Merekapun saling melempar senyum lebarnya, para karyawan yg melihat momen tersebut pun merasa iri karna kedekatan keduanya bahkan banyak yg kagum karna mereka hampir tidak pernah melihat senyum lebar Shani saat dikantor.
Saat di tengah perjalanan pulang, ada sebuah mobil yg mengikuti Shani dan Zee.
Shani yg sudah mengetahui hal tersebut pun menancapkan gas nya.
"Ci, kenapa ngebut?" Tanya Zee.
"Gapapa sayang, sekarang Zee pegangan erat yah" ucap Shani.
"Ci, Zizi takut. Jangan ngebutt" ucap Zee pada Shani dg rasa ketakutan.
"Zee, boleh Cici mintak tlong buat telvon kak mpen" ucap Shani pada adiknya.
"Oke ci, bentar".
Zee pun langsung mengeluarkan hp nya dan menelvon kak mpen nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Bungsu Zee
Teen FictionIni cerita pertama. Jadi, langsung saja dibaca yaa. Maaf jika tidak bagus untuk menuliskan cerita. On Going