16

275 30 8
                                    

"Bagaimana? Lumayan, kan?"

"Terimakasih makanannya."

"Tidak masalah, tapi datanglah lebih sering untuk belajar memasak, ini cukup menyenangkan."

"Seperti kau paling jago saja dalam hal memasak..."

Hana menatap tajam kearah Kiba yang meledeknya, Hana menyerang Kiba dengan mengunci pergerakan dari bagian leher pria itu. Membuat Kiba berteriak kesakitan, Sakura yang melihatnya hanya tertawa.

"Sana kau pergi antar Sakura-san pulang!"

"Eh, tidak perlu, Hana-san, aku bisa pulang sendiri," tolak Sakura.

Hana menggeleng. "Tidak bisa, Sakura-san. Aku tahu kau itu kuat, tapi tetap saja kau seorang gadis, ini sudah terlalu larut."

Sakura menghela nafas panjang, saat ini Sakura berjalan bersama Kiba ke apartemennya. Padahal Sakura sudah menolak berulang kali, tetap saja Hana mendesaknya seperti ini.

"Aku hanya mengantarmu, kenapa sampai menghela nafas berulang kali seperti itu?"

"Buat apa juga kau mengantar ku, bodoh?"

"Tidak apa, aku hanya bosan hanya melihat kak Hana saja."

Sakura menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Kiba, sementara berjalan Sakura menatap kearah Kiba dari sampingnya. Kiba menyilangkan kedua tangannya di belakang kepalanya, wajahnya tampak lebih menawan di malam hari seperti ini.

Sakura terkesiap dengan pikiran bodohnya, Sakura menggeleng sambil fokus menatap ke depan. Saat itu, Kiba melihat kearah Sakura, melihat wajah Sakura dari samping, wajahnya tampak cantik dan berseri.

Hingga Sakura menyadari tatapan Kiba, mereka saling bertatapan cukup lama hingga Sakura memalingkan wajahnya yang kini memerah. Ini memalukan, tapi Sakura merasa ada yang aneh dengan dirinya.

"Sakura," Kiba memanggil saat mereka sudah di depan apartemen Sakura.

"Ya?"

"Bagaimana jika aku menyukaimu?"

Deg

Jantung Sakura berdebar tak karuan mendengar pertanyaan Kiba, mereka kembali saling bertatapan. Sakura menyentuh dadanya, merasakan debaran kencang dari dalam, Sakura tidak seharusnya seperti ini.

"Jangan asal bicara," Sakura berjalan memasuki apartemennya. "Kau tidak pergi."

"Aku akan menunggumu masuk."

"Bodoh."

Sakura buru-buru memasuki apartemennya, setelah menutup pintu Sakura terduduk bersandar pada pintu. Wajahnya benar-benar memerah dan Sakura sama sekali tak bisa menghentikan debaran jantungnya itu.

Kiba membalikkan tubuhnya, melangkah kembali ke rumahnya. Sepanjang perjalanan pulang Kiba memperhatikan sekitar, melihat banyak hal yang tak pernah Kiba sadari.

Sejak dulu Kiba tak terlalu memusingkan kehidupannya, Kiba selalu merasa lebih baik daripada Naruto hingga tidak pernah berniat untuk mengembangkan diri. Hingga akhirnya Kiba tertinggal jauh di bawah Naruto, Kiba bahkan tidak pernah terpikirkan tentang hal yang disebut cinta.

Bagaimana cara melanjutkan klannya, bagaimana itu mencintai dan bagaimana rasanya saat dicintai. Tapi sepertinya belakangan ini Kiba jadi terlalu percaya diri, Kiba merasa jika ia sudah memiliki tujuannya sendiri.

Keesokan harinya, pagi-pagi saat Sakura akan berangkat kerja, Sakura baru saja membuka pintu dan di kejutkan oleh Kiba di depan pintu apartemennya. Kiba melambai sambil tersenyum.

"Apa-apaan...?"

"Aku akan mengantarmu."

"Tidak berguna," desis Sakura.

Mermaid Cherry Blossom{✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang