12

205 38 1
                                    

Sakura bergerak gelisah dalam tidurnya, ini bukan karena suara dengkuran halus dari bibir Sai atau karena ia hanya berdua dalam satu kamar dengan Sai. Ya, Sakura dan Sai hanya berdua saja dalam kamar.

Setelah Sakura memukul wajah Kiba tadi, Sakura mengusirnya keluar dari kamar. Itu karena Kiba memberi alasan jika ia tak sadar mendatangi Sakura karena terlalu wangi.

Sebenarnya Sakura malu dengan ucapan Kiba itu, namun itu membuatnya risih karena Kiba akan melakukan itu terus selama tidur. Tapi kini Sakura merasa bersalah, telah membiarkan Kiba diluar di tengah malam seperti ini.

Sakura membuka matanya, haruskah ia memanggil Kiba? Tapi bagaimana jika pria itu melakukan kecerobohan? Sakura tak tahu lagi, ia bangun dan berjalan keluar kamar untuk mencari Kiba.

Namun saat di depan pintu Sakura malah melihat Kiba yang tertidur nyenyak di samping Akamaru, Kiba terlihat nyaman berada disana. Sakura tahu jika bulu Akamaru memang membuat hangat, artinya Sakura tak perlu terlalu khawatir.

Sakura sudah tak merasa mengantuk lagi, ia berjalan-jalan keluar penginapan. Sakura berkeliling desa Suna dan melihat ada kolam buatan disamping kantor Kazekage, ini membuat Sakura tak tahan untuk melompat ke bawah sana.

Sakura tak memikirkan hal lain lagi, namun ini sangat menyenangkan. Sakura berubah sempurna disana dan ia tampak terus bermain-main, berputar di tengah kolam.

Hingga ada penjaga yang datang untuk memeriksa, itu terlihat aneh saat ada yang menceburkan diri ke dalam kolam di tengah malam. Sakura panik, bagaimana jika ia tertangkap disana.

Guk guk

"Hah? Ternyata hanya anjing?"

Sakura terkejut saat melihat Kiba yang mengulurkan tangan dari tepi kolam, Sakura meraih tangan itu yang membawanya naik. Kaki Sakura pun kembali utuh, saat ada penjaga lain datang Kiba langsung menarik Sakura untuk bersembunyi.

Mereka bersembunyi di sela kantor Kazekage, tempat yang sempit dan gelap. Bahkan tempat itu tak muat untuk dua orang, namun Kiba memaksa untuk bisa masuk.

Itu membuat tidak ada jarak diantara mereka, mereka saling berhadapan, Sakura hanya diam mematung karena masih terkejut, hingga Kiba mengeluarkan kepalanya untuk memastikan keadaan.

"Gawat, disini mulai banyak penjaga, apa yang kau lakukan sebenarnya?"

Sakura menunduk. "Aku hanya melihat kolam dan langsung ingin melompat."

"Hah.. sadarlah kau itu bukan manusia biasa, apalagi saat ini kita berada di desa lain. Bagaimana kalau kau ketahuan seperti ini diluar? Kau bisa dalam masalah, mungkin nantinya bukan hanya kau saja."

Kiba terus mengomel dan Sakura hanya diam saja seperti anak kecil, ini terlihat seperti orang tua yang memarahi anaknya. Hingga mereka berdua menyadari kedekatan mereka, ini bukan pertama kalinya.

Jantung mereka berdebar tak karuan, debaran yang terasa sangat jelas karena tak ada jarak diantara mereka. Penjaga yang berada di sekitar mereka bertambah banyak, itu tak bisa membuat mereka keluar dari sana.

Sehingga Sakura dan Kiba yang berdiri disana, itu berlangsung beberapa jam, berdiri dengan jarak yang begitu dekat, debaran jantung yang tak berhenti. Beberapa jam itu berlalu sangat lama, hingga mereka merasa aneh satu sama lain.

Matahari mulai terbit, orang-orang mulai berlalu lalang di sekitar untuk menjalankan aktivitas mereka masing-masing. Ini kesempatan untuk Kiba dan Sakura keluar, namun baru satu kali melangkah suara dari samping mereka terdengar.

"Apa yang kalian lakukan disana?!"

Kiba menarik Sakura lagi, namun sambil mencium bibirnya dan membuat Sakura terkejut, matanya melotot karena Kiba yang tiba-tiba mencium bibirnya. Itu bukan hal wajar hanya untuk bersembunyi, namun beberapa saat kemudian mata mereka terpejam.

"Hah?!"

Kiba menoleh, menghentikan ciumannya dan berpura-pura terkejut menatap penjaga yang memergoki mereka berciuman. Walaupun itu hanya berpura-pura, namun wajah mereka memerah.

"Astaga, maafkan kami, aku tidak sadar karena sudah lama tidak melakukannya."

"Lain kali jangan melakukan itu."

Kiba mengangguk dan menggenggam tangan Sakura, menarik tangan gadis itu untuk berjalan pergi bersamanya. Itu membuat Sakura semakin terkejut, setelah berdiri berdekatan tanpa jarak, Kiba menciumnya lalu sekarang menggenggam tangannya.

Sakura menatap tangannya yang digenggam dengan erat, Sakura juga memandang punggung Kiba. Pria itu membawanya dengan langkah cepat, membuat Sakura berusaha menyamai langkah mereka.

Wajah Kiba terlihat dari samping, entah kenapa Sakura baru menyadarinya, menyadari bahwa Kiba cukup tampan. Sakura terus menatap wajah Kiba dari samping, hingga Kiba tiba-tiba menghentikan langkahnya.

/Disini Kiba tampan, bukan yang kayak di Boruto, ketampanannya juga sampai tua disini, just halu/

Sakura terkejut karena wajahnya menubruk pada punggung Kiba, baru saja Sakura ingin protes. Kiba sudah menoleh menatap kearahnya, raut wajahnya tampak berubah.

"Tunggu- sepertinya aku melupakan sesuatu, kenapa kau tidak melakukan jutsu portal mu saja?"

Sakura tersentak. "Aku lupa dengan itu."

"Konyol," Kiba tiba-tiba menyeringai. "Jangan-jangan kau sengaja melakukan ini agar bisa berdekatan dengan ku dalam waktu lama?"

"Mana mungkin!"

Kiba menguap seolah acuh. "Aku sangat sangat mengantuk..."

"Tch. Kau pikir hanya kau saja?"

"Oi, kalian."

Sakura dan Kiba menoleh. "Shino?"

"Apa yang kalian lakukan disini? Semuanya sudah menunggu di perbatasan."

Sakura dan Kiba hanya diam saja, mereka berjalan mengikuti Shino, tidak mungkin mereka mengatakan apa yang sudah terjadi. Sakura tidak tahu akan mencari alasan seperti apa, sementara Kiba hanya terlihat acuh.

Di perbatasan desa Suna, Sai membuat burung lukisan untuk membawa mereka pulang. Sakura bersama Sai dalam satu burung, Kiba bersama Shino, sementara Hinata bersama salah satu perawat rumah sakit Konoha.

Sebagian perawat desa Konoha dibagi ke tempat lain untuk membantu orang-orang sakit di luar sekitar desa. Sementara Sai langsung membawa Sakura ke rumah sakit desa Konoha.

Selama jalan pulang, Sakura terus tertidur, begitupun dengan Kiba. Bagaimana tidak jika mereka terus berdiri di tempat sempit tanpa bergerak sama sekali, tertidur saja tidak, Sakura bahkan melupakan jika ia bisa berpindah tempat.

"Kau menemukan mereka dimana, Shino?" Tanya Sai penasaran.

"Jalan dekat kantor Kazekage," jawab Shino sambil melirik sekilas kearah Kiba yang tertidur pulang. "Sepertinya ada sesuatu yang terjadi diantara mereka."

Sai tersenyum. "Itu bagus, Sakura tidak perlu menunggu Sasuke lagi, dia sudah terlalu lama menunggunya."

"Apakah ini.. tentang cinta?"

.

.

.

Tbc...

.

Jangan lupa tinggalkan jejak
Thanks for reading, see you next chapter

Mermaid Cherry Blossom{✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang