Happy reading..
.
.
Saat ini Xavier bersaudara berada di dalam mobil yang sama. Mereka menggunakan satu mobil untuk datang pada acara malam puncak ulang tahun sekolah.
Saat perjalanan pulang, ada dua mobil yang mengikuti mereka.
Pada awalnya Shani, Gracia dan Feni mengabaikannya.
Apakah Zee juga menyadarinya? Soal mereka yang diikuti oleh mobil lain. Tentu jawabannya tidak.
Zee sudah tertidur saat mereka akan pulang tadi.
"Fen, hubungi anak buahmu. Kirimi mereka lokasi kita saat ini" perintah Shani.
"Sudah ci. Kita berhenti saat akan belok kanan di depan" ucap Feni.
"Shit.. siapa sih mereka?" Tanya Gracia.
"Entahlah. Bisa jdi salah satu musuh di perusahaan kita."
"Kalian tetap waspada dan hati-hati. Karna skrng kita bersama adek" ucap Shani.
"Iy ci, gre juga udh hubungi orang-orang kepercayaan gre" ucap Gracia.
Kini ketiganya menatap serius dan waspada.
Sedangkan, mobil yg mengikuti mereka trnyata lebih bnyk. Krna beberapa ada yg sudah menunggu dijalan yg akan dilewati mobil mereka.
Pada belokan kanan di depan mereka, mobil Shani melewati mobil anak buah Feni yg sudah standby ditempat.
Kini, mereka aman dari kejaran mobil tersebut. Namun, tanpa mereka sadar. Didepan mereka sudah terdapat 5 mobil yang menunggu.
"Ah sial." Umpat Gracia.
"Emmmh.. ci ci" panggil Zee yang terbangun dari tidurnya akibat mobil yg berhenti.
"Apa kita udah sampai dirumah?" Tanya Zee.
"Zizi masih ngantuk?? Tidur lagi aja yah, jalannya masih jauh" ucap Gracia dg lembut dan berusaha mengalihkan perhatian Zee yg baru bangun itu.
"Kenapa kita berhenti?" Tanya Zee yg sibuk mengumpulkan nyawa.
"HEH..!!! KELUAR KALIAN!!" Ucap salah satu orang yg menghadang mobil mereka.
Zee yg mendengar suara keras tersebut pun terkejut.
Sadar dengan situasi yang berbahaya, Zee pun memeluk Gracia begitu erat dan menyembunyikan kepalanya pada dada Gracia.
"Ci, kak. Siapa mereka?? Zizi takutt" ucap Zee dg nada bergetar ingin menangis.
"Ssstt... Sudah gapapa. Zizi disini dulu yah sama ci gre. Biar Cici sama kak mpen yang keluar" ucap Shani dg nada lembut agar membuat adiknya tersebut tidak takut. Meskipun nyatanya, Zee tetap ketakutan saat ini.
"Nggak. Cici sama kak mpen gk boleh keluar. I ini b bahaya.. zizi gk mau kalian kenapa-kenapa" ucap Zee dg nada gugupnya.
"Zizi dengerin kak mpen yah. Kak mpen sama ci Shani janji gk bakal terjadi apa-apa. Kita akan baik-baik aja. Jadi, Zee harus percaya sama kita dan tetap didalam mobil sama ci gre" ucap Feni memberi pengertian dg lembut. Meskipun dirinya sudah mulai emosi karna musuhnya tersebut sudah membuat adiknya ketakutan seperti ini.
"T-tapi kak" ucapan Zee dipotong oleh Gracia.
"Udah, sekarang Zizi sama Cici. Biar ci Shani sama kak mpen yg keluar buat ngurus mereka" ucap Gracia dg nada tegas namun tetap menggunakan nada yg lembut.
"CEPAT KELUAAR!! ATAU KITA HANCURKAN MOBIL KALIAN" teriak mereka kembali.
Shani dan Feni pun langsung keluar dari mobil tidak lupa mereka sudah siap dg senjata mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Bungsu Zee
Novela JuvenilIni cerita pertama. Jadi, langsung saja dibaca yaa. Maaf jika tidak bagus untuk menuliskan cerita. On Going