2

196 29 0
                                    

"Siapa yang kau bilang seperti anak kecil, hah?!"

Kiba mengepalkan tangannya sambil menatap tajam kearah Sakura, sementara Akamaru menggonggong menegur Kiba untuk tidak berbuat kasar pada Sakura. Kiba menatap tajam kearah Akamaru kali ini, karena Akamaru terlihat membela Sakura.

"Kau membela Sakura, hah?!"

Guk guk

"Jangan karena aroma Sakura sangat wangi jadi kau membelanya!" seru Kiba semakin kesal.

Tanpa Kiba sadari, saat ini wajah Sakura memerah karena Kiba mengatakan jika Sakura sangat wangi. Siapa yang tidak akan merasa malu dan senang jika dipuji seperti itu, ini pertama kali Sakura mendengar hal seperti ini.

"Kiba, hentikan," tegur Shino.

"Apa?!"

"Semua orang memperhatikan mu."

Raut wajah Kiba berubah, ia menatap kearah sekitarnya dan melihat orang-orang memperhatikannya. Kiba menghela nafas pasrah, orang-orang Konoha selalu saja memperhatikan urusan orang lain.

Tiba-tiba Kiba menyadari sesuatu, pria itu menatap kearah Sakura yang terlihat malu-malu. Tentu saja Kiba juga jadi merasa malu setelah tidak sadar berteriak mengatakan jika Sakura sangat wangi.

"Aa- ano... yang barusan itu..."

Kiba menggaruk tengkuknya yang tak gatal, ia bingung harus mengatakan apa untuk menjelaskan, karena orang lain akan mengatakan jika alasannya akan tidak masuk akal terdengar.

Sementara Sakura memilih merogoh saku celananya dan mengambil tisu dari dalam sana, Sakura menyodorkannya kearah Kiba, walau sebenarnya Sakura ragu karena tisu itu tampak kusut.

"Lap sekitar bibirmu dengan ini, maaf jika kusut karena dari celana. Tapi aku belum menggunakan ini, jika kau tidak-"

Sebelum Sakura menyelesaikan ucapannya, Kiba langsung mengambil tisu yang Sakura sodorkan padanya. Wangi Sakura tercium dari tisu itu, namun Kiba berusaha untuk tak mengendusnya dan fokus membersihkan sekitar bibirnya.

"Apa sudah bersih, Shino?" Tanya Kiba.

Shino mengangguk. "Ya, kecuali gigimu."

"Tch, bicara mu itu menyebalkan sekali," desis Kiba. "Oh ya, kalian ingin makan taiyaki juga? Aku merekomendasikan ini, taiyaki yang baru. Ini seperti dimodifikasi, isinya berbeda dengan taiyaki biasanya, di dalamnya berisi krim putih dan selai stroberi, enak sekali!"

Sakura berjalan mendekat ke samping Kiba, Sakura sebenarnya tidak suka taiyaki, tapi Sakura suka krim dan stroberi. Sepertinya rasanya berbeda, itu membuat Sakura penasaran.

Sakura mengambil satu taiyaki yang tersaji di depannya, ia mengambil satu gigitan dan terkejut saat merasakan rasa yang benar-benar berbeda, Sakura menyukai rasa taiyaki itu.

"Kau benar, rasanya berbeda. Ini enak."

"Benarkah?" Shino terlihat penasaran, ia juga mengambil taiyaki disana. "Kiba yang akan membayarnya."

"Apa katamu?!"

Sakura terkekeh melihat tingkah Kiba dan Shino, entah kenapa Sakura merasa jika mereka tampak lucu, terlebih Kiba yang begitu cepat emosi dengan kata-kata Shino yang menjengkelkan.

"Sakura-chan!"

Sakura menoleh kearah suara yang terdengar memanggilnya, itu Naruto. Sakura melambai kearah Naruto, pria itu semakin mendekat, Naruto menatap bingung saat melihat di tangan Sakura ada taiyaki.

"Ku kira kau tidak suka itu. Oh ya, apa yang kalian lakukan disini?" Tanya Naruto penasaran.

"Kami sedang mencicipi taiyaki, ini baru dan berbeda," jawab Kiba. "Kau sendiri darimana? Kau terlihat berkeringat."

"Aa, benar. Aku sangat lelah harus terus lari dari mereka."

Shino dan Kiba saling menatap. "Mereka?"

"Para gadis-gadis..."

"Aa, haha.. tentu saja semua gadis akan mengerumuni pahlawan mereka, bukankah itu menyenangkan?" Kiba menyeringai.

Naruto mendelik. "Ini sama sekali tidak menyenangkan, ini melelahkan! Apalagi aku harus belajar di akademi dengan satu tangan."

"Tenang saja, Naruto, tangan buatan mu akan segera selesai," tukas Sakura menepuk bahu Naruto.

"Sakura-chan... ayo berkencan?"

Duaaaakk

"Ugh..."

"Kau ini masih saja," Sakura berjalan menjauh. "Oh ya, Naruto, bayarkan taiyaki ku."

"Eeeehh?!"

Kiba tertawa terpingkal-pingkal, ya ini sudah jadi nasib Naruto. Baru saja ia mendapat pukulan mentah dari kepalan tangan Sakura, Naruto juga harus membayar cemilan yang Sakura makan tadi.

"Kiba!" Seru Naruto tak terima Kiba menertawainya.

"Akamaru, ayo kabur selamatkan diri! Hahaha..."

Guk guk

Sementara itu, Sakura berjalan memasuki apartemennya, Sakura langsung membaringkan tubuhnya untuk beristirahat. Hari ini terasa begitu panjang, semuanya masih terasa damai.

Sakura menatap bingkai foto tim tujuh yang ada di atas mejanya, kini Sasuke telah kembali, berkumpul bersama mereka, walaupun Sasuke masih di dalam sel penjara.

Tapi Sakura bersyukur karena Sasuke telah kembali, perasaannya sudah tak seperti dulu lagi. Sakura memang masih menyukai Sasuke, tapi ia bukan gadis kecil lagi yang akan terlalu berlebihan dengan cinta.

Cinta itu bukan hal utama dalam kehidupan, saat ini bahkan Sakura akan dihadapkan dengan sebuah takdir konyol. Sakura melepaskan bingkai foto tim tujuh dan mengambil satu helai sisik besar berwarna hijau.

"Kekuatan seperti apa yang akan ku dapatkan dari sini?" Tanya Sakura bergumam sendiri.

Tak ingin terlalu memikirkan hal seperti ini, Sakura memilih untuk tidur, mengistirahatkan dirinya setelah semua yang terjadi.

Setelah beristirahat semalaman, Sakura bangun, membersihkan tubuhnya dan sarapan. Semua orang sudah memulai aktivitas mereka hari ini, hari pertama setelah dunia damai dan lebih tenang.

Sakura juga melanjutkan aktivitasnya, pergi ke rumah sakit untuk membantu warga Konoha yang masih terluka akibat perang. Untungnya banyak yang selamat setelah perang itu, walau ada banyak anak-anak yang memiliki trauma.

Bahkan bukan hanya anak-anak saja, orang dewasa yang merasa dirinya tak melakukan apapun juga tampak trauma. Mereka masih mengingat bagaimana sosok mengerikan Uchiha Madara saat perang dan itu membuat pihak rumah sakit yang mengatasi kendala seperti trauma ini.

"Sakura-san! Kami membutuhkan anda di ruangan 13!"

"Baik!"

Sakura melangkah cepat untuk melihat apa yang terjadi di ruangan 13, ada seseorang yang baru sadar setelah perang berakhir, Sakura membantunya untuk bergerak dengan normal setelah cukup lama tak sadarkan diri.

"Terimakasih, Sakura-san."

"Tidak masalah, ada juga beberapa pasien yang masih koma seperti anda, Rouga-san."

Setelah selesai di ruangan 13, Sakura memasuki ruangan yang lainnya untuk membantu perawat yang lain. Sakura menjadi semakin sibuk sekarang, apalagi Tsunade tiba-tiba memutuskan untuk bepergian setelah melepas jabatannya.

Sakura hampir lupa tentang hal ini, Kakashi baru saja dilantik sebagai Rokudaime Hokage. Sakura meregangkan tangannya, sepertinya ia akan pergi ke kantor Hokage saat jam istirahat.

"Halo, Rokudaime-sama, selamat atas jabatan anda yang baru."

.

.

.

Tbc...

.

Jangan lupa tinggalkan jejak
Thanks for reading, see you next chapter

Mermaid Cherry Blossom{✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang